BAB IV HAMBATAN KEPOLISIAN DALAM UPAYA PENEGAKAN HUKUM
TERHADAP TINDAK PIDANA PERJUDIAN DI WILAYAH HUKUM POLRES SIBOLGA
A. Hambatan Internal Pihak Polres Sibolga
Dalam upaya penegakan hukum terhadap tindak pidana perjudian di wilayah hukum Polres Sibolga, terdapat hambatan-hambatan yang ditemui Polres
Sibolga, baik hambatan internal pihak Polres Sibolga maupun hambatan eksternal dari masyarakat. Adapun yang pertama dibahas dalam bab ini adalah hambatan-
hambatan dari Internal Kepolisian Resor Sibolga sendiri yaitu seperti masih kurangnya anggota personil Polisi di Polres Sibolga dan masih kurang
memadainya sarana dan prasarana bagi Polisi dalam menjalankan tugasnya.
52
52
Hasil Wawancara dengan Ipda Pol. B.T. Sembiring, S.H., Kaur Bin ops Sat Reskrim Polres Sibolga, Hari Selasa, Tanggal 28 April 2015, Pukul 11.15 WIB.
1. Kurangnya Anggota Personil Polisi Polres Sibolga Jumlah Polisi di Polres Sibolga adalah 238 orang sedangkan jumlah
penduduk Kota Sibolga adalah 96.282 orang atau dengan perbandingan 1:404, yang artinya satu orang personil Polisi harus menjaga 404 orang penduduk Kota
Sibolga. Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa rasio ideal Polisi dengan masyarakat seharusnya yaitu 1:350. Dengan menggunakan perbandingan tersebut,
jumlah personil Kepolisian Resor Sibolga masih kurang dari standar rasio ideal, maka seharusnya jumlah personil Kepolisian Resor Sibolga adalah 276 orang.
Universitas Sumatera Utara
Kurangnya jumlah personil Polisi tersebut mengakibatkan kurang maksimalnya tugas dan fungsi dari Polisi dalam memelihara keamanan dan
ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat.
Khusus kasus perjudian, keterbatasan personil Polisi menemukan kendala pada saat melakukan pengungkapan dan penindakan kasus perjudian di lapangan
dikarenakan harus membagi waktu, tenaga dan pikirannya untuk menyelesaikan jenis kasus-kasus lain. Hal ini menjadikan ketimpangan antara tugas yang harus
diselesaikan dan jumlah Polisi sehingga penuntasan kasus-kasus perjudian masih terasa kurang cepat.
2. Sarana dan Prasarana Kurang Memadai Bagi Polisi Dalam Menjalankan Tugas Hambatan Internal pihak Polres Sibolga kedua adalah masih kurang
memadainya sarana dan prasarana dalam menjalankan tugas. Hal ini mengingat juga sejarah Polres Sibolga yang baru berdiri sejak tahun 2005 yang terbilang
masih cukup muda dibandingkan usia Kota Sibolga sendiri yang berusia 315 tahun dan juga dulunya sebelum dihibahkannya kepada Polres Sibolga tahun 2014
masih menggunakan aset tanah dan bangunan milik Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah yang berada di Kota Sibolga.
53
Adapun sarana dan prasarana yang masih kurang sebagai sarana pendukung tugas dan perlu adanya penambahan sarana prasarana seperti
kekurangan gedung kantor Polsek untuk menjaga masing-masing satu kecamatan,
53
http:suarasumut.comarsippemkab-tapteng-hibahkan-aset-tanah-dan-bangunan- yang-ada-di-kota-sibolga-kepada-polres-sibolgafdx_switcher=true, diakses tanggal 19 Mei 2015
Pukul 22.45.
Universitas Sumatera Utara
mobil dinas polisi dan sepeda motor dinas polisi untuk kenderaan Patroli dan razia, kapal boat dinas polisi untuk menjangkau pulau-pulau yang termasuk
kawasan Kota Sibolga seperti pulau Poncan Gadang, pulau Poncan Ketek, pulau Sarudik, dan pulau Panjang, handy talky pendukung kelengkapan tugas dan lain
sebagainya. Hal inilah yang menjadikan kendala bagi Polisi dalam mengungkap dan memberantas praktik-praktik perjudian di Kota Sibolga.
Diharapkan dengan penambahan sarana prasarana tersebut membantu Kepolisian Resor Sibolga lebih baik lagi dalam menjaga keamanan dan ketertiban
di masyarakat, menegakkan hukum terhadap berbagai tindak pidana termasuk kasus-kasus perjudian di wilayah hukum Polres Sibolga, serta memberikan
pengayoman, perlindungan, dan pelayanan kepada masyarakat.
B. Hambatan Eksternal dari Masyarakat