Pertumbuhan Pengaruh Padat Penebaran terhadap Pertumbuhan

2.7 Kebiasaan Makanan Ikan Nilem

Ikan nilem termasuk pemakan plankton, perifiton dan tumbuhan air Huet, 1970. Benih ikan nilem memakan fitoplankton dan zooplankton yang tergolong kedalam kelas Bacillariophyceae, Chlorophyceae, Desmidiaceae dan Cyanophyceae Hardjamulia, 1979. Menurut Hartono 1999 jenis perifiton yang dimakan ikan nilem pada tiap musimnya berbeda Tabel 4 . Tabel 4. Jenis makanan ikan nilem pada tiap musim di desa Pananjuk, kabupaten Garut. Kelas Kemarau Ii Hujan Ii Chlorophyceae Schizomeris Mougeotia Microspora 45,16 16,07 4,82 Schizomeris Closteriopsis Microspora 35,57 5,68 0,17 Bacillariophyceae Frustalia Rhopalodia Gyrosigma Diatoma Tabellaria Navicula 23,18 5,36 2,75 1,34 0,26 0,02 Diatoma Tabellaria Rhopalodia Navicula Gyrosigma Frustalia Diatomalia Coscinodiscus 19,79 3,83 1,52 1,44 1,17 0,83 0,15 0,10 Cyanophyceae Oscillatoria Spirulina Aphazomenioa 1,16 0,74 0,41 Tak teridentifikasi Daun Detritus 0,27 0,31 Daun Detritus 10,95 7,57 Ket : Ii adalah Index Propenderance yang menyatakan persentase jumlah makanan dalam lambung ikan. Menurut seorang yang melakukan pembesaran ikan nilem di KJA Cirata, ikan nilem sangat agresif dalam memanfaatkan perifiton yang tumbuh pada jaring dibandingkan ikan nila, hingga jaring pemeliharaan bersih dari lumut. Makanan lain yang disukai nilem adalah sayuran berupa daun kol dan sawi yang sudah agak membusuk Ir. Nano, pemilik KJA, 2005, Komunikasi pribadi. Pada penelitian di waduk Wonogiri didapatkan makanan ikan nilem adalah Bacillariophyceae sebagai makanan utama dan Chlorophyceae, Cyanophyceae serta fragmen tumbuhan air sebagai makanan pelengkapnya Winanto, 1982.

2.8 Pertumbuhan

Pertumbuhan didefinisikan sebagai perubahan ukuran baik panjang, berat atau volume dalam jangka waktu tertentu. Pertumbuhan dapat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor dalam dan luar. Faktor dalam meliputi sifat keturunan, umur, ketahanan terhadap penyakit dan kemampuan memanfaatkan makanan. Sementara faktor luar meliputi suhu, kimia perairan dan makanan yang tersedia Sjafei et al., 1989 Menurut Ayu 2003 benih ikan nilem di daerah Magek-Sumatra Barat dipelihara dalam kolam darat dengan panjang awal 10 cm dan bobot 20-30 g, untuk betina pertumbuhannya mencapai 150 g dengan panjang 25 cm setelah dipelihara 1,5-2 tahun sedangkan untuk jantan dapat mencapai 80-100 g dengan panjang 20 cm setelah dipelihara selama 1 tahun.

2.9 Pengaruh Padat Penebaran terhadap Pertumbuhan

Padat penebaran adalah jumlah ikan persatuan luas atau volume kolam atau wadah pemeliharaan ikan lainnya. Pada keramba jaring apung pembesaran ikan nilem belum pernah dilakukan sebelumnya sehingga padat tebar yang ada belum diketahui, tetapi berdasarkan klasifikasi yang dimillikinya ikan nilem memiliki kerabat dekat ikan mas, yaitu dalam satu famili Cyprinidae. Maka padat tebar ikan nilem di jaring apung dapat disesuaikan dengan padat tebar ikan mas. Menurut Amidarhana 2001 petani ikan di Jatiluhur untuk jenis usaha monokultur menebar benih ikan mas pada petak berukuran 7x7 m rata-rata 94 kgpetakmusim tanam atau sekitar 287 ekorm 2 musim tanam. 1 kg benih ikan mas rata-rata berjumlah 150 ekor atau setara 6,67 gekor dengan panjang berkisar 4-10 cm. Menurut Hendayana 2002 petani di Cirata menebar benih berukuran panjang 2 jari atau seukuran pisau silet disebut benih “silet” sebanyak 60 kgpetakmusim tanam atau sekitar 97 ekorm 2 musim tanam, benih yang ditebar berjumlah 80 ekorkg atau setara dengan 12,5 gekor, sedangkan di Kecamatan Mande-Cirata setiap musimnya menanam sebanyak 50 kgpetak atau sekitar 140 ekorm 2 dengan jumlah benih 140 ekorkg atau setara dengan 7,14 gekor Ade, karyawan KJA, 2005, Komunikasi Pribadi. Menurut Harper dan Pruginin 1981 jumlah ikan yang ditebar bergantung pada produktivitas kolam seperti kuantitas, kualitas dan tingkat manajemen aerasi, aliran air, dan sebagainya. Peningkatan hasil melalui peningkatan kepadatan hanya dapat dilakukan dengan intensifikasi yaitu pengelolaan pakan dan lingkungan. Selain itu, menurut Werdemeyer 1996 peningkatan kepadatan akan mengganggu proses fisiologis dan tingkah laku ikan terhadap ruang gerak yang akhirnya menurunkan kondisi kesehatan dan fisiologis, pemanfaatan makanan, pertumbuhan dan kelangsungan hidup. Menurut Harper dan Pruginin 1981, peningkatan padat penebaran dapat diikuti dengan pertumbuhan yang maksimal serta peningkatan hasil selama pakan tercukupi dan kualitas air tetap mendukung.

2.10 Parameter Fisika dan Kimia Perairan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Padat Penebaran terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Ikan Bandeng (Chanos chanos Forskal) yang Dipelihara dalam Jaring Apung di Laut

0 8 148

Pengaruh Pemberian Pakan yang Berbeda terhadap Kualitas Air, Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan Ikan Mas (Cyprinus carpio L) di Keramba Jaring Apung.

0 10 57

Kajian peranan ikan nilem (Osteochillus hasselti) dalam mengendalikan perifiton dan pengaruhnya terhadap kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan mas pada keramba jaring apung di waduk Cirata

0 7 195

Pemanfaatan limbah budidaya ikan nila Oreochromis niloticus untuk pertumbuhan ikan nilem Osteochilus hasselti dengan padat tebar yang berbeda

0 4 96

Pelepasan Fosfor dari Keramba Jaring Apung Ikan Bawal (Colosomma macropomum) di Waduk Cirata.

0 4 36

Analisis Kelembagaan Dalam Pengelolaan Keramba Jaring Apung (Kja) Waduk Cirata

3 36 160

Kajian peranan ikan nilem dalam mengendalikan perifiton dan pengaruhnya terhadap kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan mas pada keramba jaring apung di waduk Cirata

0 3 106

Pengaruh Padat Penebaran Terhadap Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan Benih Ikan NIlem (Osteochilus hasselti) dengan Menggunakan Sistem Resirkulasi.

0 0 1

Efektifitas Nauplii Artemia yang Diperkaya Susu Bubuk Afkir Sebagai Pakan Terhadap Kelangsungan Hidup Larva Nilem (Osteochilus hasselti).

0 1 1

PENGARUH PEMBERIAN EM4 PADA MEDIA BIOFILTER TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN LAJU PERTUMBUHAN IKAN NILEM (Osteochilus hasselti) DENGAN SISTEM AKUAPONIK.

0 0 1