Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi berganda terjadi ketidaksamaan varians residual dari satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Dari hasil analisa dideteksi persaman indeks harga saham BNI memiliki nilai probabilitas ObsR-Squared sebesar 0,40,
artinya pada taraf nyata satu persen persamaan ini tidak mengalami heteroskedastisitas.
Berdasarkan kriteria ekonometrika, dapat disimpulkan bahwa persamaan pertama dimana indeks harga saham BNI digunakan sebagai variabel dependen
dalam penelitian ini telah memenuhi asumsi BLUE Best Linear Unbiased Estimator
atau tidak ada pelanggaran asumsi OLS, baik multikolinearitas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas.
5.2.3. Kriteria Statistik
L BNI
t
= a
1
+ b
1
INF + c
1
L KURS + d
1
IR + e
1
L MS + e
t
......9 Berdasarkan persamaan pertama, dijelaskan bahwa indeks harga saham
BNI merupakan fungsi dari inflasi, nilai tukar riil rupiah terhadap dollar Amerika Serikat, SBI, serta jumlah uang beredar.
Tabel 7. Hasil Pendugaan Parameter Indeks Harga Saham BNI N=26
Variabel Koefisien
Std. Eror t-Statistik
Prob. C 14.10312
10.92743 1.290616
0.2109 INF -0.006893 0.015799
-0.436326 0.6671
L KURS -3.867990
1.269653 -3.046495
0.0061 IR -0.251354
0.056607 -4.440329
0.0002 L MS
1.776920 1.165888
1.524091 0.1424
R-squared 0.723727
F-statistic 13.75297
Adjusted R- squared
0.671104 ProbF-statistic
0.000012 Keterangan : nyata pada taraf
α = 0.01
Berdasarkan hasil pendugaan parameter pada Tabel 7, indeks harga saham BNI memiliki daya penjelas 0,723727, artinya variasi variabel dependen dapat
dijelaskan oleh variabel independen di dalam persamaan sebesar 72,37 persen, dan sisanya sebesar 27,63 persen dijelaskan oleh faktor-faktor lain di luar
persamaan. Berdasarkan nilai probabilitas F-statistik sebesar 0,000, menandakan bahwa pada taraf nyata satu persen variabel-variabel penjelas secara bersama-
sama berpengaruh nyata terhadap indeks harga saham BNI. Berdasarkan uji-t yang dilakukan disimpulkan bahwa pada taraf nyata satu
persen terdapat dua variabel independen yang secara parsial berpengaruh nyata terhadap indeks harga saham BNI, yaitu variabel nilai tukar riil dan suku bunga
SBI. Sedangkan variabel lainnya tidak berpengaruh secara parsial. Secara teoritis seluruh variabel independen dalam persamaan regresi,
memiliki hubungan yang sesuai dengan teori ekonomi. Dari hasil estimasi berdasarkan Tabel 7, diketahui bahwa hubungan antara inflasi dengan indeks
harga saham BNI adalah negatif sebesar 0,006893. Namun secara statistik inflasi tidak signifikan mempengaruhi indeks harga saham BNI.
Nilai tukar L KURS memiliki hubungan yang negatif terhadap indeks harga saham BNI sebesar 3,867990. Nilai ini menandakan bahwa nilai mata uang
rupiah terhadap dollar Amerika terdepresiasi sebesar satu persen, akan menyebabkan indeks harga saham BNI mengalami penurunan sebesar 3,867990
persen. Begitu pula sebaliknya, jika mata uang domestik terhadap dollar Amerika terapresiasi sebesar satu persen, akan menyebabkan indeks harga saham BNI
meningkat sebesar 3,867990 persen, Ceteris paribus.
Variabel IR satu bulan memiliki hubungan negatif sebesar 0,251354 terhadap indeks harga saham BNI. Artinya, kenaikan suku bunga SBI satu bulan
sebesar satu persen akan menyebabkan indeks harga saham BNI mengalami penurunan sebesar 0,251354 persen. Begitu pula sebaliknya penurunan suku
bunga SBI sebesar satu persen akan menyebabkan indeks harga saham BNI mengalami penurunan sebesar 0,251354, Ceteris paribus.
Jumlah uang beredar L MS memiliki hubungan yang positif terhadap indeks harga saham BNI sebesar 1,776920 Namun secara statistik jumlah uang
beredar tidak berpengaruh secara nyata terhadap indeks harga saham BNI.
5.2.4. Kriteria Ekonomi