Variabel Kognitif pada Kemampuan Problem Solving

Dengan kata lain problem solving merupakan suatu proses yang bertujuan untuk memecahkan suatu masalah dengan menggunakan pemahaman yang sudah ada. Kemampuan problem solving sangat penting bagi diri seseorang karena kemampuan ini sangat mendukung proses kehidupan orang tersebut Solaz- Portoles Lopes, 2007. Proses pemecahan masalah akan menghasilkan solusi Taber, 2000; Malone, 2007. Menurut Sugonoet al.2008:1368 solusi berarti penyelesaian; pemecahan; jalan keluar. Kualitas solusi yang diberikan oleh seseorang terkait suatu permasalahan menunjukkan kualitas pemahaman yang dimiliki seseorang itu terkait permasalahan tersebut. Kaitannya dengan konsepsi seseorang yang muncul dari sumber pengetahuan maka proses problem solving sangat berhubungan dengan proses kognisi atau koordinasi pengetahuan awal dari sumber pengetahuan. Ketika seseorang dihadapkan oleh suatu permasalahan dan seseorang tersebut berusaha memecahkannya, pada diri seseorang tersebut terjadi koordinasi pengetahuan yaitu proses memilah-milah pengetahuan yang dibutuhkan dari pengetahuan yang ada kemudian mengkaitkan pengetahuan-pengetahuan tersebut hingga menghasilkan suatu solusi.

2.2.1 Variabel Kognitif pada Kemampuan Problem Solving

Terdapat beberapa faktor atau variabel kognitif yang mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah problem solving yang dimiliki seseorang. Menurut Solaz-Portoles Lopes 2007:25, terdapat lima variabel kognitif yang mempengaruhi kemampuan problem solving. Kelima variabel tersebut meliputi:pengetahuan awal prior knowledge, kemampuan penalaran formal formal reasoning ability, memori jangka panjangdanmemori jangka pendek long-term working memory, dasar pengetahuan knowledge base serta variabel metakognitif metacognitive variable penjelasan masing-masing variabel adalah sebagai berikut:  Pengetahuan awal prior knowledge Pengetahuan awal terkait dengan pengetahuan yang sudah dimiliki mahasiswa sebelum diadakan pembelajaran. Pengetahuan tersebut dapat diperoleh dari buku teks, pembelajaran maupun pengalaman sehari-hari. Menurut Novak sebagaimana yang dikutip oleh Solaz-Portoles Lopes 2007:25, pengetahuan awal memainkan peranan penting dalam proses pembelajaran seseorang. Kaitannya dengan pembelajaran mekanika, seorang mahasiswa yang belum pernah naik elevator akan kesulitan memahami penjelasan dosen mengenai konsep gaya fiktif pada elevator, hal ini menunjukkan bahwa proses problem solving bergantung pada faktor pengalaman sehari-hari. Mahasiswa yang pernah membaca materi tentang hukum Newton akan lebih mudah memahami penjelasan dosen terkait hukum tersebut dari pada mahasiswa yang belum pernah membaca materi terkait hukum tersebut; hal ini menunjukkan bahwa proses problem solving erat kaitannya dengan pembacaan buku teks.  Kemampuan penalaran formal formal reasoning ability Menurut teori Piaget sebagaimana dikutip dalam Solaz-Portoles Lopes 2007:27 kemampuan penalaran formal sangat mempengaruhi kemampuan seseorang dalam memecahkan masalah. Kemampuan penalaran formal merupakan kemampuan seseorang untuk memecahkan permasalahan yang sama sekali asing dengan mengkaitkan struktur pengetahuan yang sudah ada. Kemampuan penalaran formal menunjukkan kualitas yang dimiliki seseorang dalam mengkoordinasikan pengetahuan yang dimilikinya dalam pemecahan masalah yang dilakukannya. Dalam penelitian ini, jika dalam wawancara mahasiswa mengungkapkan bahwa dirinya belum pernah mengenal Kerucut Anti-gravitasi sebelumnya maka kualitas jawaban mahasiswa terkait permasalahan Kerucut Anti-gravitasi akan mencerminkan kualitas kemampuan penalaran formal.  Kualitas memori jangka panjang dan jangka pendek long-term working short-term memory quality, Menurut teori pemrosesan informasi, memori seseorang berkaitan dengan ingatan yang dimiliki orang tersebut. Terdapat dua jenis memori yang dimiliki oleh seseorang yakni memori jangka panjang dan memori jangka pendek. Memori jangka panjang LTM merupakan memori yang bersifat tak terbatas yang berfungsi untuk menyeleksi informasi-informasi yang penting di masa lalu sedangkan memori jangka pendek STM merupakan suatu tempat dimana informasi yang ada di LTM dikaitkan dengan informasi yang berasal dari luar pembelajaran, pengalaman dan pembacaan buku yang menghasilkan informasi- informasi baru atau dengan kata lain STM merupakan suatu tempat dimana informasi baru berinteraksi dengan informasi lamayang sudah ada. Kualitas LTM dan STM ini erat kaitannya dengan daya ingat yang dimiliki oleh seseorang sehingga sangat mempengaruhi kemampuan problem solving. Seseorang yang mempunyai daya ingat yang bagus akan lebih mudah menyelesaikan permasalahan yang pernah dijumpainya dibandingkan dengan seseorang yang daya ingatnya kurang. Pada penelitian ini, jika mahasiswa mengungkapkan bahwa pernah mengenal dan mempelajari Kerucut Anti-gravitasi sebelumnya maka kualitas jawaban yang muncul dari mahasiswa tersebut mencerminkan kualitas LTM dan STM yang dimilikinya.  Kualitas dasar pengetahuan knowledge base quality, Steven Palacio-Cayetano sebagaimana dikutip dalam Solaz-Portoles Lopes 2007:28 mendefinisikan knowledge base sebagai ”the knowledge needed to solve problems in complex domain is composed of many principles, examples, technical details, generalizations, heuristics and other pieces of relevant informations ” atau dengan kata lain dasar pengetahuan terkait dengan kemampuan seseorang untuk memecahkan permasalahan yang kompleks yang berisi banyak prinsip atau kaidah. Pengetahuan dasar ini erat kaitannya dengankemampuan penalaran formal. Kemampuan penalaran formal menggambarkan proses yang terjadi sedangkan dasar pengetahuanmerupakan objek pada proses tersebut. Pada penelitian ini, yang menjadi dasar pengetahuan merupakan pengetahuan prasyarat dalam memahami Kerucut Anti-gravitasi yang berupa konsep-konsep fisika dan geometri yang terkandung dalam fenomena Kerucut Anti-gravitasi. Konsep tersebut meliputi massa, pusat massa, gravitasi, bentuk dan lain-lain. Berdasarkan hal tersebut kualitas konsepsi yang dimiliki mahasiswa terkait Kerucut Anti-gravitasi juga mencerminkan kualitas konsepsi mahasiswa terkait pengetahuan dasar Kerucut Anti-gravitasi.  Variabel metakognitif metacognitive variable, Flavell 1976 sebagaimana yang dikutip oleh Malone 2007: 3 mendefinisikan metakognisi sebagai ”metacognition refers to one’s knowledge concerning one’s own cognitive processes or anything related to them”. Variabel metakognitif ini sangat mempengaruhi proses kognitif, yakni suatu proses penyerapan dan pengolahan informasi dari luar individu sebelum disimpan dalam LTM dan STM. Gambar 2.1. Hubungan Konsepsi dan Problem Solving

2.3 Tinjauan mengenai Kerucut Anti-gravitasi