2006 tentang Retribusi Daerah, atau disesuaikan dengan Peraturan Daerah yang berlaku;
6 Setelah selesai reparasi, pemilik atau pengurus kapal membawa fotokopi surat pengantar docking yang sudah diketahui oleh galangan kapal ke UPT BTPI
untuk memperoleh surat keterangan selesai docking; dan 7 Pengurus atau pemilik membawa surat keterangan docking kembali ke pos
terpadu untuk memperoleh surat izin berlayar. Secara ringkas, tahapan administrasi reparasi kapal di lingkungan UPT
BTPI disajikan pada Gambar 6.
PEMILIK PENGUSAHA
PENGURUS KAPAL PENGUSAHA
GALANGAN KAPAL : 1. KPNDP
2. F M S 3. K T U
4. PEMBINAAN
1 2
3
7 4
8
DOKUMEN KAPAL :
- PAS TAHUNAN
- IUP - SPI
SURAT PENGANTAR DOCKING 2 LEMBAR
PERMOHONAN PERSETUJUAN NAIK
DOCK PERSETUJUAN
NAIK DOCK RETRIBUSI ALUR SESUAI
PERDA NO. 1 TH. 2006 S
U R
A T
K E
T E
R A
N G
A N
D O
C K
IN G
K A
P A
L IK
A N
POS TERPADU : - WASKI
- PKPP PPI - SUDIN
- PETERNAKAN PERIKANAN DAN
KELAUTAN JAKARTA UTARA
- UPT. BTPI - SYAHBANDAR
- TRANTIB - KAMLA
- KP3
5
UPT. BTPI
SURAT KETERANGAN
DOCKING KAPAL IKAN
TATA CARA DOCKING KAPAL IKAN DI KAWASAN UPT. BTPI DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN PROPINSI DKI JAKARTA
6
Title
DASAR HUKUM : 1. SK. GUB. No. 105 TAHUN 2002 TENTANG ORGANISASI DAN TATA CARA KERJA UPT. BTPI DI LINGKUNGAN DINAS PEKANLA PROP. DKI JAKARTA
2. PERDA No. 1 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI BIDANG EKONOMI
Sumber: UPT BTPI Muara Angke, 2008
Gambar 6 Tata cara pelayanan reparasi di Dok Pembinaan UPT BTPI.
5.1.2 Tahapan reparasi kapal
Proses reparasi di Dok Pembinaan UPT BTPI terdiri atas dua jenis reparasi, yaitu reparasi ringan dan reparasi berat. Reparasi ringan biasanya dilakukan
untuk memperbaiki kapal yang mengalami kerusakan ringan seperti kebocoran. Reparasi berat biasanya dilakukan untuk mengganti bagian konstruksi kapal yang
mengalami kerusakan berat, seperti: penggantian lunas, gading-gading, papan lambung kapal, linggi haluan, dan linggi buritan. Kapal yang akan melakukan
reparasi berat diletakkan di bagian depan karena membutuhkan waktu reparasi
yang lebih lama.
Secara umum kegiatan reparasi kapal di Dok Pembinaan UPT BTPI dilakukan dalam delapan tahapan kegiatan yang terdiri atas: persiapan,
pemeriksaan, pembersihan, penggantian kayu yang rusak berat, pemakalan, pembakaran, pendempulan, dan pengecatan. Tahapan reparasi disajikan pada
Gambar 7.
Reparasi ringan Reparasi berat
Gambar 7 Diagram alir proses reparasi kapal di Dok Pembinaan UPT BTPI.
Persiapan
Pemeriksaan
Pembersihan
Pendempulan
Pengecatan Pembakaran
Pemakalan Pembersihan
Penggantian kayu yang rusak berat
pecah, retak, lapuk
Pembakaran
Pendempulan
Pengecatan Pemakalan
Selesai kapal siap diturunkan
Deskripsi setiap tahapan tersebut sebagai berikut:
1 Persiapan
Langkah awal untuk melakukan reparasi kapal yaitu dengan menaikkan kapal di atas lori yang terdapat pada slipway. Komponen yang dibutuhkan dalam
proses penaikkan kapal yaitu: a. Mesin penarik Mitsubishi 6D 15 85 PK;
b. Winch; c. Sling;
d. Lori; e. Loper kait ke lori;
f. Rantai penghubung antar lori; dan g. Klem sling.
Gambar peralatan yang digunakan untuk menaikkan kapal ke atas slipway disajikan pada Gambar 8.
Gambar 8 Peralatan yang digunakan untuk menaikkan kapal ke atas slipway. Sebelum dinaikkan posisi kapal tidak boleh miring, tangki-tangki
perbekalan dalam keadaan kosong, dan perlengkapan kapal yang mudah bergerak diturunkan dari kapal. Pengosongan perbekalan melaut dimaksudkan untuk
Sling Winch
Mesin
Lori Rantai
Bantalan
Loper Klem sling
mengurangi beban dan menghindari terjadinya kecelakaan pada waktu reparasi. Langkah selanjutnya adalah persiapan landasan tarik slipway dengan kereta
peluncur lori dan bantalan untuk menaikkan kapal ke atas galangan. Setelah itu, juru selam masuk ke dalam air untuk memasang loper ke lori. Kapal dinaikkan ke
atas lori sesuai ukurannya. Sebagai contoh, apabila kapal dengan length over all LOA 15 meter yang akan dinaikkan maka jarak linggi buritan ke lori sebesar 0,5
meter dengan jarak antara lori depan dan belakang sebesar 6 meter dan disesuaikan dengan panjang kapal. Pengukuran ini didapatkan berdasarkan
pengalaman yang diperoleh oleh pekerja galangan. Ilustrasi posisi kapal di atas slipway disajikan pada Gambar 9.
Gambar 9 Posisi kapal di atas slipway. Bagian haluan kapal diposisikan pada lori bagian depan. Lunas harus
berada tepat di titik tengah lori agar kapal tidak terguling saat naik ke atas slipway. Ketika posisi lunas sudah tepat di tengah lori, kapal ditarik
menggunakan mesin penarik, dan berhenti pada saat lori depan bagian haluan berada di atas permukaan air. Selanjutnya dilakukan pengganjalan pada lori
depan agar posisi kapal tidak miring. Kemudian kapal ditarik lagi sampai bagian buritan kapal kandas pada lori belakang tepat di tengah lori dan dilakukan
pengganjalan kembali. Setelah itu, kapal ditarik lagi sampai keseluruhan badan kapal berada di atas permukaan air. Penarikan kapal dihentikan dan kereta luncur
lori dikunci setelah kapal berada di atas slipway. Posisi pengganjal diperbaiki
15 m
0,5 m 6 m
dan ditambah balok penyangga samping yang dipasang pada lambung kanan dan kiri kapal. Pengganjalan ini bertujuan untuk menjaga keseimbangan kapal dan
menjaga keselamatan pekerja selama melakukan reparasi.
2 Pemeriksaan
Pemeriksaan dilakukan dengan teliti terhadap konstruksi kapal secara menyeluruh untuk mengetahui kondisi dan tingkat kerusakan konstruksi kapal
baik di atas maupun di bawah garis air. Hasil pemeriksaan ini dijadikan dasar untuk tindakan pemeliharaan lebih lanjut dan menentukan kapal masuk dalam
reparasi ringan atau reparasi berat. Blangko Pemeriksaan Kontruksi Kapal disajikan pada Lampiran 5.
3 Pembersihan
Pembersihan bertujuan untuk membersihkan badan kapal dari binatang laut, tumbuhan laut, dan sisa cat yang sudah rusak. Peralatan yang digunakan untuk
proses pembersihan terdiri atas: sekrap sekop kecil, sapu ijuk, sikat baja, sikat kuningan, dan gerinda mesin. Peralatan yang digunakan untuk proses
pembersihan disajikan pada Gambar 10.
Gambar 10 Peralatan yang digunakan dalam proses pembersihan.
Sekrap Sapu ijuk
Sikat kawat baja
Gerinda mesin
Sekrap digunakan untuk menyekrap bagian-bagian yang berkarat, berteritip, atau untuk merontokkan cat-cat lama yang sudah rusak. Sapu ijuk digunakan
untuk menyikat bagian-bagian tertentu yang tidak terjangkau dengan tangan. Sikat kawat baja digunakan untuk membersihkan bagian-bagian kapal yang
berkarat. Sikat kuningan digunakan untuk menyikat bagian-bagian yang halus, misalnya as, baut kuningan, atau bagian-bagian yang lebih lunak dibandingkan
dengan bahan baja. Gerinda mesin digunakan untuk membersihkan badan kapal
dari teritip. 4 Penggantian kayu yang rusak berat
Reparasi berat biasanya dilakukan penggantian kayu pada bagian-bagian tertentu kapal seperti penggantian lunas, gading-gading, papan lambung kapal,
linggi haluan, linggi buritan, dan pondasi mesin. Kapal yang menjalani reparasi berat disajikan pada Gambar 11. Pada proses ini terdapat berbagai jenis operasi,
diantaranya adalah: a. Pemotongan; dilakukan untuk memotong kayu atau papan dengan
menggunakan gergaji; b. Pembengkokkan; dilakukan untuk membengkokkan papan yang digunakan
untuk mengganti papan pada lambung kapal. Sebelum dilakukan pembengkokkan, dibuat pola menggunakan mal lengkung agar hasil
pembengkokkan sesuai dengan yang dibutuhkan; dan c. Penekananpendesakan; jenis operasi ini biasanya dilakukan pada saat
proses penggantian papan lambung kapal.
Gambar 11 Kapal yang menjalani reparasi berat.
5 Pemakalan
Pada permukaan lambung yang sudah bersih, akan terlihat bagian-bagian mana yang terdapat kerusakan sehingga perlu diadakan perbaikan. Proses pakal
bermanfaat untuk menutup sambungan antar papan. Pemakalan dilakukan dengan cara memasukkan serat goni ke dalam celah-celah papan, baik papan lambung
maupun papan geladak. Pada proses ini juga dilakukan penggantian paku yang sudah aus. Penggantian paku dilakukan dengan memaku tepat disamping bagian
paku yang sudah aus. Pemasangan paku baru pada badan kapal, harus tembus ke gading-gading kapal. Jika lubang terlalu lebar, maka pada paku dililitkan
ma’jun. Alat dan bahan yang digunakan dalam proses pemakalan adalah sebagai berikut:
a. Martil; digunakan untuk memasang paku baru pada badan kapal dan mengangkat bagian yang berkarat pada kapal;
b. Pahat besi; digunakan untuk memasang pakal pada sela-sela sambungan kayu geladak atau lambung;
c. Ma’jun; digunakan untuk mengisi celah antar papan serta melilitkan paku
yang digunakan untuk mengganti paku yang sudah aus; dan d. Bor listrik; digunakan untuk melubangi badan kapal sebagai tempat paku
baru yang akan digunakan. Alat dan bahan yang digunakan dalam proses pemakalan disajikan pada
Gambar 12.
Gambar 12 Alat dan bahan pada proses pemakalan.
6 Pembakaran
Pembakaran menggunakan daun kelapa yang sudah kering atau karung yang direndam minyak tanah atau solar yang disambungkan ke pipa besi 10 karung =
20 liter solar. Selain dengan menggunakan alat tersebut, proses pembakaran juga
Bor listrik Martil
Ma’jun Pahat
bisa menggunakan pipa yang dihubungkan ke tabung gas. Manfaat dari proses pembakaran ini adalah untuk menghilangkan kutu kayu teritip dan lumut yang
masih menempel pada badan kapal. Proses pembakaran disajikan pada Gambar 13.
Gambar 13 Proses pembakaran permukaan kayu pada badan kapal.
7 Pendempulan
Bagian-bagian yang telah dipakal dilapisi dengan dempul atau plamir. Pendempulan dilakukan dengan menggunakan serbuk dempul yang dicampur
dengan solar secukupnya. Pendempulan pada bagian yang mengalami kerusakan berat menggunakan campuran semen putih dan lem kayu karena campuran
tersebut memiliki daya rekat yang lebih tinggi. Tujuan dari proses pendempulan ini adalah untuk meratakan permukaan kayu. Proses pendempulan disajikan pada
Gambar 14.
Gambar 14 Proses pendempulan pada badan kapal.
8 Pengecatan
Permukaan konstruksi kapal yang sudah bersih dapat dilakukan pengecatan. Proses pengecatan bertujuan untuk menutupi dan menjaga papan agar tidak
tembus air serta untuk menjaga ketahanan badan kapal. Alat yang digunakan dalam proses pengecatan yaitu kuas cat dan kuas rol. Proses pengecatan disajikan
pada Gambar 15. Prosedur dalam proses pengecatan adalah sebagai berikut: a. Cat yang digunakan khusus untuk kapal marine paint;
b. Cat dasar berupa meni anti karat; Lapisan pertama untuk 1 liter cat kayu dapat digunakan untuk pengecatan
seluas kurang lebih 4 m
2
, untuk lapisan kedua setiap 1 liter cat dapat digunakan mengecat permukaan seluas kurang lebih 7 m
2
. c. Cat pelindung;
Cat ini dikenal dengan nama protektif protective paint. Seperti halnya cat meni pengecatan ini pun menggunakan warna lain, sehingga memperoleh
kepastian agar permukaan yang sudah dicat meni telah tertutup oleh cat pelindung ini.
d. Cat anti fouling; dan Cat ini mempunyai formula khusus agar teritip tidak menempel, sehingga tepat
digunakan pada bagian konstruksi di bawah garis air. e. Cat luar
Cat luar dikenal dengan cat top side, digunakan untuk menutup konstruksi kapal yang sudah dicat dengan cat pelindung.
Gambar 15 Proses pengecatan pada badan kapal.
Pemilik atau pengurus kapal yang sudah melakukan reparasi kapal dapat mengambil Surat Keterangan Naik Dock SKND dari UPT BTPI. Persyaratan
administrasi untuk memperoleh SKND, sebagai berikut: 1 Fotokopi surat-surat kapal IUP, SPI, Pas tahunan
Tujuan dilampirkannya fotokopi surat-surat kapal adalah: a. Untuk menentukan besarnya retribusi alur dan fasilitas;
b. Untuk mengetahui bahwa kapal tersebut tidak bermasalah; c. Untuk pendataan kapal yang melakukan kegiatan reparasi;
d. Untuk membantu mengingatkan para pemilik atau pengurus kapal agar segera memperpanjang surat-surat kapalnya apabila masa berlaku surat-
surat kapal tersebut sudah habis; dan e. Arsip.
2 Surat Tanda Bukti Lapor Kedatangan Kapal STBLK 3 Surat Pengantar Docking
5.2 Tingkat Teknologi di Dok Pembinaan UPT BTPI Muara Angke