91 kgth. Dengan asumsi hari kerja selama 1 tahun adalah 300 hari, maka rata-rata
ikan pari yang dapat diolah sebagai bahan baku produk surimi sebanyak 6.216 kghari. Pengolahan surimi dari bahan baku sebanyak 6.216 kghari ini
mempekerjakan tenaga administrasi 9 orang dan tenaga produksi sebanyak 13
orang, dengan menggunakan peralatanmesin mekanik. Jenis permodalan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu modal investasi dan
modal kejausaha. Modal investasi meliputi biaya atas tanah dan bangunan serta biaya untuk pembelian mesin dan peralatan. Kebutuhan dana untuk modal kerja
sebesar Rp. 1.419.485.960,- dan investasi sebesar Rp. 3.568.450.000,- sehingga total kebutuhan dana sebesar Rp. 4.987.935.960.040,- yang berasal dari modal
sendiri Rp. 2.992.761.576,- sehingga masih diperlukan modal bantuanpinjaman sebesar Rp. 1.995.174.384,-. Berbagai kebutuhan permodalan dan pembiayaan
untuk kegiatan usahaindustri pengolahan surimi ikan pari di Kabupaten Cirebon disajikan pada Lampiran 4.
4.5 Strategi Pengembangan Usaha Pengolahan Surimi
1 Kabupaten Cilacap
Dimulai dengan identifikasi produk perikanan tangkap yang kontinyu didaratkan Tabel 11 dan dilanjutkan dengan pemilihan komoditas potensial
oleh responden dapat dilihat pada Tabel 14 yang menghasikan ikan campuran multi spesies. Langkah selanjutnya adalah pemilihan produk
unggulan yang menghasilkan produk surimi ikan campuran. Produk unggulan ini selanjutnya dianalisis kelayakan finansialnya.
Strategi pengembangan usaha pengolahan surimi ikan campuran sebanyak 818.400 kgth seperti disajikan pada tabel 1, membutuhkan dana
sebesar Rp. 2.583.275.680,- terdiri dari modal kerja Rp. 556.275.680,- dan investasi sebesar Rp. 2.027.000.000,-. Total kebutuhan dana tersebut
direncanakan berasar dari modal sendiri seesar Rp. 2.066.620.544 dan modal pinjaman sebesar Rp. 516.665.136,-. Sesuai perhitungan analisis
finansial, pengembalian pinjaman dlakukan selama 10 tahun dengan tingkat kelayakan usaha sebagai berikut : NPV Rp. 2.510.361.474,- ; PBP 3,27 dan
92 BC ratio 2,24. Strategi pengembangan usaha dengan melibatkan seluruh
stakeholders untuk bersinergi dengan pembagian peran sebagai berikut :
2 Pelabuhanratu. Dimulai dengan identifikasi produk perikanan tangkap yang kontinyu
didaratkan Tabel 15 dan dilanjutkan dengan pemilihan komoditas potensial oleh responden dapat dilihat pada Tabel 18 yang menghasikan ikan pari.
Langkah selanjutnya adalah pemilihan produk unggulan yang menghasilkan produk surimi ikan pari. Produk unggulan ini selanjutnya dianalisis kelayakan
finansialnya. Strategi pengembangan usaha pengolahan surimi ikan pari sebanyak
108.400 kgth seperti disajikan pada tabel 2, membutuhkan dana sebesar Rp. 589.736.200,- terdiri dari modal kerja Rp. 130. 572.200,- dan investasi
sebesar Rp. 459.164.000,-. Total kebutuhan dana tersebut direncanakan berasar dari modal sendiri seesar Rp. 589.736.200,- dan modal pinjaman
Rp. 0,-. Tingkat kelayakan usaha sebagai berikut : NPV Rp. 282.620.155,- ; PBP 6,61 dan BC ratio 1,62. Strategi pengembangan usaha dengan
melibatkan seluruh stakeholders untuk bersinergi dengan pembagian peran sebagai berikut :
1 Pemerintah memberikan bantuan berupa bimbingan teknis, memfasilitasi terjadinya kemitraan dengan industri pengolahan fish jelly product,
memberikan bantuan modal dan penyediaan sarana air bersih dan listrik yang memadai, penyediaan es yang cukup, bantuan promosi dan
perluasan pasar serta penyediaan tenaga kerja yang terampil. 2 Industri besarpengusaha mitra pengolah surimi perlu memberikan
bimbingan kepada kelompok mitra yang berkaitan dengan kualitas bahan baku dan cara pengolahan meanfish sesuai yang diinginkan.
3 Pengusaha mitra wajib memberikan pinjamanbantuan fasilitas dan sarana pengolahan produk, memberikan bantuankredit modal dan
membeli seluruh hasil olahan kelompok mitra sesuai perjanjian dalam kontrak beli.
93 3 DKI Jakarta
Dimulai dengan identifikasi produk perikanan tangkap yang kontinyu didaratkan Tabel 19 dan dilanjutkan dengan pemilihan komoditas potensial
oleh responden dapat dilihat pada Tabel 22 yang menghasikan ikan cucut. Langkah selanjutnya adalah pemilihan produk unggulan yang menghasilkan
produk surimi ikan cucut. Produk unggulan ini selanjutnya dianalisis kelayakan finansialnya.
Strategi pengembangan usaha pengolahan surimi ikan cucut sebanyak 1.141.700 kgth seperti disajikan pada tabel 1, membutuhkan dana sebesar
Rp. 3.903.459.900,- terdiri dari modal kerja Rp. 1227.032.400,- dan investasi sebesar Rp. 2.676.427.500,-. Total kebutuhan dana tersebut direncanakan
berasar dari modal sendiri sebesar Rp. 2.342.075.940,- dan modal pinjaman sebesar Rp. 1.516.383.960,-. Sesuai perhitungan analisis finansial,
pengembalian pinjaman dlakukan selama 10 tahun dengan tingkat kelayakan usaha sebagai berikut : NPV Rp. 2.601.926.215,- ; PBP 3,76 dan BC ratio
1,97. Strategi pengembangan usaha surimi ikan cucut di DKI Jakarta ini berskala
usaha menengahbesar, sehingga perlu melibatkan seluruh stakeholders untuk bersinergi dengan pembagian peran sebagai berikut :
1 Pemerintah memberikan bantuan kepada pengusaha mitra berupa: promosi, perluasan akses pasar dan kemudahan perijinan. Pemerintah
mendorong pengusaha mitra untuk melakukan perikatan kerjasama dengan kelompok mitra. Pemerintah terhadap kelompok mitra
memberikan penguatan berupa bimbingan teknis, memberikan bantuan modal dan penyediaan air bersih yang memadai. Pasokan kelompok
mitra kepada pengusaha mitra dapat berupa bahan baku atau berupa mincedfish.
2 Pengusaha mitra wajib memberikan pinjamanbantuan peralatan
pengolahan produk, memberikan bantuankredit modal dan membeli seluruh hasil olahan kelompok mitra sesuai perjanjian dalam kontrak beli.
94 4 Kabupaten Cirebon
Dimulai dengan identifikasi produk perikanan tangkap yang kontinyu didaratkan Tabel 23 dan dilanjutkan dengan pemilihan komoditas potensial
oleh responden dapat dilihat pada Tabel 26 yang menghasikan ikan pari. Langkah selanjutnya adalah pemilihan produk unggulan yang menghasilkan
produk surimi ikan pari. Produk unggulan ini selanjutnya dianalisis kelayakan finansialnya.
Strategi pengembangan usaha pengolahan surimi ikan pari sebanyak 1.864.900 kgth seperti disajikan pada tabel 1, membutuhkan dana sebesar
Rp. 4.987.935.960.040,- terdiri dari modal kerja Rp. 1.419.485.960,- dan investasi sebesar Rp. 3.568.450.000,-. Total kebutuhan dana tersebut
direncanakan berasar dari modal sendiri sebesar Rp. 2.992.761.576,- dan modal pinjaman sebesar Rp. 1.995.174.384,-. Sesuai perhitungan analisis
finansial, pengembalian pinjaman dlakukan selama 10 tahun dengan tingkat kelayakan usaha sebagai berikut : NPV Rp. 4.788.037.931,- ; PBP 3,15 dan
BC ratio 2,34. Strategi pengembangan usaha surimi ikan cucut di DKI Jakarta ini berskala
usaha menengahbesar, sehingga perlu melibatkan seluruh stakeholders untuk bersinergi dengan pembagian peran sebagai berikut :
1 Pemerintah memberikan dukungan kepada kelompok mitra berupa bimbingan teknis, memfasilitasi terjadinya kemitraan dengan industri
pengolahan surimi, memberikan bantuan modal dan penyediaan sarana air bersih dan listrik yang memadai. Pasokan kelompok mitra dapat
berupa bahan baku ikan namun dapat pula berupa produk minced fish. 2 Industri besarpengusaha mitra pengolah surimi perlu memberikan
bimbingan kepada kelompok mitra yang berkaitan dengan kualitas bahan baku dan cara pengolahan mincedfish sesuai yang diinginkan.
Pengusaha mitra wajib memberikan pinjamanbantuan fasilitas dan sarana pengolahan produk, memberikan bantuankredit modal dan
membeli seluruh hasil olahan kelompok mitra sesuai perjanjian dalam kontrak beli.
95 3 Pemerintah memberikan dukungan kepada pengusaha mitra berupa
bimbingan teknis, kemudahan perijinan, pelatihan, promosi secara internasional, membantu pengembangan pasar dan memberikan
pendampingan dalam bermitra dengan kelompok mitra. Pembagian tugas dan tanggung jawab para pihak yang melaksanakan sinergi
untuk pengembangan industri surimi ini diuraikan seperti matrik pada Tabel 32.
95 Tabel 32. Pembagian tugas dan tanggung jawab stakeholders pada strategi pengembangan industri Surimi
Kabupaten Cilacap Pelabuhan Ratu
DKI Jakarta Kabupaten Cirebon
No Faktor A B C A B C A B C A B C
1. Modal Usaha
Bantuan modal usahapendam
pingan thd bank
Efisiensi modal usaha
Bantuanpinja man modal kpd
B Bantuan
Modal Usaha
Pengelolaan Bantuan Modal
Untuk Biaya Produksi
Bantuan ModalKredit
Modal Kepada B
- Bantuan Modal
Kepada B -
Pendampinga n dengan
Bank Menerima
Bantuan Modal Dari C
Bantuan Modal Kepada B
Bantuan modal bagi B.
Mengelola bantuan modal
untuk usaha Ikut membantu
permodalan bagi B
2. Peralatan Pengolahan
Bantuan alat produksi
Mengoperasika n alat secara
efektif Bantuan
peralatan sanitasi higiene
Bantuan PeralatanPras
arana Pemanfaatan
Peralatan BantuanPinja
man Peralatan Bantuan
Kepada Kelompok
Mitra Pemanfaatan
Sarana Secara Profesional
Bantuan Kepada B
Bantuan alat produksi kpd B
Mengoperasika n alat produksi
scr efektif Membantu alat
sanitasi dan higiene kpd B
3. Air Bersih
Penyediaan air bersih
Pemanfaatan air scr efisien
Bantuan water treatment kpd
B Penyediaan Air
Bersih Pemanfaatan
Air Bersih Secara Efisien
Bantuan Alat Penjernihan Air
Penyediaan air bersih Kepada
B Pemanfaatan
Secara Efisien Mandiri Penyediaan
air bersih bagi B
Mengelola air bersih scr
efisien Mandiri
4. Akses Pasar
Bantuan promosi,
perluasan pasar
Perbaikan mutu sesuai
permintaan Perluasan
pasar ekspor Penyediaan
Informasi Pasar
Pemanfaatan Perluasan
Pasar Peningkatan
Permintaan Produk Kepada
B Penyediaan
Informasi dan Promosi
Memanfaatkan Promosi dan
Perluasan Pasar
Perluasan Pasar Secara
Internasional Promosi,
perluasan pasar
Perbaikan mutu produk
Perluasan pasar domestik
dan ekspor
5. Kemitraan Usaha
Fasilitasi terjadinya
kemitraan antara B dan C
Menyediakan pasokan
ikanmincedfish kpd C sesuai
kesepakatan Membeli bahan
baku ikan minced fish
dari B Memberikan
Pendampingan Kepada B dan
C Komitmen
Untuk Bermitra Bermitra
dengan C Memfasilitasi
terjadinya kemitraan
Kepada B dan C
Bermitra Dengan
Pengusaha Mitra
Bermitra Dengan
Kelompok Mitra
Mendorong terjadinya
kemitraan B dan C
Menyiapkan produk yang
bermutu sesuai permintaan C
Bermitra dengan B dan
bekerjasama saling
menguntungka n
6. Pelatihan Teknis
Melatih teknis pengolahan
surimi sesuai persyaratan
Meningkatkan ketrampilan
teknis untuk menjaga mutu
produk. Transfer
technology kepada B
sesuai permintaan
pasar Membimbing
dan Melatih Teknis Kepada
Pengusaha Mitra
Menerapkan Teknologi
Sesuai Permintaan
Membimbing Persyaratan
Teknis Kepada C
Pemberian Pelatihan
teknis pengolahan
surimi Menerima
Pelatihan Memberikan
Teknik Pengolahan
Kepada B Sesuai
Permintaan Pasar
Memberikan pelatihan
teknis bagi B dan C
Meningkatkan ketrampilan
tenaga produksi.
Transfer technologi
kepada B sesuai
permintaan pembeli
7. Pemenuhan SDM bagi
pengolah Menyiapkan
tenaga profesional
pengolah surimi.
Memanfaatkan tenaga ahli
produk surimi Bantu
kekurangan tenaga pada B
Melatih dan Menyediakan
SDM Sesuai Kebutuhan B
Meningkatkan ketrampilan
teknis Membantu
peningkatan ketrampilan
kepada B Menyiapkan
dan Melatih Ketrampilan
Menerima dan Menggunakan
Ketrampilan Melatih
Ketrampilan Kepada B
Membantu kebutuhan
tenaga teknis yang terampil
Memenuhi kebutuhan
jumlah tenaga profesional
Membantu tenaga terampil
kepada B
Keterangan: A : Pemerintah
B : Kelompok Mitra C: Pengusaha Mitra
96 Secara umum rancangan model pengembangan usaha pengolahan hasil
perikanan dapat dilihat pada gambar 5.
4.6 Rancangan Model Pengembangan Usaha Pengolahan Hasil Perikanan