Analisis Kimia METODE PENELITIAN

dimaserasi pada suhu ruang dengan kecepatan 35 rpm. Proses maserasi berlangsung 24 jam pada suhu ruang, kemudian larutan tersebut disaring menggunakan pompa vakum yang diberi kertas saring Whatman No. 1. Hasil saringan yang diperoleh kemudian dipekatkan menggunakan rotary vacuum evaporator pada suhu 55 o C sehingga diperoleh ekstrak pekat dengan volume 10 ml. 1.3. Persiapan hasil ekstraksi untuk inkubasi sel eritrosit Sebelum digunakan pada kultur sel, hasil ekstraksi disterilisasi terlebih dahulu dengan menggunakan membran 0.22 μm. Hasil penyaringan kemudian diencerkan dengan media PBS Phosphat Buffered Saline sebagai media pelarut. Melalui pengenceran diperoleh tiga taraf konsentrasi yaitu C1, C2, dan C3. C1 merupakan dua kali konsentrasi normal masyarakat, C2 merupakan konsentrasi normal masyarakat, dan C3 merupakan setengah konsentrasi normal masyarakat. Hasil ektraksi ini nantinya akan ditambahkan pada suspensi eritrosit yang akan diinkubasi dan diuji responnya dalam menghambat hemolisis.

2. Analisis Kimia

Analisis kimia yang dilakukan mencakup analisis kadar air, kadar protein, kadar total fenol, dan kapasitas antioksidan. Pengujian kadar air dan kadar protein dilakukan terhadap sampel segar tanaman, sedangkan kadar total fenol dan kapasitas antioksidan dilakukan terhadap hasil ekstraksi tanaman. Analisis kadar air metode oven AOAC,1984 Cawan aluminium dikeringkan dalam oven selama 15 menit dan didinginkan dalam desikator selama 10 menit, kemudian ditimbang. Sampel dipotong kecil-kecil kemudian ditimbang kurang lebih 5 gram dalam cawan. Selanjutnya cawan beserta isinya ditempatkan dalam oven selama 6 jam. Kemudian pindahkan cawan ke desikator, lalu didinginkan. Setelah dingin ditimbang kembali dan diulang proses pengeringan dalam oven sampai diperoleh berat yang tetap. Kadar air diperoleh dengan perhitungan sebagai berikut : Keterangan : a = berat cawan dan sampel akhir g b = barat cawan g c = berat sampel awal g 2.2. Analisis kadar protein AOAC,1984 Ditimbang 0.1-0.15 gram contoh. Contoh dimasukkan ke dalam labu Kjeldahl dan ditambahkan 1.9±0.1 g K 2 SO 4 , 40±10 mg HgO, dan 2.0±0.1 ml H 2 SO 4 . Contoh kemudian dididihkan sampai cairan menjadi jernih 1 jam. Larutan jernih ini kemudian dipindahkan ke alat destilasi. Labu Kjeldahl dicuci dengan air 1-2 ml. Air cucian dimasukkan ke dalam alat destilasi dan ditambahkan 10 ml larutan NaOH-Na 2 S 2 O 3 . Digunakan asam standar, yaitu asam borat yang telah ditambahkan indikator campuran merah metil dan metil biru. Destilasi dihentikan saat terjadi perubahan warna asam standar dari biru violet menjadi hijau. Cairan hasil destilasi dalam erlenmeyer kemudian dititrasi oleh HCl 0.02 N. Titik akhir titrasi ketika warna titrat berubah dari hijau menjadi biru keunguanabu- abu. Kadar protein diperoleh dengan perhitungan sebagai berikut : Kadar air bb = c – a-b x 100 c Kadar air bk = c – a-b x 100 a-b N = ml HCL sampel – ml HCL blanko x N HCL x 14.007 mg contoh Kadar Protein KP = Faktor Konversi x N X 100 2.3. Analisis Total Fenol Analisis terhadap total fenol sampel dilakukan menurut metode Chandler dan Dodds yang dimodifikasi Shetty et.al , 1995. Sebanyak 1 ml sampel dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang telah berisi 1 ml etanol 95 dan 5 ml air bebas ion. Pereaksi Folin- Ciocalteau 50, 0,5 ml ditambahkan pada masing-masing sampel. Campuran tersebut kemudian divorteks dan didiamkan selama 5 menit. Setelah 5 menit, ditambahkan 1 ml Na 2 CO 3 5 , kemudian divorteks dan disimpan selama 60 menit dalam ruang gelap. Sampel dihomogenisasi kembali, dan absorbansinya diukur pada panjang gelombang 725 nm. Standar yang digunakan adalah asam tanat. Dengan konsentrasi 0, 5, 10, 15, 20, dan 25 ppm. 2.4. Analisis Kapasitas Antioksidan Hatano et.al., 1988 Analisis kapasitas antioksidan dilakukan dengan menggunakan metode DPPH. Sebanyak 2 ml buffer asetat dicampur dengan 3.75 ml metanol dan 200 μl larutan DPPH. Campuran kemudian divorteks. Setelah itu ditambahkan 50 μl sampel larutan standar. Larutan kemudian divorteks dan didiamkan selama 20 menit di ruang gelap. Absorbansi larutan diukur pada panjang gelombang 517 nm. Kontrol negatif yang digunakan adalah metanol, sedangkan kontrol positif yang digunakan adalah asam askorbat 50, 100, 200, 500, dan 1000 ppm. Kapasitas antioksidan diperoleh dengan perhitungan sebagai berikut : Kapasitas antioksidan = [ A kontrol - – A sampel ] A kontrol -

3. Isolasi Sel Eritrosit Qin Yan Zhu, 2002