Kecombrang Nicolaia speciosa Horan Kemuning Murraya paniculata [L..] Jack.

C. Kecombrang Nicolaia speciosa Horan

Kecombrang termasuk dalam famili Zingiberaceae. Umumnya tanaman ini terdapat di Sumatera, Jawa, Sulawesi, dan Maluku. Deskripsi tanaman ini sendiri adalah tanaman tahunan berbentuk semak dengan ketinggian 1-3 m dengan batang semu yang tegak dan berpelepah serta bentuknya menyerupai rimpang. Biasa dikonsumsi sebanyak 20 – 50 gram dalam 200 ml pelarut. Daun kecombrang sendiri merupakan daun tunggal dengan bagian ujung dan pangkal runcing. Panjang daun kecombrang sekitar 20-30 cm, dengan lebar 5-15 cm. Daunnya berwarna hijau dengan pertulangan daun menyirip. Sedangkan bunga kecombrang, yang dipakai dalam penelitian ini, merupakan bunga majemuk berbentuk bongkol dengan panjang tangkainya sekitar 40-80 cm. Bunga kecombrang berwarna merah jambu, berbulu jarang dan didalamnya terdapat benang sari berwarna kuning dan putik berwarna putih warintek.ristek, 2005. Bunga kecombrang banyak digunakan sebagai obat penghilang bau badan, memperbanyak air susu ibu, pembersih darah, dan memiliki aktivitas antimikroba. Kandungan kimia yang terdapat di daun, batang , bunga, dan rimpang kecombrang adalah saponin dan flavonoid. Selain itu, kecombrang juga mengandung polifenol dan minyak atsiri warintek.ristek, 2005. Gambar 3. Kecombrang Nicolaia speciosa Horan Sumber : warintek.ristek 2005 D. Kemuning Murraya paniculata [L..] Jack. Kemuning merupakan tanaman famili Rutaceac, biasa tumbuh di di semak belukar, tepi hutan, atau ditanam sebagai tanaman hias dan tanaman pagar dan memiliki variasi morfologi yang besar sekali. Tanaman ini dapat ditemukan sampai ketinggian ± 400 m dpl. IPTEK c , 2005. Kemuning merupakan tanaman jenis semak atau pohon kecil, bercabang banyak, tinggi 3-8 m, batangnya keras, beralur, dan tidak berduri. Daunnya majemuk, bersirip ganjil dengan anak daun 3-9, letak berseling. Helaian anak daunnya bertangkai, bentuk bulat telur sungsang atau jorong, ujung dan pangkal runcing, tepi rata atau agak beringgit, panjang 2-7 cm, lebar 1-3 cm, permukaan licin, mengilap, wamanya hijau, bila diremas tidak berbau. Sedangkan bunga kemuning merupakan bunga majemuk berbentuk tandan, warnanya putih dan wangi, serta keluar dari ketiak daun atau ujung ranting. IPTEK c , 2005. Daun kemuning mengandung cadinene, methyl-anthranilate, bisabolene, P-earyophyllene, geraniol, carene-3, eugenol, citronellol, methyl- salicylate, s-guaiazulene, osthole, paniculatin, tanin, dan coumurrayin. Sedangkan kulit batang mengandung mexotioin, 5-7-dimethoxy-8- 2,3- dihydroxyisopentyl coumarin, sedangkan bunga kemuning mengandung scopeletin, dan buahnya mengandung semi-ec-carotenone IPTEK c , 2005. Beberapa penelitian yang telah dilakukan, ekstrak daun kemuning dapat memberikan efek anti-inflamasi dan mampu menurunkan berat badan secara invivo. Secara tradisional, kemuning banyak digunakan untuk radang buah zakar orchitis, radang saluran napas bronkhitis, infeksi saluran kencing, kencing nanah, keputihan, sakit gigi, haid tidak teratur, lemak tubuh berlebihan, pelangsing tubuh, nyeri pada tukak ulkus, memar akibat benturan, rematik, keseleo, digigit serangga dan ular berbisa, bisul, epidemik encephalitis B, luka terbuka di kulit. Bagian kemuning yang biasa digunakan sebagai obat adalah daun, ranting, akar, dan kulit batang. Konsumsi daun kemuning pada masyarakat menggunakan 20 – 60 gram daun dalam 200 ml pelarut IPTEK c , 2005. Gambar 4. Kemuning Murraya paniculata [L..] Jack. Sumber : IPTEK 2005

E. Jati belanda Guazuma ulmifolia Lamk