Upaya Represif Penegakan Hukum terhadap Tindak Pidana Perjudian di Wilayah Kota Sibolga (Studi pada Polres Sibolga)

tempat pendaratan ikan, terminal bus dan tiap tempat lain di Kota Sibolga yang diduga sering terjadi praktik perjudian. Hal ini dimaksudkan untuk menakuti orang agar tidak melakukan praktik-praktik perjudian. 2. Melakukan Himbauan Terhadap Masyarakat Tindakan preventif yang telah dan terus dilakukan Polres Sibolga untuk mencegah terjadinya praktik perjudian di wilayah Kota Sibolga adalah tetap melakukan himbauan agar masyarakat tidak melakukan tindak pidana perjudian. Kegiatan ini dilakukan bersamaan saat operasi rutin Polres Sibolga melalui Patroli ke tempat-tempat yang dianggap sering terjadinya tindak pidana perjudian. Selain itu, pihak Kepolisian juga menghimbau kepada masyarakat agar peduli dengan lingkungan tempat tinggal sekitarnya masing-masing untuk menjaga keamanan dan ketertiban seperti mau menginformasikan praktik-praktik perjudian yang diketahuinya serta melaporkan juga berbagai bentuk kejahatan lain yang terjadi kepada Polisi.

D. Upaya Represif

Upaya represif yang dilakukan Kepolisian khususnya Polres Sibolga dalam upaya penegakan hukum terhadap tindak pidana perjudian adalah dengan menindak tegas kasus perjudian yang terjadi di wilayah hukum Polres Sibolga melalui penangkapan pelaku dan memproses pelaku tindak pidana perjudian sesuai dengan KUHAP dan Peraturan perundang-undangan yang berlaku. Adapun data terbaru yang didapatkan bahwa sejak bulan Januari hingga April 2015 sudah 16 kasus tindak pidana perjudian yang ditangkap Polres Sibolga Universitas Sumatera Utara dan telah disidangkan oleh Pengadilan Negeri Sibolga 46 Menurut pasal 1 angka 5 KUHAP, yang dimaksud dengan penyelidikan adalah . Hal itu membuktikan keseriusan pihak Kepolisian Resor Sibolga dan Instansi penegak hukum lainnya dalam memberantas kejahatan perjudian tersebut tanpa pandang bulu di wilayah hukum Polres Sibolga demi terciptanya ketertiban dan keamanan di masyarakat. Polisi sebagai alat Negara berfungsi dalam rangka penegakan hukum di bidang peradilan berwenang melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap suatu perkara pidana menurut ketentuan-ketentuan yang ada dalam KUHAP dan Peraturan perundang-undangan yang berlaku. 47 Pada Pasal 1 angka 4 KUHAP, pengertian penyelidik adalah : “Penyelidikan adalah serangkaian tindakan penyelidik untuk mencari dan menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana guna menentukan dapat atau tidaknya dilakukan penyidikan menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini.” 48 Dalam tahap penyelidikan kasus perjudian, apabila penyelidik Polres Sibolga mengetahui sendiri terjadi tindak pidana perjudian, menerima laporan danatau pengaduan tentang terjadinya suatu peristiwa perjudian, maka penyelidik langsung datang ketempat yang diduga terjadi tindak pidana tersebut untuk mengumpulkan data dan fakta. Adapun cara anggota Polres Sibolga dalam : “Penyelidik adalah pejabat Polisi Negara Republik Indonesia yang diberi wewenang oleh undang-undang ini untuk melakukan penyelidikan.” 46 Hasil Wawancara dengan Ipda Pol. B.T. Sembiring, S.H., Kaur Bin ops Sat Reskrim Polres Sibolga, Hari Selasa, Tanggal 28 April 2015, Pukul 11.05 WIB. 47 M. Karjadi dan R. Soesilo, Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana dengan Penjelasan Resmi dan Komentar, Politeia, Bogor, 1988. hal. 3. 48 Ibid. Universitas Sumatera Utara melakukan penyelidikan ini adalah dengan mengecek dengan benar lalu mengidentifikasi suatu perbuatan yang diduga sebagai tindak pidana apakah dapat dilakukan penangkapan. Apabila benar,terjadi tindak pidana perjudian kemudian Polisi menangkap orang-orang yang terlibat perjudian tersebut dan mengumpulkan barang bukti perjudian beserta saksi. Biasanya dalam kasus perjudian ini, para pelaku sedang tertangkap tangankedapatan oleh anngota polisi berbuat oleh anggota Polisi sebagaimana yang diatur dalam Pasal 1 angka 18 Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2012 Tentang Manajemen Penyidikan Tindak Pidana 49 Menurut pasal 1 angka 2 KUHAP, yang dimaksud dengan penyidikan adalah : “Tertangkap Tangan adalah tertangkapnya seseorang pada waktu sedang melakukan tindak pidana atau dengan segera sesudah beberapa saat tindak pidana itu dilakukan atau sesaat kemudian diserukan khalayak ramai sebagai orang yang melakukannya atau apabila sesaat kemudian padanya ditemukan benda yang diduga keras telah dipergunakan untuk melakukan tindak pidana yang menunjukkan bahwa ia adalah pelakunya atau turut melakuan atau membantu melakuakan tindak pidana itu.” Dalam hal tertangkap tangan, tindakan penangkapan dapat dilakukan petugas dengan tanpa dilengkapi surat perintah penangkapan atau surat perintah tugas. Setelah tersangka ditangkap beserta barang buktinya, Polisi membawanya beserta para saksi ke kantor Polisi agar diserahkan kepada Penyidik dan dilanjutkan ke tahap penyidikan. 50 “Penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini untuk mencari serta : 49 Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2012 Tentang Manajemen Penyidikan Tindak Pidana, Hal.3. 50 M. Karjadi dan R. Soesilo, Op.Cit, Hal.3. Universitas Sumatera Utara mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuatterang tentang tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya.” Pada Pasal 1 angka 1 KUHAP, pengertian penyidik adalah 51 51 Ibid. : “Penyidik adalah pejabat Polisi Negara Republik Indonesia atau pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh undang- undang untuk melakukan penyidikan.” Pada tahap penyidikan, berdasarkan laporan polisi penyidik baru dapat memulai penyidikan setelah menerima Surat Perintah Penyidikan yang dikeluarkan pejabat yang berwenang Polres Sibolga lalu penyidik memberitahukan secepatnya kepada jaksa penuntut umum bahwa telah dimulainya penyidikan dengan mengirimkan Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan SPDP. Langkah selanjutnya, penyidik memeriksa tersangka dan para saksi serta membuat berita acara pemeriksaan BAP tersangka dan saksi. Terhadap kasus tindak pidana perjudian Polres Sibolga melakukan penyitaan terhadap barang bukti dengan membuat berita acara penyitaan dan tersangka tindak pidana perjudian dilakukan penahanan yang dilakukan Polres Sibolga selama 20 dua puluh hari dan apabila apabila pemeriksaan belum selesai dapat diperpanjang jaksa penuntut umum selama 40 empat puluh hari. Dalam kasus tindak pidana perjudian, kepada tersangka tindak pidana perjudian penyidik berdasarkan ketentuan hukum pidana yang mengatur tentang perjudian dapat menyangkakan pasal 303 KUHP; 303 bis KUHP; Pasal 27 ayat 2 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Universitas Sumatera Utara Setelah diselesaikannya proses penyidikan, maka penyidik Polres Sibolga menyerahkan berkas perkara hasil penyidikan tersebut kepada jaksa penuntut umum Kejaksaan Negeri Sibolga untuk diperiksa kelengkapannya. Apabila belum lengkap maka berkas perkara tersebut dikembalikan kepada penyidik untuk dilengkapi sesuai dengan petunjuk Penuntut Umum untuk kepentingan penyidikan tambahan. dan bila telah lengkap, maka proses selanjutnya dapat dilanjutkan di sidang Pengadilan Negeri Sibolga. Tahap pertama penyerahan berkas perkara adalah menyerahkan berkas perkara penyidikan kepada jaksa penuntut umum lalu tahap kedua adalah penyerahan tanggung jawab tersangka dan barang bukti kepada jaksa penuntut umum setelah berkas perkara penyidikan dinyatakan lengkap. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara BAB IV HAMBATAN KEPOLISIAN DALAM UPAYA PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PERJUDIAN DI WILAYAH HUKUM POLRES SIBOLGA

A. Hambatan Internal Pihak Polres Sibolga