Metode Pengumpulan Data Analisis Statistik Deskriptif

27 Dengan pertimbangan peneliti, maka kriteria dalam pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Kabupatenkota di Sumatera Utara yang mempublikasikan laporan APBD dalam situs Direktoral Jenderal Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan Republik Indonesia http:www.djpk.kemenkeu.go.id. 2. Kabupatenkota di Sumatera Utara yang mempublikasikan Laporan Realisasi APBD secara lengkap dan terus-menerus selama periode 2011- 2013. Setelah dilakukan penentuan kriteria, didapatkan jumlah sampel sebanyak 22 kabupatenkota dari 33 kabupatenkota di Sumatera Utara.

3.4 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain misalnya dalam bentuk tabel-tabel atau diagram-diagram. Sumber data peneliti adalah dari dokumen laporan realisasi APBD yang diperoleh dari situs Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan Republik Indonesia http:www.djpk.kemenkeu.go.id .

3.5 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan di dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode dokumentasi. Pada penilitian ini, penulis menggunakan metode dokumentasi yang meliput pengumpulan data dan informasi melalui pengujian arsip dan dokumen dengan mengumpulkan, mencatat, dan mengolah data yang berkaitan dengan penelitian. Universitas Sumatera Utara 28

3.6 Teknik Analisis

Metode yang digunakan untuk menganalisis penelitian ini adalah metode regresi dan untuk menjamin bahwa metode yang dipilih telah sesuai dan memenuhi asumsi-asumsi yang dipersyaratkan dalam penggunaannya maka akan dilakukan uji asumsi klasik Ghozali. 2001 3.6.1 Uji Asumsi Klasik 3.6.1.1 Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model variabel bebas dan terikat keduanya bebas dan berdistribusi normal. Model yang baik bila memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Dalam penelitian ini untuk menguji apakah distribusi data normal atau tidak dilakukan dengan cara analisis grafik.  Untuk mendeteksi normalitas data dapat dilakukan melalui analisis statistik yang dapat dilihat melalui Kolmogorov- Smirnov test K-S.  Dengan mengamati histogram yang membandingkan data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Apabila distribusi data observasi mendekati distribusi yang mendekati distribusi normal maka model memenuhi asumsi normalitas.  Selain Kolmogorov-Smirnov dan histogram, digunakan juga normal probability plot dengan membandingkan distribusi kumulatif dari data yang sesungguhnya dengan distribusi Universitas Sumatera Utara 29 kumulatif dan distribusi normal. Jika plot data mengikuti garis diagonal yang dibentuk oleh distribusi normal maka model memenuhi asumsi normalitas.

3.6.1.2 Uji Multikolinearitas

Dilakukan untuk mengetahui apakah pada model ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Pada model yang baik tidak terjadi korelasi antara variabel bebas. Uji asumsi klasik seperti multikolinearitas dapat dilaksanakan dengan jalan meregresikan model analisis dan melakukan uji korelasi antar variabel independen dengan menggunakan Variance Inflating Factor VIF. Batas dari VIF adalah 10 dan nilai tolerance value adalah 0,1. Jika nilai VIF lebih besar dari 10 dan nilai tolerance value kurang dari 0,1 maka terjadi multikolinearitas.

3.6.1.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas Ghozali, 2001. Universitas Sumatera Utara 30

3.6.1.4 Uji Autokorelasi

Autokorelasi merupakan suatu kondisi dimana terdapat korelasi atau hubungan antar pengamatan atau observasi, baik itu dalam bentuk observasi deret waktu atau observasi cross- section Gunawan, 2013. Jika terdapat autokorelasi dalam sebuah penelitian, maka varians tidak minimum dan uji-t tidak dapat digunakan karena dapat memberikan kesimpulan yang salah. Guna mendeteksi ada tidaknya autokorelasi banyak metode yang dapat digunakan antara lain yakni uji Durbin Watson, uji Lagrange Multiplier, uji Statistik Q : Box - Pierce dan Ljung Box, uji Breusch-Godfrey dan metode grafik. Penelitian ini sendiri menggunakan uji Durbin Watson. Ukuran yang digunakan adalah apabila nilai Durbin Watson DW mendekati angka 2, maka dapat dikatakan bahwa data tersebut tidak memiliki autokorelasi dan sebaliknya.

3.6.2 Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis ini digunakan untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang positif dari variabel independen X 1 , X 2, X 3 terhadap variabel dependen Y dengan model regresi sebagai berikut : Y = α + β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + ε Dimana : α = bilangan konstanta β = koefisien beta Universitas Sumatera Utara 31 X 1 = PAD X 2 = DAU X 3 = Luas Wilayah Y = Belanja Modal ε = Standar Error

3.6.3 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan metode regresi linear berganda. Analisis regresi linear berganda dilakukan untuk menguji fungsi linear variabel dependen Y terhadap variabel independen X1, X2, X3 dengan bantuan software SPSS versi 17. Analisis meliputi uji koefisien determinasi adjusted R square, uji signifikansi simultan uji F, uji signifikansi parsial uji t, uji persamaan gari s regresi uji koefisien β, dan menentukan koefisien regresi.

3.6.3.1 Koefisien Determinasi adjusted R square

Koefisien determinasi bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen. Koefisien determinasi terletak pada tabel model summary dan tertulis R Square. Nilai koefisien korelasi r menunjukkan seberapa besar hubungan yang terjadi antara variabel independen terhadap variabel dependen. Nilai R berkisar antara 0 sampai 1, apabila nilai semakin mendekati 1 berarti hubungan yang terjadi semakin kuat, sebaliknya nilai semakin mendekati 0 maka hubungan yang terjadi semakin lemah. Universitas Sumatera Utara 32

3.6.3.2 Uji Signifikansi Simultan Uji F

Uji statistik F dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel independen X1, X2, X3 yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen Y. Uji statistik F tersebut dilakukan dengan memperhatikan ketentuan sebagai berikut : a. Tingkat signifikansi α = 5 b. df derajat kebebasan = jumlah data – 2 c. Jika statistik F hitung statistik F tabel , maka H diterima dan menolak H 1 d. Jika statistik F hitung statistik F tabel , maka H ditolak dan menerima H 1 e. Pengujian F tabel untuk 2 sisi Dimana : H : Variabel bebas secara simultan bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel terikat H 1 : Variabel bebas secara simultan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel terikat.

3.6.3.3 Uji Signifikansi Parsial Uji t

Uji statistik t dilakukan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel bebas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat, sehingga uji statistik t ini digunakan untuk menguji hipotesis. Uji statistik t tersebut dilakukan dengan memperhatikan ketentuan sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 33 a. Tingkat signifikansi α = 5 b. df derajat kebebasan = jumlah data – 2 c. Jika statistik t hitung statistik t tabel, maka H diterima dan menolak H 1 d. Jika statistik t hitung statistik t tabel , maka H ditolak dan menerima H 1 e. Pengujian t tabel untuk 2 sisi Dimana : H : Variabel bebas secara individual bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel terikat H 1 : Variabel bebas secara individual merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel terikat. Universitas Sumatera Utara 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai maksimum, nilai minimum, nilai rata-rata mean dan nilai standar deviasi dari variabel Belanja Modal, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dalam jutaan rupiah dan Luas Wilayah dalam km 2 . Berdasarkan analisis statistik deskriptif diperoleh gambaran sampel sebagai berikut : Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Belanja Modal 66 34,243.00 352,334.00 161,562.4545 75,714.77589 Pendapatan Asli Daerah 66 5,805.00 328,348.00 45,995.9545 56,230.82056 Dana Alokasi Umum 66 198,239.00 1,260,755.00 473,552.6364 2.21972E5 Luas Wilayah 66 41.31 6,262.00 2,543.3500 1,952.87981 Valid N listwise 66 Sumber: hasil olahan software SPSS Berdasarkan Tabel 4.1, diketahui nilai Belanja Modal minimum adalah Rp 34.243.000,- sedangkan nilai Belanja Modal maksimum adalah Rp 352.334.000,-. Rata-rata mean Belanja Modal adalah Rp 161.562.454,5,- dan standar deviasinya sebesar Rp 75.714.775,89,-. Diketahui nilai Pendapatan Asli Daerah minimum adalah Rp 5.805.000,- sedangkan nilai Pendapatan Asli Daerah maksimum adalah Rp 328.348.000,-. Rata-rata mean Pendapatan Asli Daerah adalah Rp 45.995.954,5,- dan standar deviasinya sebesar Rp 56.230.820,56,-. Universitas Sumatera Utara 35 Nilai Dana Alokasi Umum minimum adalah Rp 198.239.000,- sedangkan nilai Dana Alokasi Umum maksimum adalah Rp 1.260.755,-. Rata-rata mean Dana Alokasi Umum adalah Rp 473.552.636,4,- dan standar deviasinya sebesar Rp 221.972,-. Nilai Luas Wilayah minimum adalah 41,31 km 2 sedangkan nilai Luas Wilayah maksimum adalah 6,262 km 2 . Rata-rata mean Luas Wilayah adalah 2,543.3500 km 2 , dan standar deviasinya sebesar 1,952.87981 km 2 .

4.2 Uji Asumsi Klasik

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan Dana Alokasi Umum (DAU) Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Pada Pemerintahan Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

7 86 98

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK) terhadap Belanja Modal pada Kota di Pulau Sumatera

3 155 93

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU) dan Luas Wilayah terhadap Alokasi Belanja Modal pada Kabupaten/Kota di Sumatera Utara

0 85 80

Pengaruh Rasio Efektivitas Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) terhadap Tingkat Kemandirian Pemerintahan Kabupaten/Kota di Propinsi Sumatera Utara

4 37 108

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dan Dana Alokasi Umum (DAU) Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Pada Pemerintahan Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

1 41 93

Analisis Flypaper Effect pada Dana Alokasi Umum (DAU) dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Belanja Modal pada Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2013

2 47 77

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan Dana Alokasi Umum (DAU) Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Pada Pemerintahan KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara

0 0 11

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK) terhadap Belanja Modal pada Kota di Pulau Sumatera

0 0 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pendapatan Asli Daerah (PAD) - Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU) dan Luas Wilayah terhadap Alokasi Belanja Modal pada Kabupaten/Kota di Sumatera Utara

0 0 16

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU) dan Luas Wilayah terhadap Alokasi Belanja Modal pada Kabupaten/Kota di Sumatera Utara

0 0 7