4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian 1 Kabupaten Cilacap.
Kabupaten Cilacap mempunyai luas wilayah 2.138 km
2
dan merupakan daerah terluas di antara 35 Kabupaten Kota di Provinsi Jawa Tengah.
Kabupaten Cilacap terbagi dalam 24 Kecamatan, 11 Kecamatan di antaranya memiliki wilayah pantai. Kabupaten Cilacap berpenduduk 1.641.849 jiwa pada
tahun 2003. Potensi industri besar di Cilacap adalah kilang bahan bakar minyak Pertamina, pabrik semen, industri pupuk, biji coklat, bahan karet, tepung terigu,
benang tenun, penggergajian kayu dan pasir besi serta sentra industri jamu tradisional, pertanian, perkebunan rakyat dan pariwisata.
Potensi kelautan di Kabupaten Cilacap relatif besar, dengan garis pantai ± 201,9 km dan yang berbatasan langsung dengan Samudara Hindia ± 80 km.
Potensi perikanan pantai 56.380 ton, dan pada tahun 2001 baru dimanfaatkan sebesar 29.841 ton 52,9. Potensi perikanan lepas pantai 852.600 ton dan
baru dimanfaatkan sebesar 13.508,9 ton 1,6 Diskanlut Kab. Cilacap, 2004. Daerah penangkapan meliputi perairan teluk penyu, teluk panandaran dan
selatan Yogyakarta sampai Pacitan. Luas daerah penangkapan ± 5.200 km
2
. Jumlah nelayan di Kabupaten Cilacap ± 21.348 orang.
Sarana dan prasarana penangkapan yang terdapat di Kabupaten Cilacap adalah Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap dengan kapasitas 250 kapal,
tempat pelelangan ikan sebanyak 11 unit 6 TPI Provinsi dan 5 TPI Kabupaten, pabrik es dengan kapasitas 236 ton sebanyak 5 unit, cold storage kapasitas 75
ton sebanyak 3 unit, serta kawasan industri dan zona pengembangan seluas 16,81 ha. Armada penangkapan sebanyak 4.538 buah yang terdiri dari motor
tempel 1.139 unit, perahu tanpa motor 649 unit, kapal motor 2.635 unit dan kapal longline 115 unit Diskanlut Kab. Cilacap, 2003. Pengolahan pasca panen
produksi hasil perikanan di kabupaten Cilacap dengan menggunakan teknologi modern dan tradisional. Daerah pemasaran produk yang dihasilkan adalah pasar
57 lokal sampai ekspor. Jumlah pengolah yang menggunakan teknologi modern
sebanyak 11 perusahaan, sedangkan secara tradisional yang dikelola oleh Kelompok Tani Wanita nelayan dan perorangan sebanyak 28 buah.
Hasil pengolahan produksi perikanan secara modern umumnya merupakan produk ekspor, di antaranya produk beku seperti tuna, udang, keong,
dan layur; produk keringasin seperti ubur-ubur, teri,dan ebi; serta produk kaleng dari ikan cakalang dan tuna. Negara tujuan utama ekspor produk perikanan
Cilacap adalah Amerika Serikat, Jepang dan China. Jenis ikan dan udang tertentu untuk komoditas ekspor, tidak diolah di Cilacap, tetapi diolah di luar
daerah seperti Jakarta, sehingga mengakibatkan berkurangnya peluang lapangan kerja bagi warga Cilacap dan berkurangnya pendapatan asli daerah.
Tabel 8. Produksi perikanan laut menurut jenis ikan dan kabupatenkota di pantai utara dan selatan Provinsi Jawa Tengah 2002 – 2006
Jumlah ton No Kabupatenkota
2002 2003 2004 2005 2006 I
Pantai Utara Jawa
1 Kabupaten Brebes 3.742,80 5.269,60 3.794,80 4.376,00 1.774,40
2 Kabupaten Tegal 845,30 1.106,90 554,70 341,10 493,90
3 Kota Tegal 34.513,30 29.564,40 28.893,90 23,52 20.816,10
4 Kabupaten Pemalang 11.279,80 9.925,20 11.465,30 12.821,00 14.471,80
5 Kabupaten Pekalongan 2.163,90 1.978,90 2.062,30 1.751,70 1.842,70
6 Kota Pekalongan 53.161,90 62.008,90 65.478,20 47.965,00 34.641,90
7 Kabupaten Batang 17.656,90 11.863,60 12.468,10 12.048,90 20.293,40
8 Kabupaten Kendal 1.111,40 1.055,20 1.270,04 1.569,40 1.064,30
9 Kota Semarang 331,60 174,30 125,50 36,80 67,80
10 Kabupaten Demak 1.181,50 1.208,60 2.300,70 1.918,10 1.091,30
11 Kabupaten Jepara 2.206,10 3.729,80 4.454,20 5.813,10 5.740,80
12 Kabupaten Pati 59.889,30 63.457,20 62.941,80 34.895,10 22.479,80
13 Kabupaten Rembang 78.825,70 32.370,70 38.941,80 37.228,90 40.575,50
II Pantai Selatan Jawa
1 Kabupaten Wonogiri - - 19,60 19,30 20,00
2 Kabupaten Purworejo 63,10 201,60 26,40 19,00 30,60
3 Kabupaten Kebumen 5.349,80 4.180,00 1.168,40 918,00 1.397,60
4 Kabupaten Cilacap 8.944,60 8.140,10
8679,7 7.616,00 11.180,10 Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Jawa Tengah
58
2 Pelabuhanratu - Kabupaten Sukabumi
Visi dinas Kelautan dan Perikanan kabupaten Sukabumi adalah : mewujudkan dinas Kelautan dan Perikanan sebagai fasilitator yang akomodatif
dalam upaya pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan yang produktif. Misi dinas Kelautan dan Perikanan kabupaten Sukabumi adalah
memfasilitasi pemanfaatan dibidang kelautan dan perikanan yang berorientasi pasar yang didukung sarana, prasarana dan teknologi tepat guna melalui
pemberdayaan kelompok nelayan dan pembudidaya ikan yang dinamis dan inovatif.
Kebijakan umum pembangunan Kelautan dan Perikanan di kabupaten Sukabumi meliputi 1 pengembangan potensi kelautan dan perikanan, 2
peningkatan Infrastruktursarana dan prasarana, 3 penanggulangan kemiskinan peningkatan pendapatan nelayan dan pembudidaya dan 4 pengembangan
sumberdaya manusia Potensi keragaan perikanan kabupaten Sukabumi adalah sebagai berikut :
budidaya air tawar meliputi sawah perikanan 31.001 ha, kolam air tenang 6.684 ha, kolam air deras 343 ha, keramba 50 ha dan jaring apung 10 unit. Budidaya
air payau tambak seluas 1.400 ha. Penangkapan perairan umum terdiri dari perairan rawa 35 ha, sungai 747,5 km, situ 149,6 buah dan waduk seluas 1.400
ha, sementara jumlah RTP dan RTBP sebanyak 25.945 orang. Potensi keragaan kelautan kabupaten Sukabumi meliputi panjang pantai
117 km, kewenangan daerah 4 mil laut tersebar di 9 kecamatan pesisir 51 desa pesisir, potensi lestari 14.592 tonth, armada tangkap 1.173 unit, alat tangkap
2.039 unit, Pelabuhan Perikanan 1 unit , Pangkalan Pendaratan Ikan 1 unit dan Tempat Pelelangan Ikan 6 unit.
59 Tabel 9. Produksi dan nilai hasil perikanan menurut kabupatenkota di pantai
selatan Provinsi Jawa Barat tahun 2004
Pantai Selatan Jawa
No
Kab Kota Areal Produksi
Ciamis Tasikmalaya Garut Cianjur Sukabumi
1 Penangkapan di laut
Tonase 1,667
283 7,348
148 787,100
Nilai Rp
16,707,670 2,424,300 40,473,875 787,100
44,315,409
2 Budidaya tambak
Tonase 77
20 28
97 133
Nilai Rp 3,509,000
86,700 199,900
1,403,100 4,541,000
3 Budidaya kolam
Tonase 10,110
16,400 14,516 10,452
18,028 Nilai Rp
93,096,980 117,577,000 140,811,601 51,665,325 108,135,130
4 Budidaya karamba
Tonase 54
0.26 Nilai Rp
596,625 2,600
5 Budidaya Sawah
Tonase 34
3,850 7,170
5,106 11,565
Nilai Rp 352,500
37,914,000 55,269,450 15,201,375
67,068,930
6 Kolam Air Deras
Tonase 78
85 330
993 Nilai Rp
958,500 505,200 1,767,120
3,178,560
7 Jaring Apung
Tonase 18
24,057 12
Nilai Rp 14,300
83,902,725 71,670
8 Perairan Umum
Tonase 123
531 559
852 384
Nilai Rp 894,222
206,744 3,629,390 6,556,595
1,040,000
Jumlah Tonase 12,106 21,168 29,951 40,712
818,214
Jumlah Nilai Rp
114,624,773 158,507,731 238,522,505 69,057,752 227,239,413
3 DKI Jakarta.
Propinsi DKI Jakarta sebagai ibukota negara merupakan pusat pemerintahan, perekonomian, politik dan pusat berbagai aktifitas lainnya.
Pembangunan di bidang perikanan dan kelautan dari waktu kewaktu semakin terdesak oleh pembangunan fisik kota dan isu lingkungan.
1. Keadaan Umum Wilayah Kota Jakarta merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 7
meter di atas permukaan laut terletak pada posisi 6 12’ Lintang Selatan dan
106 48
;
Bujur Timur. Berdasarkan SK Gubernur Nomor 1227 tahun 1989 luas wilayah DKI Jakarta berupa daratan 661.52 km
2
dan berupa lautan 6.977,5 km
2
, dengan lebih dari 110 buah pulau yang tersebar di kepulauan seribu, sekitar 27
60 buah sungaisalurankanal yang digunakan sebagai air minum, usaha perikanan
dan usaha perkotaan. Di sebelah Utara membentang pantai dari Barat sampai ke Timur
sepanjang lebih kurang 35 km yang menjadi tempat bermuaranya 9 buah sungai dan 2 buah kanal. Sungai-sungai yang melintasi wilayah Jakarta antara lain
sungai Ciliwung, Cisadane, kali Pesanggrahan, kali Angke, kali Grogol, kali Sunter, kali Cakung, kali Cipinang dan kali Krukut.
Visi Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Propinsi DKI Jakarta adalah
terwujudnya masyarakat sejahtera melalui pengelolaan sumber daya peternakan, perikanan dan kelautan yang berwawasan lingkungan secara berkelanjutan. Visi
tersebut mengandung arti bahwa dinas peternakan, kelautan dan perikanan propinsi DKI Jakarta tidak hanya menjalankan fungsi peternakan, perikanan dan
kelautan yang secara tradisional menyediakan layanan penyediaan produk peternakan, perikanan dan kelautan, tetapi juga dapat mewujudkan Jakarta
sebagai kota jasa, sentra pemasaran regional, pengolahan, produksi serta pintu gerbang ekspor dan impor hasil peternakan, perikanan dan kelautan. Selain itu
produk perikanan laut dapat mendorong terwujudnya Jakarta sebagai sentra pengolahan, produksi dan pintu gerbang ekspor.
Misi dinas meliputi peningkatan ketahanan dan keamanan pangan yang
bersumber dari hewan dan ikan serta melakukan penataan dalam pengelolaan sumberdaya peternakan. perikanan dan kelautan.
2. Tujuan Strategis Tujuan strategis meliputi penyediaan bahan pangan hewani yang aman
sehat, halal dan cukup bagi masyarakat, peningkatan pendapatan usaha bidang peternakan. perikanan dan kelautan, memberdayakan usaha ekonomi
kerakyatan, meningkatkan kualitas lingkungan sumberdaya dan terwujudnya peningkatan pelayanan kepada masyarakat.
3. Arah Kebijakan Arah kebijakan dinas peternakan, perikanan dan kelautan adalah
mendorong tumbuhnya model peternakan kota yang ramah lingkungan serta
61 mengembangkan sistem distribusi produk peternakan yang dapat menjamin
penyediaan gizi bagi masyarakat Jakarta. Selain itu kebijakan diarahkan untuk mendorong perkembangan usaha perikanan yang lebih efisien, produktif dan
bernilai tambah serta mengurangi berbagai hambatan dan kendala yang dihadapi nelayan.
4 Kabupaten Cirebon
Kabupaten Cirebon dengan luas wilayah 986,0 km
2
merupakan bagian dari wilayah Propinsi Jawa Barat yang terletak di bagian Timur dan merupakan
batas sekaligus sebagai pintu gerbang antara Propinsi Jawa Tengah dan Jawa Barat. Letak geografisnya antara 104
32’ - 108 49’ bujur Timur dan 06
- 00’- 07 - 00’ lintang Selatan dengan batas administrasif sebelah Utara Kota Cirebon dan
Laut Jawa, sebelah Timur Kabupaten Brebes, sebelah Selatan Kabupaten Kuningan dan sebelah Barat Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Indramayu.
Iklim dan curah hujan di Kabupaten Cirebon dipengaruhi oleh keadaan alam yang sebagian besar terdiri dari daerah pantai terutama bagian Utara,
Timur dan Barat, sedangkan di sebelah Selatan adalah daerah perbukitan. Menurut Schmidt dan Ferguson Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten
Cirebon, 2005, Kabupaten Cirebon termasuk kategori tipe C dan D dengan jumlah curah hujan rata-rata per tahun berkisar antara 1000 – 3000 mm. Jumlah
curah hujan tertinggi terdapat di bagian Tengah dan Selatan yaitu daerah perbukitan di kaki gunung Ciremai.
Kabupaten Cirebon terletak pada ketinggian antara 0–130 m di atas permukaan laut dan dibedakan menjadi dua bagian yaitu daerah dataran rendah
yang terletak di sepanjang pantai Utara Jawa antara lain: Kecamatan Gegesik, Kecamatan Amarangun, Pangeran, Brecon Utara, Brecon Barat, Cemanarang,
Sumber, Karangsembung, Babakan Ciledug dan Losari; sedangkan Kecamatan lainnya termasuk pada daerah dataran sedang dan tinggi.
Kabupaten Cirebon merupakan salah satu Kabupaten di Jawa Barat yang mempunyai luas wilayah terkecil kedua setelah Kabupaten Purwakarta tetapi
mempunyai jumlah penduduk yang relatif besar. Jumlah penduduk tahun 2003
62 sebanyak 1.976. 947 jiwa. terdiri atas laki-laki 990.493 jiwa dan perempuan
986.454 jiwa. Potensi Perikanan dan Kelautan, meliputi sumberdaya manusia terdiri dari
petugas perikanan 57 orang, nelayan 21.754 orang, pembudidaya tambak 6.977 orang, pembudidaya kolam 4.503 orang, pembudidaya disawah minapadi 120
orang, penangkap ikan perairan Umum 279 orang, pembudidaya ikan kolam air deras 3 orang, pengolah pedagang ikan 505 orang, kelompok nelayan 50 orang,
kelompok pembudidaya tambak 38 orang, kelompok pembudidaya air tawar 61 orang, kelompok pembudidaya kerang hijau 6 orang dan kelompok pengolah 28
orang Potensi Sumberdaya Alam SDA meliputi panjang pantai 54 km, areal
tambak 7.500 ha, luas areal kolam 784 ha, luas sawahminapadi 8.623 ha, panjang sungai 1.200,5 km, luas sungai 2.450 ha, luas waduk 244 ha, luas situ 5
ha, luas bekas galian 3 ha, luas embung geongan 4 ha dan luas galian astapada 0,8 ha.
Visi Perikanan dan Kelautan yang maju, tangguh, lestari dan memberikan
kemakmuran, sedangkan misinya adalah meningkatkan kualitas sumberdaya
manusia perikanan dan kelautan serta mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya perikanan dan kelautan dengan teknologi maju, berwawasan
lingkungan, berbudaya industri, berorientasi bisnis dan berbasis pedesaan. Meningkatkan pelayanan dan pembinaan yang prima, melaksanakan pengadaan
sarana dan prasarana usaha perikanan dan kelautan yang dibutuhkan. Kebijakan Pembangunan Perikanan dan Kelautan
Upaya meningkatkan pembangunan perikanan dan kelautan di Kabupaten Cirebon yaitu dengan jalan peningkatan produksi dan produktivitas usaha
perikanan dan kelautan. Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di pedesaan dengan sasaran yang ditempuh antara lain :
1 Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia perikanan dan kelautan dengan menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berwawasan lingkungan
serta meningkatkan nilai tambah produksi hasil perikanan dan kelautan.
63 2 Meningkatkan
penyediaan dan distribusi bahan pangan komoditas perikanan dan kelautan dalam rangka meningkatkan kualitas konsumsi dan gizi
masyarakat. 3 Meningkatkan lapangan kerja dan kesempatan berusaha.
4 Mendorong dan meningkatkan pertumbuhan industri di dalam negeri melalui penyediaan bahan baku dan peningkatan penyerapan devisa.
5 Meningkatkan kelestarian
sumberdaya perikanan dan kelautan. Tabel 10.
Produksi dan nilai hasil perikanan menurut kabupatenkota di pantai utara Provinsi Jawa Barat Tahun 2004
Pantai Utara Jawa
No
Kab Kota Areal Produksi
Bekasi Karawang Subang Indramayu Cirebon
1 2
3 4 5 6 7 1
Penangkapan di laut
Tonase 1,612
10,163 17,968 66,789
44,930 Nilai
Rp 14,355,700
41,946,400 144,967,950 527,455,035 44,930
2 Budidaya tambak
Tonase 6,577
29,517 11,018 19,791
3,349 Nilai Rp
1,043,792,511 345,554,566 40,865,900 4,656,506,491 86,069,097
3 Budidaya kolam
Tonase 276 1,763 2,547 4,290
1,176 Nilai Rp
1,777,327 10,927,700
4,383,000 29,797,400 86,069,097
4 Budidaya karamba
Tonase Nilai Rp
5 Budidaya Sawah
Tonase 21
329 3,003
4 Nilai Rp
101,236 3,707,368 13,215,000
78,000
6 Kolam Air Deras
Tonase 177
Nilai Rp 1,072,774
7 Jaring Apung
Tonase Nilai Rp
1,105
8 Perairan Umum
Tonase 790 560 549 1,105
149 Nilai Rp
37,702 2,409,200
2,203,810 21,010,172 441,340
Jumlah Tonase 9,275 42,333 35,262 91,976
49,607
Jumlah Nilai Rp 1,060,027,564 402,136,594 204,505,173 5,213,760,031 172,261,273
4.2 Pemilihan Komoditas Potensial