Kecurangan Laporan Keuangan dapat didefinisikan sebagai kecurangan yang dilakukan oleh manajemen dalam bentuk salah saji
material Laporan Keuangan yang merugikan investor dan kreditor. Kecurangan ini dapat bersifat finansial atau kecurangan non finansial.
2. Penyalahgunaan Aset Asset Misappropriation Penyalahgunaan aset dapat digolongkan ke dalam Kecurangan
kas dan kecurangan atas persediaan dan aset Lainnya, serta pengeluaran
‐pengeluaran biaya secara curang fraudulentdisbursement. 3. Korupsi Corruption
Menurut ACFE, korupsi terbagi ke dalam pertentangan kepentingan conflict of interest, suap bribery, pemberian illegal
illegalgratuity, dan pemerasan economic extortion. Jenis fraud ini yang paling sulit dideteksi karena menyangkut kerja sama dengan pihak
lain seperti suap dan korupsi, di mana hal ini merupakan jenis yang terbanyak terjadi di negara-negara berkembang yang penegakan
hukumnya lemah dan masih kurang kesadaran akan tata kelola yang baik sehingga faktor integritasnya masih dipertanyakan. Fraud jenis ini sering
kali tidak dapat dideteksi karena para pihak yang bekerja sama menikmati keuntungan simbiosis mutualisme.
2.2.3 Fraud di sektor Pemerintahan
Fraud yang paling sering terjadi di sektor pemerintahan adalah korupsi. Korupsi berasal dari bahasa latin, Corruptio-Corrumpere yang
artinya busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik atau menyogok. Dalam
arti yang luas, korupsi atau korupsi politis adalah penyalahgunaan jabatan resmi untuk keuntungan pribadi. Semua bentuk pemerintah rentan korupsi
dalam prakteknya. Beratnya korupsi berbeda-beda, dari yang paling ringan dalam bentuk penggunaan pengaruh dan dukungan untuk memberi dan
menerima pertolongan, sampai dengan korupsi berat yang diresmikan, dan sebagainya. Titik ujung korupsi adalah kleptokrasi, yang arti harafiahnya
pemerintahan oleh para pencuri, dimana pura-pura bertindak jujur pun tidak ada sama sekali.
2.2.4 Faktor Penyebab Terjadinya Fraud
Menurut Cressey 1953 melalui penelitiannya menyatakan bahwa seseorang melakukan kecurangan disebabkan oleh:
1. Kesempatan opportunity, Kesempatan disini dimaksudkan untuk mencegah adanya peluang organisasi secara efektif melalui kebijakan
kebijakan prosedur prosedur, proses proses untuk mengendalikan sehingga karyawan bertindak tidak jujur. Opportunity diproksikan
dengan adanya variabel sistem pengendalian internal dan penegakan hukum.
2. Tekanan pressure adalah motivasi dari individu karyawan untuk bertindak fraud dikarenakan adanya tekanan baik keuangan dan non
keuangan dari pribadi maupun tekanan dari organisasi kepemimpinan, tugas yang terlalu berat dan lain lain.
Pressure diproksikan dengan adanya variabel gaya kepemimpinan dan kesesuaian kompensasi
3. Pembenaran Rationalization adalah sikap atau proses berfikir dengan pertimbangan moral dari indifidu karyawan untuk merasionalkan
tindakan kecurangan.
Rae and
Subramaniam, 2008.
Untuk memproksikan rationalization digunakan variabel komitmen organisasi
dan budaya etis organisasi Menurut penelitian yang dilakukan oleh Bologna 1993 Terdapat
empat faktor pendorong seseorang untuk melakukan kecurangan, yang disebut juga dengan teori GONE, yaitu: Greed keserakahan, Opportunity
kesempatan, Need kebutuhan, Exposure pengungkapan. Faktor Greed dan Need merupakan faktor yang berhubungan dengan individu pelaku
kecurangan disebut juga faktor individual. Sedangkan faktor Opportunity dan Exposure merupakan faktor yang berhubungan dengan organisasi
sebagai korban perbuatan kecurangan disebut juga faktor generikumum. 1. Faktor generik
a. Kesempatan opportunity untuk melakukan kecurangan tergantung pada kedudukan pelaku terhadap objek kecurangan.
b. Pengungkapan exposure suatu kecurangan belum menjamin tidak terulangnya kecurangan tersebut baik oleh pelaku yang sama maupun
oleh pelaku yang lain. Oleh karena itu, setiap pelaku kecurangan seharusnya dikenakan sanksi apabila perbuatannya terungkap.
2. Faktor individu Faktor ini melekat pada diri seseorang dan dibagi dalam dua kategori:
a. Moral, faktor ini berhubungan dengan keserakahan greed.
b. Motivasi, faktor ini berhubungan dengan kebutuhan need, yang lebih cenderung berhubungan dengan pandanganpikiran dan keperluan
pegawaipejabat yang
terkait dengan
aset yang
dimiliki perusahaaninstansiorganisasi tempat ia bekerja.
2.3 Gaya Kepemimpinan