Pemilihan Walikota semarang tahun 2010 adalah faktor pilihan sendiri 40 kemudian faktor orang tua 32.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa keluarga dalam hal ini yaitu orang tua memiliki peran dalam keputusan
yang diambil oleh anaknya tetapi peran tersebut tidak terlalu besar.
B. Konsep Sosialisasi Politik
Sosialisasi politik merupakan bagian dari kajian politik dalam pengertian proses. Oleh karena itu, pengertian sosialisasi politik senantiasa
berkaitan dengan segenap proses politik dalam kehidupan. Sosialisasi politik merupakan suatu proses bagaimana memperkenalkan sistem politik
pada seseorang, dan bagaimana orang tersebut menentukan tanggapan serta reaksi-reaksinya terhadap gejala-gejala politik Maran, 2007: 136 .
Sosialisasi politik ditentukan oleh lingkungan sosial, ekonomi dan kebudayaan dimana individu berada, selain itu juga ditentukan oleh
interaksi pengalaman-pengalaman serta kepribadiannya. Oleh karena itu sosialisasi politik dalam beberapa hal merupakan konsep kunci sosiologi
politik. Dalam kehidupan politik, seperti halnya dalam wilayah-wilayah
kehidupan lain, sosialisasi politik merupakan suatu kunci bagi perilaku. Di atas telah disinggung bahwa sosialisasi politik merupakan suatu proses
bagaimana memperkenalkan sistem politik pada seseorang, dan bagaimana seseorang tersebut menentukan tanggapan serta reaksi-reaksinya terhadap
gejala-gejala politik. Melalui sosialisasi politik, individu-individu diharapkan mau dan mampu berpartisipasi serta bertanggungjawab dalam
kehidupan politik. Dalam hal ini sosialisasi merupakan proses pedagogis proses pendidikan, atau suatu proses pembudayaan insan-insan politik.
Proses ini melibatkan orang-orang baik dari generasi tua maupun dari generasi muda. Proses ini dimulai sejak dini, ketika seorang anak kecil,
dimana keluarga berperan sebagai pelaku utama dalam sosialisasi. Selain keluarga, sekolah pendidikan, kelompok kerja, kelompok sebaya,
kelompok agama, dan media massa berperan sebagai agen atau pelaku sosialisasi politik.
Sejak jaman kuno telah disadari pentingnya politik. Plato dan Aristoteles, misalnya, menekankan betapa pentingnya melatih para
anggota masyarakat untuk berbagai tipe aktivitas politik. Di zaman modern, Rousseau adalah tokoh yang mengakui peranan pendidikan untuk
memperhitungkan nilai-nilai. Para filsuf liberal abad ke-19 pun memberikan tekanan besar pada adanya kebutuhan untuk mendidik para
penguasa. Para penguasa pun membutuhkan pendidikan politik. Dengan demikian mereka dapat menjalankan kekuasaan mereka secara
bertanggungjawab, yakni demi kesejahteraan seluruh lapisan dan golongan masyarakat, tanpa kecuali.
Melalui proses sosialisasi politik anggota masyarakat memperoleh sikap dan orientasi terhadap kehidupan politik yang berlangsung dalam
lingkungannya. Proses ini berlangsung seumur hidup yang diperoleh secara sengaja melalui pendidikan formal dan informal maupun tidak
sengaja melalui kontak dan pengalaman sehari-hari, baik dalam kehidupan keluarga dan tetangga maupun dalam kehidupan masyarakat. Selain itu,
seiring dengan perkembangan informasi dan teknologi, proses sosialisasi dapat juga diperoleh seseorang, baik secara sengaja atau tidak sengaja,
melalui transformasi media massa elektronik maupun cetak.
C. Agen Sosialisasi Politik