instruksi ini juga terjadi di sekolah-sekolah, guru mengajarkan siswa tentang sistem politik dan budaya politik yang ada di negara mereka.
Motivasi adalah cara melakukan sosialisai politik yang terakhir. Melalui cara ini, individu langsung belajar dari pengalaman,
membandingkan pendapat dan tingkah laku sendiri dengan tingkah laku orang lain. Dapat saja seorang individu yang besar dari keluarga yang
beragama, ketika besar individu bergabung dengan kelompok-kelompok politik yang lebih bercorak sekular.
F. Kepribadian Politik
Pengalaman merupakan salah satu variabel penting dari model sosialisasi. Di sini tingkah laku politik untuk sebagian ditentukan oleh
pengalaman-pengalaman orang yang bersangkutan. Namun pengalaman bukanlah tujuan sosialisasi politik. Tujuan sosialisasi politik adalah
terbentuknya sikap, kepribadian individu, insan politik. Pengalaman- pengalaman politik tentu saja berperan penting dalam pembentukan
kepribadian politik. Ada beberapa macam kepribadian politik. Erich Fromm dalam Maran, 2007:140 menyebut salah satu tipe kepribadian
sebagai automaton, yaitu seseorang yang kehilangan rasa individualitasnya karena proses penyesuaian dirinya dengan nilai-nilai umum.
Menurut Harold Lasswell dalam Maran, 2007:140 menyatakan bahwa:
Ada beberapa tipe kepribadian politik sebagai berikut : agitator politik, yaitu seseorang yang mahir di bidang kontak pribadi dan
terampil dalam usaha membangkitkan emosi-emosi politik; administrator politik, yaitu orang yang terampil dalam memanipulasi
organisasi-organisasi ide-ide; dan birokrat politik, yaitu orang yang sangat menekankan peraturan-peraturan formal dan organisasi dan
merealisasikannya dalam situasi tertentu.
David Riesman dalam Maran, 2007:141 mengelompokkan kepribadian politik dalam tiga tepi kepribadian, sebagai berikut.
Tipe kepribadian yang diarahkan oleh tradisi, orang yang berkepribadian demikian tidak memiliki satupun konsep politik dan
selalu beraksi terhadap lingkungan tertentu; tipe pribadi yang terarah ke dalam, dengan orientasi-orientasi yang berasal dari masa kanak-
kanak, orang yang bertipe semacam ini tidak peka terhadap pengaruh-pengaruh kontemporer dan yang satu lagi adalah tipe
pribadi orang yang selalu berorientasi pada pengaruh-pengaruh kontemporer.
Patut dicatat bahwa sosialisasi politik adalah proses yang
berlangsung lama dan rumit yang dihasilkan dari usaha saling mempengaruhi diantara kepribadian individu dengan berbagai pengalaman
yang relevan. Dikatakan relevan, karena pengalaman tersebut memberi bentuk pada tingkah lakunya. Pengalaman yang mulanya bersifat sosial
dan ekonomis bisa saja mengandung arti politis. Pola-pola hubungan sosial dan ekonomis tertentu bisa mempengaruhi identitas politik tertentu. Di
masa orde baru kita sering mendengar tentang adanya pengusaha Golkar, artis Golkar, dan lain-lain. Atau mengganggur untuk jangka waktu yang
begitu lama dapat mengasingkan seseorang dari kehidupan politik. Sosialisasi politik itu menyangkut suatu jaringan yang rumit dari
pengetahuan, nilai-nilai, dan sikap-sikap yang dialihkan dari individu atau kelompok yang satu kepada individu atau kelompok yang lain dalam suatu
sistem politik. Tercakup disini adalah pengalaman-pengalaman yang mempengaruhi kepribadian serta tingkah laku para insan politik. Semua ini
pada gilirannya membentuk apa yang disebut layar persepsi. Dengan layar persepsi orang menerima rangsangan-rangsangan politik. Layar persepsi
itu dapat berubah sesuai dengan perubahan pengetahuan, nilai-nilai, dan sikap individu-individu yang bersangkutan. Disamping itu perlu
diperhatikan pula bahwa tidak semua rangsangan politik yang dapat diterima, ada yang ditolak. Penerimaan atau penolakan atas rangsangan-
rangsangan politik itu merupakan perbedaan perilaku politik, khususnya menentukan perbedaan partisipasi diantara individu yang satu dengan
individu yang lain. Memang ada garis besar perkembangan yang sama untuk berbagai
individu. Tetapi tidak semua individu berkembang dengan jalan politik yang sama, apalagi dengan kecepatan yang sama. Tingkat pengetahuan,
pemahaman akan nilai-nilai, dan sikap-sikap hidup mempengaruhi cara orang untuk memilih jalan politiknya.
G. Konsep Orientasi Politik