Tujuan Manfaat Waktu dan Tempat Penelitian Jenis Data Pengumpulan Data

memenuhi kebutuhannya sebagaimana yang dikemukakan Jaya 2004. Oleh karena itu, dalam penelitian ini tingkat teknologi dari suatu galangan akan dikaji dari empat komponen teknologi, yaitu: technoware perangkat keras, humanware perangkat pelaku, infoware perangkat informasi, dan orgaware perangkat organisasi. Dok Pembinaan UPT BTPI adalah salah satu galangan yang terletak di komplek UPT BTPI Muara Angke Jakarta. Saat ini, galangan tersebut hanya melayani kegiatan reparasi bagi kapal-kapal yang ada di sekitar Muara Angke. Kegiatan pembangunan kapal sudah tidak dilakukan lagi karena biaya yang tinggi dalam mendatangkan kayu untuk membangun kapal. Mahalnya biaya untuk mendatangkan kayu dari tempat asalnya membuat harga jual kapal kayu sangat tinggi sehingga pembeli beralih ke galangan kapal lain di daerah yang memiliki sumber kayu melimpah dengan harga yang relatif lebih murah. Dok Pembinaan UPT BTPI merupakan salah satu galangan yang menjadi tujuan kapal yang akan melakukan reparasi di Muara Angke. Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan reparasi cukup lama, sehingga sering terjadi antrian kapal yang akan melakukan reparasi. Banyaknya permintaan untuk mereparasi kapal di Dok Pembinaan UPT BTPI, menjadi alasan perlunya meningkatkan kapasitas di galangan tersebut. Sebelum dilakukan peningkatkan teknologi, perlu dilakukan terlebih dahulu penilaian tingkat teknologi yang ada saat ini di galangan Dok Pembinaan UPT BTPI.

1.2 Tujuan

1 Mendeskripsikan teknik reparasi kapal ikan di Dok Pembinaan UPT BTPI Muara Angke Jakarta; dan 2 Menentukan tingkat teknologi di Dok Pembinaan UPT BTPI Muara Angke Jakarta berdasarkan komponen teknologi technoware, humanware, infoware, dan orgaware.

1.3 Manfaat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan kepada pihak yang terkait yaitu Pemerintah Daerah DKI Jakarta dan pihak UPT BTPI Muara Angke mengenai tingkat teknologi Dok Pembinaan UPT BTPI Muara Angke. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan pertimbangan bagi pihak Dok Pembinaan UPT BTPI Muara Angke Jakarta untuk pengembangan teknologi dan kemajuan galangan kapal. 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Terminologi 2.1.1 Tradisional Susilo et al. 1992 menjelaskan bahwa tradisional adalah kebiasaan yang timbul dan berkembang serta melembaga dalam masyarakat dari masa ke masa untuk kurun waktu tertentu, sekurang-kurangnya sampai dua generasi. Tradisional juga dapat diartikan sebagai sikap dan cara berfikir serta bertindak yang selalu berpegang teguh pada norma dan adat kebiasaan yang ada secara turun-temurun atau menurut tradisi Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1999. Namun dalam konteks reparasi kapal ikan, istilah tradisional tersebut tidak diartikan sebagai sesuatu yang ketinggalan zaman atau sesuatu yang sudah tidak layak lagi untuk diterapkan. Cara reparasi kapal yang seolah-olah telah menjadi tradisi turun-temurun inilah yang kemudian memunculkan istilah tradisional di atas.

2.1.2 Modern

Modern dapat diartikan sebagai sikap dan cara berfikir serta bertindak sesuai dengan tuntutan zaman Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1999. Brinton 1981 menjelaskan bahwa modern berasal dari kata tambahan B ahasa Latin ”kemudian” yang berarti sekarang ini, dan dalam Bahasa Inggris berarti yang berlaku sekarang sebagai lawan kuno ancient. Salah satu ciri dari kehidupan modern adalah kesadaran akan suatu cara hidup baru yang lebih baik dan dimiliki bersama serta berlainan dengan cara hidup nenek moyang. Oleh karena itu, manusia diharapkan mampu menghasilkan suatu cara, metode ataupun proses baru yang lebih baik dan berbeda dengan cara hidup generasi sebelumnya agar dapat memenuhi kebutuhan dan meningkatkan taraf hidupnya sesuai dengan tuntutan zaman.

2.1.3 Teknologi

Teknologi dapat dikatakan sebagai sebuah proses kreatif yang melibatkan manusia, pengetahuan, dan sumber-sumber material untuk menyelesaikan permasalahan dan meningkatkan efisiensi Hall et al., 1994 vide Indrawati, 2003. Salah satu cara yang dapat ditempuh manusia agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sesuai dengan tuntutan zaman adalah melalui penerapan dan pengembangan teknologi dalam berbagai aspek kehidupan. Undang-Undang UU No.18 Tahun 2002 Tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi menjelaskan bahwa teknologi adalah suatu cara atau metode serta proses atau produk yang dihasilkan dari penerapan dan pemanfaatan berbagai disiplin ilmu pengetahuan yang menghasilkan nilai bagi pemenuhan kebutuhan, kelangsungan dan peningkatan mutu kehidupan manusia. Teknologi juga berarti kemampuan teknik yang berlandaskan pengetahuan ilmu eksakta yang bersandarkan pada proses teknik atau sering disebut ilmu teknis Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1999. Selain itu, Sewoyo 2001 vide Suryansyah 2005 juga mengemukakan bahwa teknologi dapat berupa teknik, metode atau cara serta peralatan yang dipergunakan untuk menyelenggarakan suatu rancangan transformasi input menjadi output dengan sasaran tertentu yang didasarkan atas hasil ilmu pengetahuan science dan rekayasa engineering tercapai. Menurut Purwasasmita 2000, peta teknologi mengenal adanya empat komponen teknologi yang saling terkait yang dapat menjelaskan tingkat kecanggihan pemanfaatan suatu teknologi, yaitu: teknologi technoware, organisasi orgaware, tenaga kerja humanware, dan informasi tentang teknologi yang dimiliki infoware. Identifikasi tingkat kecanggihan suatu teknologi dapat dilakukan dengan melihat interaksi dinamis yang terjadi di antara komponen-komponen tersebut. Gambar interaksi dinamis antara komponen teknologi disajikan pada Gambar 1. 1 Technoware; teknologi yang melekat pada obyek object embodied technology meliputi seluruh fasilitas fisik yang diperlukan dalam operasi transformasi, seperti instrumen, peralatan, permesinan, alat pengangkutan, dan infrastuktur fisik; 2 Humanware; teknologi yang melekat pada manusia person embodied technology meliputi seluruh kemampuan abilities yang dimiliki dan diperlukan dalam operasi transformasi seperti pengetahuan knowledge, keterampilan skill, kebijakan wisdom, kreativitas creativity, dan pengalaman experience; 3 Infoware; teknologi yang melekat pada dokumen document embodied technology mencakup seluruh fakta dan gambar-gambar yang diperlukan dalam operasi transformasi seperti informasi tentang proses process, prosedur, teknik, metode, teori, spesifikasi, pengamatan observation, serta keterkaitan relation; dan 4 Orgaware; teknologi yang melekat pada kelembagaan institution embodied technology mencakup kerangka kerja yang diperlukan pada operasi transformasi seperti praktek manajemen management practice, pertalian linkage, dan pengaturan organisasi organizational arrangement. Sumber: Indrawati, 2003 Gambar 1 Interaksi dinamis antara komponen teknologi. Technoware adalah inti sistem transformasi yang dikembangkan, diinstalasi, dioperasikan, dan ditingkatkan oleh humanware. Humanware adalah inti dari suatu operasi transformasi, humanware bekerja berdasarkan panduan dari infoware. Infoware menggambarkan akumulasi pengetahuan manusia yang selalu berkembang secara berkelanjutan dan perlu diperbaharui dalam menunjang kerja efektif humanware dan technoware. Orgaware diperlukan dalam mengkoordinasi infoware, humanware, dan technoware dalam menjalankan operasi transformasi. UN-ESCAP, 1989 vide Indrawati, 2003. 1 Teknologi tradisional Menurut Suryana 2008, perkembangan teknologi dalam masyarakat tradisional tidak terlalu pesat, meskipun tidak selambat dalam masyarakat ladang berpindah apalagi masyarakat berburu dan meramu. Inovasi terpenting teknologi tradisional adalah dari sudut bahan dasar dan fungsi. Bahan dasar teknologi tradisional adalah dari logam, sementara dari fungsinya teknologi tradisional tidak hanya sebatas sebagai kepanjangan tangan saja, tetapi sudah menjadi kepanjangan seluruh tubuh. 2 Teknologi modern Enam ciri teknologi modern menurut Suryana 2008, yaitu: a. Teknologi modern adalah teknologi yang telah melepaskan dirinya dari pasokan energi alam seperti air dan angin; b. Teknologi modern lahir oleh hasrat menguasai alam; c. Teknologi modern dicirikan oleh orientasi yang serba komersial; d. Teknologi modern dicirikan oleh sistem hak individual yang dilegalisasikan oleh paten. Sistem kepemilikan pada teknologi modern adalah kompensasi biaya yang harus dikeluarkan dalam proses menemukan dan mengembangkan teknologi modern; e. Teknologi modern memiliki nilai jual yang tinggi. Itulah sebabnya banyak yang tidak segan menginvestasikan modal untuk melakukan penelitian dasar agar berhasil menciptakan dan mengembangkan sebuah teknologi baru; dan f. Teknologi modern menjadi salah satu faktor pendorong ekspansi perusahaan-perusahaan internasional yang telah melampaui kedaulatan negara. Berbagai penemuan dan pengembangan teknologi modern yang terkait dengan proses produksi memungkinkan berbagai perusahaan multinasional membuka pabrik di negara-negara Asia Tenggara setelah ia menerapkan sistem dan berjalan pada manajemen produksinya. 3 Penilaian teknologi Penilaian teknologi merupakan tinjauan teknologi yang teratur tentang kekuatan dan kelemahan teknologi yang berkaitan dengan produk dan proses dalam konteks bisnis saat ini dan di masa mendatang. Penilaian teknologi dapat berupa: melakukan pemeriksaan dan audit terhadap teknologi yang digunakan serta melakukan perbandingan dengan dasar bench-marking antara teknologi yang digunakan terhadap praktek industri terbaik. Penilaian teknologi menurut Lowe 1995 bertujuan untuk: a. Menjelaskan dan menilai teknogi yang sedang digunakan; b. Melakukan evaluasi biaya dan nilai tambah dari teknologi yang digunakan; c. Melakukan identifikasi kekuatan dan kelemahan dari operasi teknologi perusahaan; d. Menunjukkan cara membangun atau meningkatkan keunggulan bersaing perusahaan melalui pemanfaatan yang lebih baik dari teknologi yang ada; e. Melakukan identifikasi teknologi yang ada dan tersedia yang dapat dimanfaatkan perusahaan dalam produk dan operasi bisnisnya; f. Menentukan dampak dan nilai tambah dari suatu penggunaan teknologi baru dampak teknologi yang terjadi pada lingkungan dan masyarakat; dan g. Menilai pilihan teknologi yang mungkin bagi perusahaan. Audit teknologi merupakan proses identifikasi dan evaluasi kemampuan teknologi suatu perusahaan Dussage, 1997. Audit ini sebagai proses analisis bisnis global suatu perusahaan yang dipusatkan pada identifikasi dan evaluasi kebutuhan serta kemampuan teknologi dan inovasinya. Audit teknologi bertujuan untuk: a. Mendiagnosis kapasitas teknologi dan inovasi, kebutuhan dan peluang perusahaan, serta membantu perusahaan dalam mengembangkan dan meningkatkan persaingan; b. Melakukan bench-marking antar perusahaan serta evaluasi posisi persaingan perusahaan dan mendorong peningkatan kinerja yang berkelanjutan; dan c. Mendefinisikan jasa yang ditawarkan oleh infrastruktur teknologi, konsepsi program dan orientasi kebijakan perusahaan terhadap industri, sehingga mempunyai pemahaman yang lebih baik mengenai kebutuhan riil perusahaan. Audit teknologi dapat menggunakan beberapa pendekatan model, diantaranya adalah model teknometrik UN-ESCAP,1989, model audit teknologi GRACIA-ARREOLA, dan model audit teknologi SELADA-VELOSO.

2.2 Galangan Kapal

Menurut Storch 1995 galangan kapal merupakan suatu industri yang berorientasi untuk menghasilkan suatu produk seperti kapal ship, bangunan lepas pantai offshore, dan bangunan terapung floating plant untuk kebutuhan pelanggan owner, perusahaan, dan pemerintah. Selain sebagai tempat kegiatan membangun kapal, galangan kapal juga melayani kegiatan reparasi kapal.

2.2.1 Lokasi galangan kapal

Menurut Pulungan 1986, letak galangan kapal perikanan harus mempunyai nilai strategis untuk keperluan produksi. Oleh karena itu, pembangunan galangan harus direncanakan pada lokasi yang memenuhi syarat-syarat tertentu, diantaranya: 1 Di sekitar pinggiran pantai atau dekat muara sungai; 2 Di sekitar laut, dimana banyak beroperasi kapal-kapal perikanan; 3 Daerah yang dekat dengan pelabuhan ekspor-impor, agar transportasi peralatan yang diimpor semakin cepat penyediaannya; dan 4 Daerah yang penduduknya banyak dan mempunyai keterampilan dalam industri logam. Hal ini akan mempermudah dalam mendapatkan tenaga kerja, apabila mendapat banyak order.

2.2.2 Aktivitas reparasi di galangan kapal

Menurut Korniak 1970 vide Pulungan 1986, kebutuhan untuk reparasi kapal timbul karena: 1 Keusangan normal akibat umur kapal yang lanjut; 2 Kesalahan operasi dan prosedur pemeliharaan; 3 Mutu material yang jelek digunakan untuk konstruksi; 4 Mutu bahan bakar minyak dan pelumas yang jelek; dan 5 Bencana alam. Perawatan kapal bertujuan agar kapal selalu dalam keadaan baik, bersih dan rapi. Sehingga bila sewaktu-waktu diperlukan kapal tetap dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Menurut Simbolon 1992 vide Fauziyah 1997, perawatan kapal baik untuk kapal kayu maupun kapal besi pada umumnya terdiri dari empat bagian utama, yaitu: pemeliharaan harian pemeliharaan rutin, pemeliharaan tahunan servis tahunan, dok besar servis besar, dan pemeliharaan darurat servis darurat. Penguraian keempat bagian tersebut sebagai berikut: 1 Pemeliharaan rutin adalah pemeliharaan yang dilakukan setiap hari baik saat kapal berada di pelabuhan maupun sedang berlayar atau berada di tengah laut. Perawatan tersebut meliputi: a. Kebersihan dek penyiraman dek yang dilakukan pada pagi, siang, dan sore hari; b. Pembersihan dinding-dinding kapal dan bagian luar kapal lainnya; dan c. Pemeliharaan alat-alat perlengkapan kapal tetap, alat navigasi, alat penangkap ikan, alat penolong dan alat lainnya yang bersifat mudah aus korosif. 2 Pemeliharaan tahunan servis tahunan adalah pemeliharaan yang dilakukan untuk menjaga kebersihan seluruh bagian kapal baik yang berada di atas maupun di bawah permukaan air serta pengecatan kapal. Periodenya adalah 10-12 bulan sekali. Perawatan itu meliputi: a. Pembersihan buritan dan pengecatan seluruh bagian kapal; dan b. Pemeriksaan kulit kapal, mesin induk dan mesin bantu, alat-alat navigasi, alat tangkap beserta alat bantunya, dan perlengkapan kapal tetap. 3 Dok besar servis besar dilakukan empat kali setahun. Perawatan itu meliputi: a. Pemeriksaan atau pengeboran kulit kapal dan penggantian kulit kapal bila perlu; b. Semua pekerjaan dalam servis tahunan; dan c. Overhaul mesin induk, mesin bantu, dan peralatan lainnya. 4 Servis darurat adalah perawatan dalam keadaan darurat, misalnya terjadi kerusakan akibat tabrakan, kandas, dan lain-lain. Servis darurat dilakukan jika perlu, sesuai dengan kerusakan kapal. Menurut Fauziyah 1997 perbaikan kapal pada umumnya antara lain: perbaikan jangkar, baling-baling, perkayuan, dan pengecatan. Klasifikasi perbaikan kapal perikanan dapat dibagi ke dalam tiga kelompok, yaitu: 1 Badan kapal; meliputi perbaikan kapal pada umumnya perbaikan jangkar, baling-baling, perkayuan, dan pengecatan; 2 Mesin kapal; meliputi perbaikan mesin utama dan mesin bantu, instalasi pipa, cerobong dan tangki-tangki, instalasi dan perawatan elektrik, serta peralatan pengukur; dan 3 Instalasi khusus; meliputi perbaikan alat penangkap ikan, peralatan navigasi dan penelitian, instalasi pendingin, instalasi pengangkutan, dan perlengkapan processing hasil tangkapan.

2.2.3 Jenis instalasi galangan

Jenis instalasi doking menurut UPT BTPI terdiri atas tiga macam, yaitu: 1 Dok kolam graving dock; merupakan suatu bangunan dari beton bertulang dengan bentuk seperti kolam dan dilengkapi dengan pintu kedap di mulut galangan dan pompa sebagai modal utama dalam pengoperasiannya; 2 Dok apung floating dock; merupakan suatu bangunan dari baja berbentuk ponton dilengkapi pompa dan crane, cara pengoperasiannya dengan mengisi air dan membuang air di dalam tangki dengan alat utama pompa; dan 3 Landasan tarik slipway; merupakan bangunan beton yang terdiri dari pondasi beton dan diberi rel memanjang dari darat ke laut dengan ukuran sesuai dengan ketentuan.

2.3 Model Teknometrik

Model teknometrik mengukur kontribusi gabungan dari masing-masing komponen teknologi menuju pada sofistikasi teknologi yang dioperasikan pada fasilitas transformasi. Selain itu, model ini menilai empat komponen pembentuk teknologi yang secara bersama-sama berperan memberikan kontribusi dalam suatu transformasi input menjadi output. Model ini digunakan untuk menilai dan mengukur kandungan teknologi melalui keempat komponen teknologi menurut United Nation-Economic and Social Commision for Asia and the Pasifik UN- ESCAP, 1989 vide Hany, 2000. Selanjutnya, Hany 2000 mengatakan bahwa teknologi merupakan alat yang sangat vital dan sangat berperan dalam suatu sistem produksi. Technoware membutuhkan humanware dengan kemampuan tertentu, begitu juga humanware harus ditingkatkan secara bertahap sesuai dengan perkembangan technoware. Infoware sebagai suatu informasi yang memberikan pemahaman dan peningkatan kinerja juga perlu secara teratur diperbaharui, sedangkan orgaware perlu terus ditingkatkan untuk mengantisipasi perubahan-perubahan lingkungan yang terjadi.

2.3.1 Pengukuran komponen teknologi

Model teknometrik mendefinisikan koefisien kontribusi teknologi technology contribution coefficient yang selanjutnya disebut TCC dalam suatu fasilitas transformasi dan diberikan menurut persamaan UN-ESCAP 1989: TCC = T βt × H βh × I βi × O βo T, H, I, O adalah kontribusi dari masing-masing komponen teknologi dan β merupakan intensitas kontribusi dari masing-masing komponen terhadap koefisien TCC. TCC tidak memungkinkan bernilai nol karena tidak ada aktivitas transformasi tanpa keterlibatan seluruh komponen teknologi. Artinya, fungsi TCC tidak memungkinkan T, H, I, O bernilai nol. Menurut UN-ESCAP 1989 vide Hany 2000 terdapat lima langkah untuk mengestimasikan nilai T, H, I, O, β t, β h , β i , β o , yaitu: 1 Estimasi derajat kecanggihan Nilai derajat kecanggihan menunjukkan kecanggihan dari setiap komponen teknologi yang ada di galangan. Penentuannya dilakukan dengan cara: a. Pengumpulan data derajat kecanggihan komponen teknologi dilakukan dengan pengamatan kualitatif komponen teknologi dan pengumpulan informasi teknologi yang relevan dengan penggunaan teknologi; b. Identifikasi seluruh komponen technoware dan humanware pada fasilitas transformasi, sedangkan untuk infoware dan orgaware evaluasi dilakukan pada tingkat perusahaan; dan c. Penentuan batas bawah dan batas atas derajat kecanggihan masing-masing komponen teknologi. 2 Pengkajian state of the art State of the art adalah tingkat kompleksitas dari masing-masing komponen teknologi. Selanjutnya Hany 2000 menyatakan bahwa penentuan status komponen teknologi terhadap state of the art-nya memerlukan pengetahuan teknis yang dalam. Pendekatan yang digunakan untuk mengkaji state of the art komponen teknologi didasarkan pada kriteria generik. Generik adalah kriteria yang dikembangkan dengan sistem rating state of the art keempat komponen teknologi. Setiap kriteria diberi skor 10 untuk spesifikasi terbaik dan skor nol untuk spesifikasi terendah yang diijinkan. Skor untuk nilai spesifikasi diantaranya dilakukan dengan bantuan interpolasi. 3 Penentuan kontribusi komponen Kontribusi komponen ditentukan dengan menggunakan nilai-nilai yang telah diperoleh dari batasan derajat kecanggihan dan rating state of the art. Nilai kontribusi merupakan nilai yang dapat digunakan untuk menduga besarnya kontribusi masing-masing komponen teknologi terhadap nilai TCC. 4 Pengkajian intensitas kontribusi komponen Intensitas kontribusi komponen dapat dilakukan dengan bantuan matrik perbandingan berpasangan. Prosedur estimasinya sebagai berikut: a. Keempat komponen teknologi diatur secara hierarki dengan urutan kepentingan meningkat. Nilai β yang berkaitan dengan komponen- komponen ini diatur dalam urutan kepentingan yang sama; b. Nilai-nilai tersebut ditransformasikan ke dalam prosedur perbandingan berpasangan; dan c. Perbandingan berpasangan harus memenuhi syarat konsistensi, artinya memenuhi aturan ordinal. Secara umum dapat dikatakan bahwa bila suatu komponen memiliki urutan tingkat kepentingan lebih besar dari komponen lainnya, maka β komponen tersebut akan lebih besar dari yang lainnya. 5 Penghitungan TCC Berdasarkan nil ai T, H, I, O dan nilai β-nya, koefisien kontribusi teknologi TCC dapat dihitung. Nilai TCC maksimum satu. Nilai TCC dari suatu perusahaan menunjukkan kontribusi teknologi dari operasi transformasi total terhadap output. Menurut Wiraatmaja dan Ma’ruf 2004 nilai dari TCC dapat menunjukkan level teknologi pada suatu perusahaan seperti yang disajikan pada Tabel 1. Tabel 1 Penilaian kualitatif TCC Nilai TCC Klasifikasi 0,1 Sangat rendah 0,3 Rendah 0,5 Wajar 0,7 Baik 0,9 Sangat baik 1,0 Kecanggihan mutakhir Sumber: Wiraatmaja dan Ma’ruf, 2004

2.3.2 Beberapa penelitian menggunakan model teknometrik

Indrawati 2003, dalam tesisnya menganalisis pengaruh komponen teknologi technoware, humanware, infoware, dan orgaware terhadap faktor utama daya saing industri kecil yang dilakukan pada industri kecil sektor pangan Kabupaten Subang. Penelitian lain sebelumnya dilakukan oleh Hany 2000 menganalisis kandungan teknologi terhadap perfomansi bisnis industri skala kecil yang dilakukan terhadap industri kecil sektor logam di bandung. Selain penelitian tersebut, Budikania 2008 menyusun tesis mengenai analisis kontribusi teknologi pada industri kecil dan menengah komponen elektronika. Wiraatmaja dan Ma’ruf 2004 juga melakukan penelitian de ngan judul “The Assesment of Technology in Supporting Industry Located at Tegal Industrial Park ” dengan menggunakan model teknometrik untuk menilai teknologi pada lokasi yang diteliti. Keempat penelitian di atas menggunakan model teknometrik untuk menduga nilai koefisien kontribusi teknologi TCC. 3 METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Menurut Nazir 2003 metode survei merupakan penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan yang faktual.

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2008 hingga April 2009, mulai dari pengambilan data sampai pengolahan data. Pengambilan data dilakukan pada bulan Juli 2008 di Dok Pembinaan UPT BTPI Muara Angke, Jakarta. Pengolahan data dilakukan pada bulan Januari 2009 sampai April 2009.

3.2 Jenis Data

Data primer merupakan data yang dikumpulkan langsung di lapangan sesuai dengan tujuan studi. Data primer terdiri atas: 1 Data keadaan umum galangan kapal; 2 Data aktivitas reparasi kapal; dan 3 Data yang terkait dengan komponen teknologi technoware, humanware, infoware, dan orgaware di Dok Pembinaan UPT BTPI Muara Angke. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari suatu sumber publikasi pihak lain yang mengumpulkan dan mengolahnya. Data sekunder yang dikumpulkan berupa data produktivitas Dok Pembinaan UPT BTPI.

3.3 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan langsung dan wawancara. Sebagai narasumber adalah manajer dan karyawan yang bekerja di galangan kapal tersebut. Wawancara dilakukan untuk menggali informasi mengenai teknik reparasi kapal serta komponen teknologi sesuai dengan kuesioner yang telah dibuat sebelumnya. Data yang berhubungan dengan komponen technoware didapatkan dengan mewawancarai koordinator lapangan dan masing- masing tenaga kerja pada galangan. Data yang berhubungan dengan komponen orgaware dan infoware didapatkan dengan mewawancarai manajer galangan dan koordinator lapangan. Sedangkan data yang berhubungan dengan komponen humanware didapatkan dengan mewawancarai semua karyawan tetap galangan kapal sebanyak sembilan orang.

3.4 Pengolahan Data