Klasifikasi ikan nilem menurut Saanin 1984 dan Weber dan de Beaufort 1916 adalah sebagai berikut :
Kelas : Pisces Sub kelas : Teleostei
Ordo : Ostariophysi Sub ordo : Cyprinoidea
Familia : Cyprinidae Sub familia : Cyprininae
Genus : Osteochilus Spesies : Osteochilus hasselti C.V.
Di Indonesia ikan nilem dikenal dengan nama nilem, lehat, magut, regis, milem, muntu, palung, palau, pawas, puyau, asang, penopa, dan karper Saanin,
1984. Daerah penyebarannya meliputi : Malaysia, Thailand, Vietnam, kamboja, Indonesia pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi Djajadiredja, et
al.,1977
2.6 Morfologi Ikan Nilem
Ikan nilem mempunyai bentuk tubuh pipih, mulut dapat disembulkan. Posisi mulut terletak diujung hidung terminal. Posisi sirip perut terletak di
belakang sirip dada abdominal. Ikan nilem tergolong bersisik lingkaran sikloid. Rahang atas sama panjang atau lebih panjang dari diameter mata, sedangkan
sungut moncong lebih pendek daripada panjang kepala. Permulaan sirip punggung berhadapan dengan sisik garis rusuk ke-8 sampai ke-10. Bentuk sirip
dubur agak tegak, permulaan sirip dubur berhadapan dengan sisik garis rusuk ke-22 atau ke-23 di belakang jari-jari sirip punggung terakhir. Sirip perut dan sirip
dada hampir sama panjang. Permulaan sirip perut dipisahkan oleh 4 - 4
1 2
sisik dari sisik garis rusuk ke-10 sampai ke-12. Sirip perut tidak mencapai dubur. Sirip
ekor bercagak. Tinggi batang ekor hampir sama dengan panjang batang ekor dan dikelilingi oleh 16 sisik Weber dan de Beaufort, 1916. Menurut warna
sisiknya, ikan nilem dapat dibedakan menjadi 2, yaitu ikan nilem yang berwarna coklat kehitaman atau coklat hijau pada punggungnya dan terang di bagian perut
dan ikan nilem merah dengan punggung merah atau kemerah-merahan dengan bagian perut agak terang Hardjamulia, 1978.
2.7 Kebiasaan Makanan Ikan Nilem
Ikan nilem termasuk pemakan plankton, perifiton dan tumbuhan air Huet, 1970. Benih ikan nilem memakan fitoplankton dan zooplankton yang tergolong
kedalam kelas Bacillariophyceae, Chlorophyceae, Desmidiaceae dan Cyanophyceae Hardjamulia, 1979. Menurut Hartono 1999 jenis perifiton yang
dimakan ikan nilem pada tiap musimnya berbeda Tabel 4 . Tabel 4. Jenis makanan ikan nilem pada tiap musim di desa Pananjuk,
kabupaten Garut.
Kelas Kemarau
Ii Hujan
Ii
Chlorophyceae Schizomeris
Mougeotia Microspora
45,16 16,07
4,82 Schizomeris
Closteriopsis Microspora
35,57 5,68
0,17 Bacillariophyceae
Frustalia Rhopalodia
Gyrosigma Diatoma
Tabellaria Navicula
23,18 5,36
2,75 1,34
0,26 0,02
Diatoma Tabellaria
Rhopalodia Navicula
Gyrosigma Frustalia
Diatomalia Coscinodiscus
19,79 3,83
1,52 1,44
1,17 0,83
0,15 0,10
Cyanophyceae Oscillatoria
Spirulina Aphazomenioa
1,16 0,74
0,41 Tak teridentifikasi
Daun Detritus
0,27 0,31
Daun Detritus
10,95 7,57
Ket : Ii adalah Index Propenderance yang menyatakan persentase jumlah makanan dalam lambung ikan.
Menurut seorang yang melakukan pembesaran ikan nilem di KJA Cirata, ikan nilem sangat agresif dalam memanfaatkan perifiton yang tumbuh pada jaring
dibandingkan ikan nila, hingga jaring pemeliharaan bersih dari lumut. Makanan lain yang disukai nilem adalah sayuran berupa daun kol dan sawi yang sudah
agak membusuk Ir. Nano, pemilik KJA, 2005, Komunikasi pribadi. Pada penelitian di waduk Wonogiri didapatkan makanan ikan nilem
adalah Bacillariophyceae sebagai makanan utama dan Chlorophyceae, Cyanophyceae serta fragmen tumbuhan air sebagai makanan pelengkapnya
Winanto, 1982.
2.8 Pertumbuhan