21
pendapatan. Sedangkan luas wilayah suatu daerah dapat dijadikan ukuran suatu daerah untuk mengalokasikan anggarannya untuk pembangunan terutama berupa
pembangunan infrastruktur berupa jalan dan jaringan. Namun, Dana Alokasi Umum secara statistik tidak berpengaruh terhadap alokasi belanja modal. Hal ini
mengindikasikan bahwa Dana Alokasi Umum yang selama ini diterima daerah tidak digunakan untuk pembangunan daerah yang terlihat dalam alokasi belanja
modal.
2.3.1 Hubungan Pendapatan Asli Daerah dengan Belanja Modal
Kewenangan pemerintah daerah dalam pelaksanakan kebijakannya sebagai daerah otonomi sangat dipengaruhi oleh kemampuan daerah
tersebut dalam menghasilkan pendapatan daerah. Semakin besar pendapatan asli daerah yang diterima, maka semakin besar pula
kewenangan pemerintah daerah tersebut dalam melaksanakan kebijakan otonomi. Pelaksanaan otonomi daerah bertujuan untuk meningkatkan
pelayanan publik dan memajukan perekonomian daerah. Salah satu cara untuk meningkatkan pelayanan publik dengan melakukan belanja untuk
kepentingan investasi yang direalisasikan melalui belanja modal Ardhani, 2011.
PAD memiliki peran untuk pelaksanaan otonomi daerah guna mencapai tujuan utama penyelengaraan otonomi daerah yang ingin
meningkatkan pelayanan publik dan memajukan perekonomian daerah. Pelayanan publik yang ditunjukkan melalui sarana dan prasarana yang
memadai membuat masyarakat mampu melakukan aktivitas sehari –
harinya secara aman dan nyaman yang akan berpengaruh pada tingkat
Universitas Sumatera Utara
22
produktivitasnya yang semakin meningkat, dan dengan adanya infrastruktur yang memadai akan menarik investor untuk membuka usaha
di daerah tersebut. Adanya pertambahan belanja modal berdampak pada produktivitas masyarakat yang meningkat sehingga investor bertambah
dan pada akhirnya meningkatkan pendapatan asli daerah.
2.3.2 Hubungan Dana Alokasi Umum dengan Belanja Modal
DAU adalah dana yang berasal dari APBN yang dialokasikan dengan tujuan untuk pemerataan keuangan antar daerah untuk membiayai
kebutuhan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Dana perimbangan keuangan merupakan konsekuensi adanya penyerahan
kewenangan pemerintah pusat kepada pemerintah daerah. Dengan demikian, terjadi transfer yang cukup signifikan dalam APBN dari
pemerintah pusat ke pemerintah daerah. Pemerintah daerah dapat menggunakan dana perimbangan keuangan DAU untuk memberikan
pelayanan kepada publik yang direalisasikan melalui belanja modal Ardhani, 2011.
Dalam studi yang dilakukan oleh Legrenzi Milas 2001 menemukan bukti empiris bahwa dalam jangka panjang, jumlah transfer
berpengaruh terhadap belanja modal. Hal ini memberikan adanya indikasi kuat bahwa perilaku belanja daerah khususnya belanja modal akan sangat
dipengaruhi sumber dana perimbangan yang diterima daerah melalui DAU.
Universitas Sumatera Utara
23
2.3.3 Hubungan Luas Wilayah dengan Belanja Modal