Upaya Preemtif Penegakan Hukum terhadap Tindak Pidana Perjudian di Wilayah Kota Sibolga (Studi pada Polres Sibolga)

terjadinya Pasal 303 KUHP. Dengan kata lain, adanya dilakukan perbuatan menawarkan atau memberikan kesempatan main judi, maka orang-orang dapat menggunakan kesempatan itu untuk bermain judi. Tabel diatas merupakan data statistik terakhir tentang tindak pidana perjudian hasil riset di Polres Sibolga.

B. Upaya Preemtif

Upaya Preemtif yang dilakukan Polres Sibolga dalam menanggulangi tindak pidana perjudian di wilayah hukum Polres Sibolga adalah sebagai bentuk pembinaan terhadap masyarakat seperti kegiatan penyuluhan Bintara Pembinaan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat Babinkamtibmas dalam bentuk melakukan sambang desa yaitu mendatangi tiap-tiap desa, dan mengedepankan strategi Perpolisian Masyarakat Polmas sebagai kemitraan dan partisipasi masyarakat melalui kerjasama antara Polri dengan masyarakat. 42 42 Hasil Wawancara dengan Ipda Pol. B.T. Sembiring, S.H., Kaur Bin ops Sat Reskrim Polres Sibolga, Hari Selasa, Tanggal 28 April 2015, Pukul 11.00 WIB. 1. Melakukan kegiatan penyuluhan Babinkamtibmas Salah satu bentuk dari upaya represif yang dilakukan Polres Sibolga dalam menanggulangi tindak pidana perjudian adalah melakukan kegiatan penyuluhan hukum Babinkamtibmas seperti menyambangi desa atau mendatangi tiap-tiap desa atau kelurahan untuk bertemu langsung dengan masyarakat dengan periode tertentu dan berkelanjutan. Penyuluhan ini dimaksudkan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat sendiri untuk mewujudkan keamanan dan ketertiban di lingkungannya masing-masing. Universitas Sumatera Utara Babinkamtibmas sebagai garda terdepan berperan penting sebagai fungsi penegakan hukum secara preemtif dan bekerjasama dengan perangkat kelurahan yang berguna mencegah terjadinya tindak pidana di lingkungan masyarakat termasuk masalah sosial seperti perjudian. 43 Kepolisian sebagai penegak hukum dalam upaya memberantas tindak pidana perjudian di Indonesia perlu bekerjasama dengan masyarakat demi Penyuluhan hukum tersebut memberikan penerangan kepada masyarakat tentang larangan hukum positif agar tidak melakukan praktik-praktik perjudian di wilayah Kota Sibolga baik itu sebagai bandar judi, agen judi, penyedia tempat maupun bermain judi langsung, apa saja yang menjadi dampak buruk dari permainan judi, sanksi hukum bila melanggar aturan hukum tersebut, dan juga mengajak masyarakat agar meningkatkan rasa kepedulian terhadap lingkungan sekitarnya sehingga gangguan kamtibmas dapat dicegah demi tercapainya situasi yang kondusif.. 2. Mengedepankan Strategi Perpolisian Masyarakat Polmas Bentuk kedua upaya preemtif dalam menanggulangi tindak pidana perjudian yang dilakukan Polres Sibolga adalah mengedepankan strategi Perpolisian Masyarakat Polmas sebagai kemitraan dan partisipasi masyarakat melalui kerjasama antara Polri dengan masyarakat. yaitu personil polisi di masyarakat yang terjun langsung di tiap-tiap kelurahan dalam pemecahan masalah kamtibmas. 43 Hasil Wawancara dengan Ipda Pol. B.T. Sembiring, S.H., Kaur Bin ops Sat Reskrim Polres Sibolga, Hari Selasa, Tanggal 28 April 2015, Pukul 11.00 WIB. Universitas Sumatera Utara terlaksananya proses pengungkapan kejahatan dan penangkapan pelaku tindak pidana termasuk salah satunya pelaku perjudian. Dasar atau landasan landasan hukum pembentukan Polmas adalah Surat Keputusan Kapolri No. Pol.: Skep737X2005 tanggal 13 Oktober 2005, yang kemudian disempurnakan melalui Peraturan Kapolri No. 72008 tentang Pedoman Dasar Strategi dan Implementasi Polmas dalam Penyelenggaraan Tugas Polri. Peran Polmas dalam memberantas tindak pidana perjudian di Kota Sibolga adalah dapat bersentuhan langsung dengan masyarakat sehingga dengan mudah memperoleh informasi yang lebih akurat tentang praktik-praktik perjudian yang terjadi dan sebagai bahan untuk mengambil tindakan oleh Polres Sibolga dalam memelihara keamanan dan ketertiban dalam masyarakat. Melalui pengaplikasian program Polmas yang menitikberatkan kepada pemecahan permasalahan secara proaktif bersama-sama antara Polri dengan masyarakat, maka akan tercipta kesetaraan dan kemitraan antara Polri dengan masyarakat.

C. Upaya Preventif