1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Sebagaimana tertuang dalam SK Menteri Perindustrian No.19MI1986, yang dimaksud dengan industri adalah suatu usaha atau kegiatan bahan
mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan. Usaha pengolahan ikan adalah
bagian dari industri. Dalam penelitian ini, bahan baku yang dianalisis berasal dari produksi perikanan tangkap di suatu wilayah tertentu untuk diolah menjadi
produk pangan. Penelitian ini menggunakan studi kasus di Cilacap,
Pelabuhanratu, DKI Jakarta dan Cirebon. Desain pengembangan usaha pengolahan hasil perikanan ini juga mempertimbangkan pentingnya peranan
pascapanen bukan hanya terbatas pada bagaimana mempertahankan agar produk ikan segar yang dihasilkan tidak menurun mutunya atau seberapa besar
nilai tambah yang dihasilkan melalui penerapan teknologi pascapanen, namun juga merupakan suatu mata rantai penghubung antara kegiatan produksi primer
industri penangkapan dengan kegiatan pemasaran.
1.6 Kerangka Pikir Penelitian
Industri pengolahan hasil perikanan merupakan salah satu jenis industri yang potensial untuk dikembangkan, mengingat potensi sumberdaya ikan dari
perairan laut nasional relatif besar. Namun demikian terdapat sejumlah persoalan menghambat pengembangan industri pengolahan hasil perikanan
pada umumnya, baik dari aspek ketersediaan bahan baku maupun aspek pengolahan produk.
Persoalan yang dihadapi pada pemenuhan bahan baku khususnya bahan baku yang dihasilkan oleh aktifitas industri penangkapan di antaranya adalah
teknologi penanganan ikan di atas kapal penerapan rantai dingin yang belum diterapkan secara benar serta sarana pendaratan ikan yang belum memadai,
termasuk sarana sanitasi dan hygiene seperti air bersih, es, wadah penanganan ikan. Permasalahan ini secara langsung akan mempengaruhi
industri pengolahan seperti volume, mutu dan harga bahan baku.
8
Industri pengolahan hasil perikanan yang berkembang di Indonesia secara umum dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu pengolahan hasil
perikanan tradisional dan pengolahan hasil perikanan modern. Ciri umum industri pengolahan hasil perikanan tradisional adalah bersifat padat karya,
teknologi yang digunakan bersifat sederhana, skala usaha kecil, target pasar adalah pasar lokal. Kendala umum pengembangan industri pengolahan hasil
perikanan tradisional ini adalah permodalan dan kemampuan sumber daya manusia yang terlibat di dalamnya. Sebaliknya, untuk industri pengolahan hasil
perikanan modern memiliki ciri umum padat modal, menggunakan permesinan berteknologi relatif tinggi, skala usaha menengah atau besar, target pasar
adalah regional atau internasional. Dalam pengembangannya kelompok industri modern juga memiliki kendala umum seperti kesinambungan bahan baku
jumlah dan mutu, permodalan, kebijakan pemerintah dan kondisi pasar global. Saat ini industri pengolahan hasil perikanan yang bahan bakunya berasal
dari tangkapan di laut masih tetap mampu bertahan di tengah kendala-kendala pada industri penangkapan seperti misalnya isu penangkapan berlebih
overfishing, jarak penangkapan yang semakin jauh tidak sesuai sarana kapal, kasus pencurian ikan dll, sementara politik perdagangan yang
diterapkan oleh negara-negara pesaing Singapura, Thailand, Vietnam, China dan Korea semakin menambah sempit akses pasar. Demikian pula semakin
ketatnya peraturan jaminan keamanan pangan yang diberlakukan oleh negara Amerika Serikat dan Uni Eropa. Apabila berbagai persoalan yang dapat
menghambat kinerja pengembangan industri pengolahan hasil perikanan tersebut tidak ditangani secara komprehensif, pada akhirnya akan
memperlemah daya saing produk yang dihasilkan. Keadaan umum yang dikemukakan di atas akan menjadi pintu masuk
dalam pengembangan desain usaha pengolahan hasil perikanan, sehingga dapat dirumuskan prioritas strategi pengembangannya dengan memanfaatkan
peluang keunggulan potensi sumberdaya bahari. Desain pengembangan usaha pengolahan hasil perikanan dimulai dengan melihat potensi sumberdaya
perikanan dari masing-masing wilayah. Potensi yang berbeda-beda untuk tiap daerah akan mengakibatkan berbagai ragam pengelolaan terhadap hasil
9
perikanan tersebut. Potensi sumberdaya perikanan ini diartikan sebagai jenis- jenis ikan yang didaratkan disuatu daerah untuk dimanfaatkan guna
memperoleh nilai tambah dalam rangka peningkatan pemenuhan kesejahteraan nelayanpengolah ikan setempat.
Mengingat komoditas ikan dan perlakuan pengolahan hasil hasil perikanan relatif beragam, maka diperlukan suatu rumusan dalam penentuan
komoditas potensial dan produk unggulan, sehingga pengembangannya dapat lebih terarah. Sebagai rqncqngqn model, produk unggulan dari masing-masing
wilayah dilakukan analisis terhadap kelayakan finansialnya. Prioritas strategi dan elemen kunci dalam pengembangan ditetapkan agar perumusan kebijakan
untuk pencapaian tujuan pengembangan usaha pengolahan hasil perikanan didasarkan pada realita masa sekarang dan probabilitas di masa mendatang.
Diharapkan keputusan yang diambil dalam pengembangan usaha pengolahan hasil perikanan menjadi lebih terarah, terencana, operasional dan
berkesinambungan. Skema Kerangka pikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.
Produksi Perikanan Tangkap yang kontinyu
didaratkan Identifikasi Produksi
Perikanan Tangkap 2002-2006
Menentukan Produk Unggulan
Menganalisis kelayakan finansial
dari nilai produksi terendah
Membuat rancangan model
pengembangan
Rancangan model Pengembangan
Usaha Gambar 1. Alur penelitian
10
1.7 Keluaran yang Diharapkan