dengan perwakilan negarannya dalam pemeriksaan proses perkarannya maupun tidak.
Dari hasil penelitian yang dilakukan di Polrestebes Semarang, bahwa untuk penerapan hak tersangka anak yang ditahan untuk menghubungi penasihat
hukumnya, sudah diterapkan dengan baik oleh penyidik.Dimana diberikan ruang yang cukup bebas kepada penasehat hukum maupun kepada tersangka anak untuk
berkomunikasi dan berkonsultasi baik sewaktu anak berada di dalam ruang tahanan maupun sewaktu anak tersebut dilakukan penyidikan oleh penyidik. Hal
ini merupakan suatu bentuk perwujudan dari amanat Pasal 66 Ayat 6 Undang- undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia yang menyebutkan
bahwa : Setiap anak yang dirampas kebebasannya berhak memperoleh bantuan
hukum atau bantuan lainnya secara efektif dalam setiap tahapan upaya hukum yang berlaku.
4.2.2 Hak tersangka mendapat kunjungan dokter pribadinya.
Menurut Perwira Urusan Tahanan dan Barang Bukti TAHTI, Ajun Komisaris Polisi Kumarsini, SH, beliau belum pernah menemukan anak tahanan
yang mempunyai dokter pribadi, sehingga untuk penerapan dari hak ini hampir tidak pernah di Polrestabes Semarang. Adapun tindakan yang diambil sewaktu
anak tahanan sakit adalah memberikan pertolongan pertama kepada anak di dalam tahanan, dan kemudian apabila mendesak maka akan segera dirujuk kedokter
untuk berobat. Lebih lengkap dalam wawancaranya beliau menyebutkan bahwa :
Untuk Hak tersangka mendapat kunjungan dokter pribadinya belum pernah terjadi di Polrestabes ini.Setidaknya selama saya bertugas disini saya belum
pernah menemukan ada anak tahanan yang mempunyai dokter pribadi. Walaupun sebenarnya Undang-undang memerintahkan demikian, akan
tetapi untuk realisasinya belum pernah terjadi disini. Adapun tindakan dari pihak kita sendiri ketika menangani anak yang sakit di tahanan adalah
memberikan pertolongan pertama kepada si anak tersebut di dalam tahahanan. Kemudian apabila sakitnya memang parah, seperti sakit bawaan
sebelum jadi tersangka maka dari pihak kita akan langsung merujuknya ke dokter. Hasil wawancara dengan Kumarsini, Rabu tanggal 4 April 2011
pukul 13.05 WIB di Polrestabes Semarang 2011
Ketika hal ini penulis tanyakan kepada PD Anak mantan narapidana yang juga pernah mengalami penahanan dia menyebutkan bahwa :
Selama saya diruang tahanan itu, saya tidak penah melihat ada tahanan yang mempunyai dokter sendiri.Yang saya perhatikan kalau ada anak yang sakit
biasanya mereka hanya minum obat biasa saja, jadi tidak ada yang pakai dokter pribadi untuk pengobatannya.Hasil wawancara dengan anak mantan
narapidana yang juga pernah mengalami penahanan, Sabtu tanggal 13 Agustus 2011 pukul 10.05 WIB
Hak tersangka ini diatur dalam Pasal 58 Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana KUHAP, yang berbunyi :
Tersangka atau terdakwa yang dikenakan penahanan berhak menghubungi dan menerima kunjungan dokter pribadinya untuk kepentingan kesehatan
baik yang ada hubungannya dengan proses perkara maupun tidak. Pasal ini memberikan hak kepada anak untuk mendapatkan kunjungan
dokter pribadi bagi tahanan anak yang mempunyai dokter pribadi. Dari hasil pengamatan, hak tersangka sebagaimana diatur dalam Pasal 58 KUHAP ini, tidak
pernah digunakan oleh tersangka anak selama berada dalam tahanan karena memang rata-rata anak yang pernah ditahan di Polrestabes Semarang tidak pernah
ada yang punya dokter pribadi. Sehingga untuk penerapan Pasal 58 Kitab
Undang-undang Hukum Acara Pidana KUHAP ini tidak bisa diteliti dan dilihat penerapannya di Polrestabes Semarang.
4.2.3 Hak tersangka yang dikenakan penahanan untuk