b. Motivasi, faktor ini berhubungan dengan kebutuhan need, yang lebih cenderung berhubungan dengan pandanganpikiran dan keperluan
pegawaipejabat yang
terkait dengan
aset yang
dimiliki perusahaaninstansiorganisasi tempat ia bekerja.
2.3 Gaya Kepemimpinan
2.3.1 Definisi Kepemimpinan
Kepemimpinan atau leadership merupakan ilmu terapan dari ilmu- ilmu sosial, sebab prinsip-prinsip dan rumusannya diharapkan dapat
mendatangkan manfaat bagi kesejahteraan manusia Moejiono, 2002. Ada banyak pengertian yang dikemukakan oleh para pakar menurut sudut
pandang masing-masing, definisi-definisi tersebut menunjukkan adanya beberapa kesamaan.
Menurut Tead; Terry; Hoyt dalam Kartono, 2003 pengertian kepemimpinan yaitu kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau
bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan
kelompok. Menurut Young dalam Kartono, 2003 pengertian kepemimpinan
yaitu bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang
berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus.
2.3.2 Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Fraud di Sektor
Pemerintahan
Menurut COSO 2004 dalam Rae dan Subramaniam 2008 mengatakan lingkungan yang etis dari suatu organisasi meliputi aspek dari
gaya top manajemen dalam mencapai sasaran organisasitoris, nilai-nilai mereka dan gaya manajemen atau kepemimpinanya, diargumentasikan
bahwa di suatu lingkungan yang lebih etis, karyawan akan cenderung untuk mengikuti peraturan perusahaan dan peraturan-peraturan tersebut akan
menjadi perilaku secara moral dan bisa diterima sehingga dapat dikatakan bahwa dalam lingkungan yang etis yang dibentuk oleh gaya kepemimpinan
yang baik, akan berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan yang dilakukan karyawan. Sehingga untuk membentuk suatu lingkungan etis
yang jauh dari tindakan fraud diperlukan sosok seorang figur pemimpin yang baik dimata karyawan, seorang karyawan yang mempunyai persepi
yang buruk terhadap gaya kepemimpinan pemimpinnya, maka karyawan tersebut akan cenderung melakukan hal-hal yang akan merugikan
perusahaan, dalam hal ini melakukan fraud, maka dapat disimpulkan bahwa semakin baik gaya kepemimpinan seorang pemimpin perusahaan akan
menurunkan tingkat terjadinya fraud yang dilakukan oleh karyawannya. 2.4
Keefektifan Sistem Pengendalian Internal 2.4.1 Definisi Keefektifan Sistem Pengendalian Internal
Ada beberapa pendapat mengenai pengertian Sistem Pengendalian Internal, antara lain:
1. Menurut Mulyadi 2008 : 180 Sistem Pengendalian Internal adalah suatu proses yang
dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personel lain, yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian
tiga golongan tujuan yakni kendala pelaporan keuangan, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku, efektivitas dan efisiensi
operasi. 2. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia IAI seperti dinyatakan dalam PSA
No. 69 IAI,2001:319.2, Pengendalian intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personil lain entitas
yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a keandalan pelaporan
keuangan, b efektivitas dan efisiensi operasi, dan c kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.
2.4.2 Pengaruh Keefektifan Sistem Pengendalian Internal Terhadap Fraud di