Pengukuran Beban Nol Pengukuran Hubung Singkat

2.5.1 Pengukuran Beban Nol

Pengukuran beban nol di lakukan untuk mengetahui parameter X m dan R c . Pada pengukuran ini kumparan transformator yang bekerja sebagai tegangan rendah berfungsi sebagai kumparan primer sedangkan kumparan transformator yang bekerja sebagai tegangan tinggi berfungsi sebagai kumparan sekunder. Rangkaian percobaan dapat dilihat pada Gambar 2.8 berikut : AC V W A LV HV Gambar 2.8. Rangkaian Pengukuran Beban Nol Tegangan yang di berikan di sisi primer dibaca dari voltmeter V 1 , arus pada beban nol dibaca dari amperemeter I dan daya pada saat beban nol dibaca dari wattmeter P . Ketika tegangan diberikan pada sisi primer wattmeter akan membaca rugi-rugi inti dan rugi-rugi tembaga, di karenakan pada keadaan ini rugi-rugi tembaga nilainya sangat kecil dibanding dengan rugi-rugi inti, maka nilai rugi-rugi tembaga dapat diabaikan. Dikarenakan itu pengukuran pada wattmeter menunujukkan besarnya rugi-rugi inti pada transformator. Keterangan Gambar 2.13 : P = Pengukuran Wattmeter = Rugi-Rugi Inti V 1 = Pengukuran Voltmeter = Tegangan masukan Universitas Sumatera Utara A = Pengukuran Amperemeter I = Arus beban nol P = V 1 I cos 1.2 Cos = � 1 � 1.3 I = I c + I m 1.4 I c = I cos 1.5 I m = I sin 1.6 R c = � 1 � � 1.7 X m = � 1 � 1.8 Gambar rangkaian ekivalen pendekatan pada pengukuran beban nol dapat dilihat pada Gambar 2.9 berikut : X m R c I c I m I V 1 Gambar 2.9. Rangkaian Ekivalen Pendekatan Pengukuran Beban Nol Universitas Sumatera Utara

2.5.2 Pengukuran Hubung Singkat

Pengukuran hubung singkat dilakukan untuk mengetahui parameter R e dan X e dari rangkaian ekivalen, dimana R e = R 1 +a 2 R 2 dan X e = X 1 +a 2 X 2 . Pengukuran ini biasanya menghubung singkat sisi tegangan rendah dan memasang alat pengukuran pada sisi tegangan tinggi seperti yang terlihat pada Gambar 2.10 dibawah ini : AC V W A LV HV Gambar 2.10. Rangkaian Pengukuran Hubung Singkat Tegangan pada sisi tegangan tinggi dinaikkan perlahan-lahan sampai mencapai Vsc, sehingga arus akan mengalir pada sisi primer I 1 dan sisi sekunder I 2 dengan perbandingan � 2 � 1 = � 1 � 2 . Pada kondisi ini tidak mempunyai beban sehingga rugi-rugi total pada ini merupakan rugi-rugi tembaga dan rugi- rugi inti, tetapi rugi-rugi inti pada saat ini sangatlah kecil sehingga dapat di abaikan. Dikarenakan itu hasil pembacaan pada wattmeter merupakan rugi-rugi tembaga. Universitas Sumatera Utara Hasil pengukuran ini diperoleh: Psc = Isc 2 Re 1.9 Re = � � � 2 2.0 Ze = � � � � 2.1 Xe = � � 2 − � 2 2.2 W sc = V sc . I sc . Cos sc 2.3 Dimana : P sc = Hasil Pengukuran Wattmeter = Rugi-Rugi Tembaga I sc = Hasil Pengukuran Amperemeter = Arus Hubung Singkat V sc = Hasil Pengukuran Voltmeter = Tegangan Hubung Singkat R e = Hambatan Ekivalen Patokan Primer Z e = Impedansi Ekivalen patokan Primer X e = Reaktansi Ekivalen Patokan Primer Rangkaian ekivalen hubung singkat dapat dilihat pada Gambar 2.11 berikut : Re = R 1 +a 2 R 2 Xe = X 1 +a 2 X 2 Vsc Isc Gambar 2.11. Rangkaian Ekivalen Pengukuran Hubung Singkat Universitas Sumatera Utara

2.6 Transformator Tiga Fasa

Dokumen yang terkait

Analisa Berbagai Hubungan Belitan Transformator 3Phasa Dalam Keadaan Beban Lebih (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik Ft.Usu)

8 55 84

Analisa Pengaruh Besar Tahanan Rotor Terhadap Torsi Dan Efisiensi Motor Induksi 3 Fasa Rotor Belitan ( Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU )

7 99 85

Pengaruh Tegangan Tidak Seimbang Terhadap Torsi Start-Torsi Maksimum Motor Induksi Tiga Phasa Starting Langsung ( Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU )

0 28 94

Analisa Pengaruh Tahanan Rotor Tidak Seimbang Terhadap Torsi Dan Putaran Motor Induksi Rotor Belitan (Aplikasi Pada Laboratorium konversi Fakultas Teknik USU)

0 24 117

Pengaturan Kecepatan Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Belitan Dengan Injeksi Tegangan Pada Rotor(Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

4 61 81

Analisis Perbandingan Efisiensi Transformator Tiga Fasa Hubungan Delta Dan Hubungan Open-Delta (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

6 70 64

Pengaruh Beban Tidak Seimbang Terhadap Efisiensi Transformator Tiga Fasa Hubungan Open-Delta

3 26 106

Analisis Pengaruh Jatuh Tegangan Terhadap Kinerja Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Belitan (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

3 25 69

BAB II DASAR TEORI - Analisis Perbandingan Pengaruh Beban Seimbang Dan Tidak Seimbang Terhadap Regulasi Tegangan Dan Efisiensi Pada Berbagai Hubungan Belitan Transformator Tiga Fasa (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

0 0 28

Analisis Perbandingan Pengaruh Beban Seimbang Dan Tidak Seimbang Terhadap Regulasi Tegangan Dan Efisiensi Pada Berbagai Hubungan Belitan Transformator Tiga Fasa (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

0 5 21