Definisi dan Batasan Kelembagaan

ekonomi. Menurut Lane dan Ersson 1990 salah satu model yang banyak dikembangkan adalah model institusionalisasi. Model ini mencoba menguraikan sebab-sebab bervariasinya tingkat pertumbuhan ekonomi di antara negara-negara OECD. Konsep ini diduga menyajikan uraian yang lebih tajam dan jernih sehingga dianggap sebagai kemajuan dari rangkaian analisis terhadap konsep pembangunan politik.

2.5.2 Kelembagaan

A. Definisi dan Batasan Kelembagaan

Salah satu faktor penting dalam aspek pengelolaan ekosistem pesisir adalah perhatian terhadap kelembagaan yang terjadi di lingkungan masyarakat pesisir. Pada prinsipnya, terdapat dua jenis pengertian kelembagaan, yaitu kelembagaan sebagai aturan main rule of the game dan kelembagaan sebagai organisasi Pakpahan, 1989. Menurut Brinkerkoff dan Goldsmitth 1990 kelembagaan atau institusi merupakan aturan atau prosedur yang mengarah pada bagaimana masyarakat bertindak dan peranan organisasi yang telah mendapatkan status tertentu atau legitimasi. Kelembagaan sebagai aturan main menurut Schmid 1972 dalam Pakpahan 1990 adalah suatu himpunan hubungan yang tertata di antara orang-orang dengan mendefinisikan hak-haknya, pengaruhnya terhadap hak orang lain, privilage, dan tanggung jawab. Kelembagaan senantiasa berbarengan dengan kebijakan. Kebijakan yang bagus tanpa didukung kelembagaan yang baik akan membawa proses pembangunan ke arah yang baik. Pengalaman menunjukkan bahwa kegagalan pembangunan bersumber dari kegagalan pemerintah dalam menerapkan kebijakan serta mengabaikan pembangunan kelembagaan yang harusnya menjadi dasar dari seluruh proses pembangunan baik ekonomi, sosial, politik maupun pengelolaan sumber daya alam. Kelembagaan dengan demikian sangat erat kaitannya dengan kebijakan. Sebagian pakar spesialis kelembagaan hanya memusatkan perhatian pada kode etik, aturan main, sedangkan sebagian hanya melihat pada organisasi dengan struktur, fungsi dan manajemennya. Kebanyakan analisis kelembagaan saat ini memadukan organisasi dan aturan main. Ostrom 1985;1986 menyatakan bahwa kelembagaan merupakan aturan dan rambu-rambu sebagai panduan yang dipakai oleh para anggota suatu kelompok masyarakat untuk mengatur hubungan yang saling mengikat atau saling tergantung satu sama lain. Penataan institusi institutional arrangements dapat ditentukan oleh beberapa unsur seperti aturan operasional untuk pengaturan pemanfaatan sumber daya, aturan kolektif untuk menentukan, menegakan hukum atau aturan itu sendiri dan untuk merubah aturan operasional serta mengatur hubungan kewenangan organisasi. Senada dengan Ostrom, Uphof 1986 melihat kelembagaan sebagai suatu himpunan atau tatanan norma–norma dan tingkah laku yang bisa berlaku dalam suatu periode tertentu untuk melayani tujuan kolektif yang akan menjadi nilai bersama. Institusi ditekankan pada norma-norma prilaku, nilaibudaya dan adat istiadat. Kelembagaan bukan hanya terkait dengan institusi tetapi adalah perpaduan dengan organisasi. Kelembagaan mencakup penataan institusi institutional arrangement untuk memadukan organisasi dan institusi. Penataan institusi adalah suatu penataan hubungan antara unit-unit ekonomi yang mengatur cara unit-unit ini apakah dapat bekerjasama dan atau berkompetisi. Dalam pendekatan ini organisasi adalah suatu pertanyaan mengenai aktor atau pelaku ekonomi di mana ada kontrak atau transaksi yang dilakukan dan tujuan utama kontrak adalah mengurangi biaya transaksi Williamson, 1985. Kelembagaan dengan demikian merupakan suatu tatanan dan pola hubungan antara anggota masyarakat atau organisasi yang saling mengikat yang dapat menentukan bentuk hubungan antar manusia atau antara organisasi yang diwadahi dalam suatu organisasi atau jaringan dan ditentukan oleh faktor-faktor pembatas dan pengikat berupa norma, kode etik aturan formal maupun informal untuk pengendalian prilaku sosial serta insentif untuk bekerjasama dan mencapai tujuan bersama ICRAF, 2003. Untuk mempermudah dalam penentuan kelembagaan dan upaya membangunnya, maka dibuat batasan-batasan tertentu yang dapat melingkupi definisi kelembagaan. Ruang lingkup kelembagaan dapat dibatasi pada hal-hal berikut Arifin dan Rachbini, 2001 : 1 Kelembagaan adalah kreasi manusia human creation. Beberapa bagian penting dari kelembagaan adalah hasil akhir dari upaya dari manusia yang dilakukan secara sadar. Apabila manusia itu hanya pasif saja dalam suatu sistem, maka sistem itu tak ubahnya seperti kondisi alami yang kemungkinan lebih menguasai kelangsungan kepentingan manusia. 2 Kumpulan individu group of individuals. Kelembagaan hanya berlaku pada sekelompok individu, setidaknya dua orang atau bagi seluruh anggota masyarakat. Oleh karena itu, kelembagaan dirumuskan dan diputuskan bersama-sama oleh kelompok individu, bukan secara perorangan. 3 Dimensi waktu place dimentions. Suatu lingkungan fisik adalah salah satu determinan penting dalam penyusunan kelembagaan, yang juga berperan dalam pembentukan struktur kelembagaan. Namun demikian, penyusunan kelembagaan juga dapat berperan sangat penting bagi perubahan kondisi lingkungan fisik. Hal inilah yang dikenal sebagai hukum timbal-balik feed- back relationship . 4 Aturan main dan norma rules and norms. Kelembagaan itu ditentukan oleh konfigurasi aturan main dan norma yang telah dirumuskan oleh suatu kelompok masyarakat. Anggota masyarakat harus mengerti rumusan-rumusan yang mewarnai semua tingkah laku dan norma yang dianut dalam kelembagaan tersebut. 5 Sistem pemantauan dan penegakan aturan monitoring and enforcement. Aturan main dan norma harus dipantau dan ditegakan oleh suatu badan yang kompeten atau oleh masyarakat secara internal pada tingkat individu. Maknanya adalah sistem pemantauan dan penegakan aturan tidak sekedar aturan di atas aturan, tetapi lebih lengkap dari itu. 6 Hierarki dan jaringan nested levels and institution. Suatu kelembagaan bukanlah struktur yang terisolasi, melainkan merupakan bagian dari hierarki dan jaringan atau sistem kelembagaan yang lebih kompleks. Pola hubungan ini sering menimbulkan keteraturan yang berjenjang dalam masyarakat sehingga setiap kelembagaan pada masing-masing tingkatan dapat mewarnai proses evolusi dari setiap kelembagaan yang ada. 7 Konsekuensi kelembagaan consequences of institutions. Dalam konsekuensi kelembagaan ini umumnya dikenal dua macam tingkatan yaitu: a Kelembagaan meningkatkan rutinitas atau keteraturan atau tindakan manusia yang tidak memerlukan pilihan yang lengkap dan sempurna. Namun demikian kelembagaan juga mempengaruhi tingkah laku individu melalui sistem insentif dan disinsentif. b Kelembagaan memiliki pengaruh bagi terciptanya pola interaksi yang stabil dan diinternalisasikan oleh setiap individu. Hal inilah yang menghasilkan suatu harapan keteraturan di masa mendatang dengan ketentuan telah dibatasi oleh penataan dan pengaturan kelembagaan yang ada. Oleh karena itu, kelembagaan dapat menimbulkan ketidakpastian . Dari berbagai definisi dan batasan di atas dapat dirangkum beberapa unsur penting dari kelembagaan. Unsur-unsur penting tersebut antara lain institusi yang merupakan landasan untuk membangun tingkah laku sosial masyarakat, norma tingkah laku yang mengakar dalam masyarakat, peraturan dan penegakan aturan, aturan yang terdapat dalam masyarakat, kode etik, kontrak, pasar, hak milik, organisasi, dan insentif untuk menghasilkan tingkah laku yang diinginkan. Perpaduan antara berbagai pendekatan di atas akan menghasilkan analisis kelembagaan yang memadai. Kelembagaan dapat berkembang baik jika didukung oleh infrastruktur kelembagaan institutional infrastructure, ada penataan kelembagaan institutional arrangements dan mekanisme kelembagaan institutional mechanism ICRAF, 2003.

B. Analisis Kelembagaan