tersangka.Karena itu tidak merupakan kewajiban bagi polisi, maka penyiapan rohaniwan dari masing-masing agama tergantung kesukarelaan dari para
rohaniawan masing-masing agama untuk datang dan memberikan bimbingan kepada para tahanan.
Dari hasil penelitian yang dilakukan di Polrestebes Semarang, bahwa untuk penerapan hak tersangka anak dalam menerima kunjungan rohaniawan kedalam
ruang tahanan masih kurang baik dalam penerapannya. Kunjungan rohaniawan keruang tahanan untuk memberikan bimbingan rohani kepada tahanan, hanya
dilaksanakan oleh rohaniawan dari agama kristen. Secara umum, penyidik atau penyidik pembantu telah memberikan hak kepada para tersangka untuk menerima
kunjungan rohaniawan, hanya saja terkadang rohaniawan tidak rutin dalam memberikan bimbingan rohani kepada tahanan setiap minggunya, karena memang
sifanya sukarela.
4.2.8 Hak untuk ditempatkan secara khusus yang diperuntukkan
bagi tersangka anak
Polrestabes Semarang pada dasarnya belum memiliki tempat yang khusus dipergunakan sebagai tempat penahanan tersangka anak.Tersangka anak yang
ditahan, diletakkan dalam satu areal dengan tersangka dewasa bahkan apabila tahanan sedang banyak maka dicampur dengan tersangka dewasa.
Menurut perwira urusan tahanan dan barang bukti TAHTI, Ajun Komisaris Polisi Kumarsini, SH, beliau menyebutkan bahwa ruang tahanan yang
yang sangat kecil dan terbatas membuat hak ini kadang terabaikan. Lebih lengkap dalam wawancaranya beliau menyebutkan bahwa :
Kita memang kendalanya dari segi fasilitas, dimana tahanan di Polrestabes Semarang ini sangat kecil dan terbatas.Jadi mau tidak mau kita harus
mencampur mereka dengan tahanan dewasa.Karena memang sejauh ini belum ada dibangun ruang tahanan yang khusus untuk anak.Mungkin untuk
kedepan hak ini bisa terpenuhi kalau ruang tahanannya sudah ada dan sudah dibangun yang lebih besar.Karena memang sudah lama kita mengusulkan
ini ke pemerintah untuk memberikan anggaran terhadap hal ini. Hasil wawancara dengan Kumarsini, Rabu tanggal 4 April 2011 pukul 10.05 WIB
di Polrestabes Semarang
Ketika hal ini penulis tanyakan kepada PD Anak mantan narapidana yang juga pernah mengalami penahanan dia menyebutkan bahwa :
Kalau untuk ruangan khusus anak itu tidak ada, kami sering satu sel dengan tahanan dewasa, itupun bersempit-sempitan.Biasanya kalau untuk satu sel
ada 12 orang tahanan.Hasil wawancara dengan anak mantan narapidana yang juga pernah mengalami penahanan, Jumat tanggal 12 Agustus 2011
pukul 10.05 WIB
Hak ini diatur dalam Pasal 44 Ayat 6 Undang-undang nomor 3 tahun 1997 tentang Peradilan Anak, yang berbunyi:
Penahanan terhadap anak dilaksanakan ditempat khusus untuk anak di lingkungan Rumah Tahanan Negara, cabang Rumah Tahanan Negara, atau
ditempat tertentu. Makna yang terkandung dalam Pasal ini adalah tersangka anak harus
ditempatkan secara khusus pada bangunan ruang tahanan yang khusus untuk menampung tersangka anak.
Dari hasil penelitian yang dilakukan di Polrestebes Semarang, Hak yang tercantum dalam Pasal ini belum dapat diberikan sepenuhnya oleh Polrestabes
Semarang kerena terbatasnya sarana ruang tahanan yang tersedia. Polresrabes Semarang hanya memiliki satu bangunan ruang tahanan yang terdiri dari
limabelas ruangan kompleks ruang tahanan, yang berukuran masing-masing antara 2 X 4 meter sampai dengan 4 X 4 meter, yang ketiga sisi dindingnya
tertutup rapat dan hanya sisi depan yang terbuat dari teralis besi, yang termasuk berfungsi sebagai pintu keluar masuk kamar tahanan tersebut. Dari 15 kamar
tersebut, 11 sebelas kamar untuk tahanan orang umum laki-laki, 2 dua Kamar untuk tahanan umum perempuan, 2 dua kamar untuk tahanan Narkoba, dan 1
satu kamar untuk tahanan anggota Polri. Kapasitas kamar tahanan tersebut adalah dihuni oleh 7 tujuh orang untuk setiap kamar tahanan umum, dan 5 lima
orang untuk tahanan Polri. Jadi dari data ini bisa dilihat bahwa sama sekali tidak ada tempat tahanan khusus yang diperuntukkan untuk tahanan anak. Anak
cenderung ditempatkan satu tahanan dengan tahanan dewasa.
4.2.9 Hak untuk ditempatkan secara terpisah dengan tahanan