Tata Ruang Wilayah Politik Ekologi Pengelolaan Mangrove Di Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung
23 Secara teoritis, konsep hak kepemilikan property right dapat digunakan
untuk menjelaskan status kepemilikan dari lahan-lahan mangrove di atas; dimana menurut Robbins 2004 hak kepemilikan merupakan salah satu bagian dari kajian
politik ekologi. Ostrom dan Schlager 1996 mengemukakan bahwa hak kepemilikan dalam pelaksanaannya dapat dibagi lebih lanjut menjadi beberapa
bentuk, yaitu: access dan withdrawal, management, exclusion, dan alienation. Hak akses access adalah hak untuk memasuki suatu batas fisik kepemilikan
yang telah ditetapkan. Hak pemanfaatan withdrawal adalah hak untuk mendapatkan hasil atau produk dari suatu sumberdaya. Hak pengelolaan
management adalah hak untuk mengatur pola-pola pemanfaatan internal dan mengubah sumberdaya dengan melakukan perbaikan. Hak ekslusi exclusion
adalah hak untuk menentukan siapa yang akan mendapatkan hak akses dan bagaimana hak tersebut ditransfer. Hak pengalihan alienation adalah hak untuk
menjual atau menyewakan salah satu atau lebih hak-hak pilihan kolektif di atas.
Selanjutnya Ostrom dan Schlager 1996 membedakan hak-hak yang dimiliki oleh lima kelompok masyarakat yang mempunyai strata hak kepemilikan
dari yang paling rendah sampai yang paling tinggi, yaitu: authorized entrant, authorized user, claimant, proprietor
, dan owner Tabel 6. Authorized entrant
adalah individu-individu yang diberi hak untuk dapat memasuki sumberdaya. Authorized user
adalah individu-individu yang diberi hak untuk dapat memasuki dan memanfaatkan sumberdaya. Claimant adalah individu-individu yang memiliki
hak yang sama sebagai authorized user ditambah hak pilihan kolektif untuk menentukan pengelolaannya. Proprietor adalah individu-individu yang memiliki
hak pilihan kolektif untuk berpartisipasi dalam pengelolaan dan menentukan keikutsertaanmengeluarkan pihak lain. Owner adalah individu-individu yang
diberi hak pilihan kolektif untuk dapat memasuki dan memanfaatkan, menentukan bentuk pengelolaan, menentukan keikutsertaanmengeluarkan pihak lain, dan
dapat memperjualbelikan hak atas sumberdaya. Dengan ciri-ciri hak kepemilikan di atas, maka secara de facto pihak-pihak, baik yang menguasai lahan-lahan
mangrove secara formal dengan bukti kepemilikan maupun informal dapat disebut sebagai owner; namun secara de jure hanya pihak-pihak yang memiliki
bukti kepemilikan secara formallah yang lebih kuat kedudukannya. Ada juga pihak yang disebut sebagai proprietor, karena hanya memiliki hak akses, hak
pemanfaatan, hak pengelolaan, dan hak ekslusi, yaitu kelembagaan lokal pengelolaan mangrove yang berada di Desa Pulau Pahawang.
Tabel 6 Hak-hak yang terikat berdasarkan posisi kelompok masyarakat
Tipe hak Owner
Proprietor Claimant
Authorized user
Authorized entrant
Access X
X X
X X
Withdrawal X
X X
X Management
X X
X Exclusion
X X
Alienation X
Sumber: Ostrom dan Schlager 1996
24 Menurut Bromley 1991 ada empat rezim pengelolaan kepemilikan, yaitu:
rezim kepemilikan pribadi private property regime, rezim kepemilikan bersama common property regime, rezim kepemilikan oleh negara state property
regime , dan rezim akses terbuka open acces regime. Rezim kepemilikan
pribadi adalah kepemilikan pribadi terhadap sesuatu, dimana hak terhadap sesuatu tersebut melekat pada pemiliknya, sehingga aturan yang berkaitan dengan sesuatu
tersebut ditetapkan sendiri dan hanya berlaku untuk pemiliknya. Rezim kepemilikan bersama adalah kepemilikan oleh sekelompok orang tertentu dimana
hak, kewajiban, dan aturan ditetapkan dan berlaku untuk anggota kelompok tersebut. Rezim kepemilikan oleh negara adalah hak kepemilikan dan aturan-
aturannya ditetapkan oleh negara dan invidu tidak boleh memilikinya. Rezim akses terbuka adalah tidak ada aturan yang mengatur mengenai hak dan
kewajiban.
Mengacu pada konsep rezim pengelolaan kepemilikan di atas, maka terdapat beberapa rezim pengelolaan kepemilikan lahan-lahan mangrove di
Kabupaten Pesawaran. Lahan-lahan mangrove yang berada di lahan milik merupakan rezim kepemilikan pribadi. Lahan-lahan mangrove yang tidakbelum
dibebani hak milik secara de jure merupakan rezim kepemilikan negara karena merupakan bagian dari kawasan perlindungan setempat berdasarkan peraturan
daerah mengenai RTRW; tetapi secara de facto dalam kondisi akses terbuka. Rezim kepemilikan bersama, secara de facto, dapat ditemui pada lahan mangrove
yang dikelola oleh kelembagaan lokal di Desa Pulau Pahawang; namun secara de jure
lahan-lahan mangrove tersebut sebenarnya merupakan rezim kepemilikan negara. Lahan mangrove yang berada di wilayah pangkalan angkatan laut TNI
AL merupakan rezim kepemilikan oleh negara.