BAB III KEBIJAKAN DAN PERAN KEPOLISIAN DALAM MENANGGULANGI
TINDAK PIDANA PERJUDIAN DI WILAYAH HUKUM POLRES SIBOLGA
A. Kejahatan Perjudian di Wilayah Hukum Polres Sibolga
Kota Sibolga adalah salah satu Kota di provinsi Sumatera Utara yang terletak di pantai barat pulau Sumatera sekitar ± 350 km dari Kota Medan ibukota
Provinsi Sumatera Utara. Kota ini memiliki luas 34,36 km² tetapi hanya terdiri daratan seluas ±10,77 km² saja dan berpenduduk sekitar 96.282 jiwa. Kota
Sibolga berbatasan di sebelah utara, sebelah timur dan selatan selatan dengan kabupaten Tapanuli Tengah, sedangkan disebelah barat berbatasan langsung
dengan Teluk Tapian Nauli. Kota Sibolga sebagaimana halnya kota dan kabupaten lainnya di Indonesia
menghadapi berbagai macam masalah sosial dan kriminalitas. Berdasarkan hasil wawancara di Polres Sibolga didapatkan data bahwa kelompok kasus atau
kejahatan yang meresahkan dan mengganggu ketertiban masyarakat yang paling sering terjadi dalam 3 tiga tahun terakhir di wilayah hukum Polres Sibolga
adalah kasus pencurian, kasus perjudian, dan kasus penganiayaan.
39
39
Hasil wawancara dengan Briptu Pol. Dedy Frengky Purba, S.H., Penyidik Pembantu Unit Pidana Umum Sat Reskrim Polres Sibolga, Hari Selasa, Tanggal 28 April 2015, Pukul 10.00
WIB.
Namun dalam penulisan skripsi ini fokusnya adalah kebijakan dan peran Kepolisian dalam
menanggulangi tindak pidana perjudian di wilayah hukum Polres Sibolga, maka
Universitas Sumatera Utara
yang akan dibahas selanjutnya dalam skripsi ini adalah khusus kelompok kasus perjudian.
Kepolisian Resor Sibolga dalam menjalankan tugas dan fungsinya menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat Kota Sibolga, Polres Sibolga
diperkuat Kepolisian Sektor selanjutnya disebut Polsek yang terdiri dari 2 Polsek dan 5 Pos Polisi. Kedua Polsek tersebut adalah Polsek Sibolga Selatan dan
Polsek Sibolga Sambas. Sedangkan Pos Polisi tersebut adalah Pos Simpang Lima, Pos Polisi Air Pelabuhan, Pos Panomboman, Pos Tugu Ikan, dan Pos Sibolga
Julu. Sesuai dengan ekspektasi kebutuhan Polri yang mengharapkan di satu Kota
minimal berdiri empat atau lima kantor Polsek, Polres Sibolga baru mendapat 2 tambahan Polsek yaitu Polsek di Kecamatan Sibolga Kota dan satu lagi bertempat
di Kecamatan Sibolga Utara, namun baru sebatas bangunan fisik belum diresmikan.
Data statistik total kejahatan yang ditangani oleh Sat Reskrim Polres Sibolga tahun 2013 di Kota Sibolga didapatkan data dalam tabel sebagai berikut:
40
NO
Tabel 1 DATA KEJAHATAN SAT RESKRIM POLRES SIBOLGA TAHUN 2013
JENIS KEJAHATAN LAPOR SELESAI KET.
1 TP. THD KEAMANAN NEGARA
2 TP. THD KEPALA NEGARA
3 TP. THD KETERTIBAN UMUM
4 MELAWAN APARAT
5 PEMBAKARAN
1 ∞
40
Sumber: Sat Reskrim Polres Sibolga
Universitas Sumatera Utara
6 KEBAKARAN
4 2
50,00 7
SUAP 8 KORUPSI
9 UANG PALSU
1 10 PEMALSUAN MERK
11 PEMALSUAN SURAT 1
1 100,00
12 PEMERKOSAAN 13 KEJAHATAN KESUSILAANCABUL
11 9
81,81 14 PERJUDIAN
29 34
117,24 15 MELARIKAN WANITA BWH UMUR
4 1
25 16 PEMBUNUHAN
17 PENGANIAYAAN BERAT 17
10 58,82
18 PENGANIAYAAN 51
36 70,58
19 PENCURIAN DENGAN KEKERASAN 3
2 66,66
20 PENCURIAN BERAT 40
20 50
21 PENCURIAN BIASA 25
4 16,00
22 PENCURIAN KDRN BERMOTOR 32
13 40,62
23 PEMERASANPENGANCAMAN 9
6 66,66
24 PENGHINAAN 13
6 46,15
25 PENCULIKAN 26 PENGGELAPAN
19 3
15,78 27 PENIPUAN
15 9
60 28 PENGERUSAKAN
9 3
33,33 29 SENJATA TAJAM
1 2
200,00
30 ILLEGAL FISHING
7 7
100,00 31
PENYELUNDUPAN 32
ILLEGAL LOGGING 5
5 100,00
33 BAHAN BAKAR MINYAK
10 7
70,00 34
SENGKETA TANAH 1
∞
35 LAIN-LAIN
31 13
41,93 JUMLAH
338 194
TUNGGAKAN 144
Universitas Sumatera Utara
PERSENTASE 57
Sumber: Sat Reskrim Polres Sibolga
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa kelompok kejahatan yang paling sering terjadi yang meresahkan dan mengganggu ketertiban masyarakat
Kota Sibolga tahun 2013 adalah kasus penganiayaan sebanyak 51 laporan kasus, kasus pencurian berat 40 laporan, dan pencurian kenderaan bermotor 32 laporan.
Sementara itu, untuk kelompok kasus perjudian menempati urutan keempat terbanyak dengan 29 laporan kasus dan Polres Sibolga telah
menyelesaikan sebanyak 34 kasus perjudian tersebut, yang selebihnya adalah tunggakan kasus dari tahun lalu, hal ini membuktikan bahwa perbandingan
laporan dengan kasus yang selesai sepanjang tahun 2013 tercapai persentase keberhasilan 117,24 . Dengan demikian, dapat diketahui bahwa Polres Sibolga
telah berhasil melasanakan tugasnya dalam menegakkan hukum terhadap tindak pidana perjudian di wilayah hukum Polres Sibolga melalui upaya represif demi
terciptanya keamanan dan ketertiban di masyarakat. Data tabel kedua
total kejahatan yang ditangani oleh Sat Reskrim Polres Sibolga adalah pada tahun 2014 di Kota Sibolga dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 2 DATA KEJAHATAN SAT RESKRIM POLRES SIBOLGA TAHUN 2014
NO JENIS KEJAHATAN
LAPOR SELESAI KET. 1
TP. THD KEAMANAN NEGARA 2
TP. THD KEPALA NEGARA 3
TP. THD KETERTIBAN UMUM 4
MELAWAN APARAT
Universitas Sumatera Utara
5 PEMBAKARAN
2 6
KEBAKARAN 3
2 66,66
7 SUAP
8 KORUPSI 9
UANG PALSU 1
∞ 10 PEMALSUAN MERK
11 PEMALSUAN SURAT 1
∞ 12 PEMERKOSAAN
13 KEJAHATAN KESUSILAANCABUL 13
9 69,23
14 PERJUDIAN 32
27 84,37
15 MELARIKAN WANITA BWH UMUR 6
3 50,00
16 PEMBUNUHAN 1
1 100,00
17 PENGANIAYAAN BERAT 7
2 28,57
18 PENGANIAYAAN 44
15 34,09
19 PENCURIAN DENGAN KEKERASAN 3
2 66,66
20 PENCURIAN BERAT 54
20 37,03
21 PENCURIAN BIASA 21
8 38,09
22 PENCURIAN KDRN BERMOTOR 42
12 28,57
23 PEMERASANPENGANCAMAN 2
2 100,00
24 PENGHINAAN 5
4 80,00
25 PENCULIKAN 26 PENGGELAPAN
12 4
33,33 27 PENIPUAN
22 4
18,18 28 PENGERUSAKAN
3 1
33,33 29 SENJATA TAJAM
2 2
100,00
30 ILLEGAL FISHING
1 1
100,00 31
PENYELUNDUPAN 32
ILLEGAL LOGGING 1
1 100,00
33 BAHAN BAKAR MINYAK
6 4
66,66 34
SENGKETA TANAH 35
LAIN-LAIN 19
13 68,42
JUMLAH 303
137
Universitas Sumatera Utara
TUNGGAKAN 166
PERSENTASE 45
Sumber: Sat Reskrim Polres Sibolga
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa kelompok kejahatan yang paling sering terjadi yang meresahkan dan mengganggu ketertiban masyarakat
Kota Sibolga tahun 2014 adalah kasus pencurian berat sebanyak 54 laporan, meningkat 14 laporan dari tahun sebelumnya, kemudian kelompok kasus
terbanyak kedua adalah penganiayaan sebanyak 44 laporan dan selanjutnya adalah kasus pencurian kenderaan bermotor sebanyak 42 laporan.
Sementara itu, untuk kelompok kasus perjudian menempati urutan keempat terbanyak dengan 32 laporan, meningkat 3 laporan kasus dari tahun 2013
dan Polres Sibolga telah menyelesaikan 27 kasus perjudian tersebut atau dengan persentase tingkat keberhasilan penyelesaian kasus sebesar 84,37. Hal ini
menunjukkan bahwa kinerja pihak Kepolisan Resor Sibolga khususnya reserse kriminal dalam menanggulangi tindak pidana perjudian di wilayah hukum Polres
Sibolga tahun 2014 terbilang cukup baik, dimana terlihat bahwa lebih dari setengah jumlah laporan kasus perjudian tersebut telah diselesaikan dengan baik.
Data tabel ketiga sekaligus data yang terbaru didapatkan dari total
kejahatan yang ditangani oleh Sat Reskrim Polres Sibolga adalah pada bulan Januari hingga Maret tahun 2015 di Kota Sibolga dapat dilihat sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3 DATA KEJAHATAN SAT RESKRIM POLRES SIBOLGA JANUARI-
MARET TAHUN 2015 NO
JENIS KEJAHATAN LAPOR SELESAI KET.
1 TP. THD KEAMANAN NEGARA
2 TP. THD KEPALA NEGARA
3 TP. THD KETERTIBAN UMUM
4 MELAWAN APARAT
5 PEMBAKARAN
6 KEBAKARAN
1 ∞
7 SUAP
8 KORUPSI 9
UANG PALSU 1
10 PEMALSUAN MERK 11 PEMALSUAN SURAT
12 PEMERKOSAAN 13 KEJAHATAN KESUSILAANCABUL
1 2
200,00 14 PERJUDIAN
7 7
100,00 15 MELARIKAN WANITA BWH UMUR
1 16 PEMBUNUHAN
17 PENGANIAYAAN BERAT 2
∞ 18 PENGANIAYAAN
7 2
28,57 19 PENCURIAN DENGAN KEKERASAN
20 PENCURIAN BERAT 14
4 28,57
21 PENCURIAN BIASA 5
1 20,00
22 PENCURIAN KDRN BERMOTOR 7
∞ 23 PEMERASANPENGANCAMAN
24 PENGHINAAN 2
∞ 25 PENCULIKAN
26 PENGGELAPAN 4
∞
Universitas Sumatera Utara
27 PENIPUAN 1
28 PENGERUSAKAN 1
29 SENJATA TAJAM
30 ILLEGAL FISHING
31 PENYELUNDUPAN
32 ILLEGAL LOGGING
33 BAHAN BAKAR MINYAK
34 SENGKETA TANAH
35 LAIN-LAIN
2 3
150
JUMLAH 52
23 TUNGGAKAN
29 PERSENTASE
44
Sumber: Sat Reskrim Polres Sibolga
Berdasarkan tabel ketiga diatas, dapat dilihat bahwa kelompok kejahatan yang telah ditangani oleh Polres Sibolga dalam jangka waktu 3 bulan yaitu bulan
Januari hingga Maret pada tahun 2015, yang menempati urutan kelompok kasus terbanyak adalah kejahatan pencurian berat dengan 14 laporan kasus dan
kejahatan pencurian kenderaan bermotor dengan 7 laporan kasus. Sementara itu, untuk kejahatan perjudian terletak pada urutan ketiga laporan terbanyak yang
ditangani oleh Sat Reskrim Polres Sibolga yaitu 7 laporan kasus dan semuanya telah selesai ditangani, atau dengan kata lain persentase tingkat keberhasilan
penyelesaian kasus sebesar 100. Hal ini membuktikan bahwa kinerja pihak Polres Sibolga dalam menanggulangi tindak pidana perjudian di wilayah hukum
Polres Sibolga tahun 2014 terbilang cukup baik. Jenis permainan judi yang berkembang di wilayah hukum Polres Sibolga
menurut Penyidik Pembantu Unit Pidana Umum Sat Reskrim Polres Sibolga
Universitas Sumatera Utara
adalah perjudian jenis toto gelap togel, judi dam batu, judi kartu domino atau leng, dan judi permainan ketangkasan jackpot.
41
Jenis permainan judi kedua yang banyak berkembang di Kota Sibolga adalah judi dam batu, dan judi kartu domino atau leng. Kedua permainan judi
jenis ini dimainkan oleh beberapa orang dengan peraturan-peraturan tertentu yang Judi KIM berkembang pesat dan masih banyak diminati masyarakat Kota
Sibolga karena dalam bermain permainan judi jenis ini, tidak memerlukan uang yang besar untuk ikut bermain judi sebagai taruhannya dan menjanjikan
kemenangan dengan kelipatan yang sangat besar dari taruhan yang dipasang apabila memenangkannya. Pemain dalam judi togel ini adalah pemasang judi
togel, agen togel, dan bandar togel. Cara permainan judi ini adalah pembeli atau pemasang KIM memasang nomor tebakan kepada agen togel yang dibuat rangkap
dua sebagai asli kepada pemegang dan rekapan kepada agen dan bandar togel dengan mempertaruhkan sejumlah uang tertentu. Semakin banyak nomor
pasangan yang dipasang maka semakin besar hadiah uang bila si pemasang menang. Hasil nomor tebakan akan dicocokkan keesokan hari setelah hari
pembelian dengan nomor yang dikeluarkan oleh bandar togel. Kemenangan yang didapat dari permainan ini sifatnya mutlak hanya untung-untungan saja. Praktik
Perjudian ini biasanya dilakukan terselubung dan berpindah-pindah di Kota Sibolga oleh agen-agen togel yang masih ada berkeliaran menjalankan
aktivitasnya ini agar sulit ditangkap polisi.
41
Hasil wawancara dengan Briptu Pol. Dedy Frengky Purba, S.H., Penyidik Pembantu Unit Pidana Umum Sat Reskrim Polres Sibolga, Hari Selasa, Tanggal 28 April 2015, Pukul 10.00
WIB.
Universitas Sumatera Utara
mereka buat sendiri, bisa juga digabungkan dengan permainan lain seperti permainan meja billiard dengan permainan kartu. Kemenangan permainan judi
jenis ini juga bergantung pada untung-untungan saja ditambah dari kemahiran dan kepintaran dari kebiasaan si pemain judi. Sama seperti judi togel togel, permainan
judi ini dilakukan secara diam-diam dan ditutup-tutupi oleh pemilik warung di warung-warung Kota Sibolga yang menyediakan tempat untuk bermain judi dan
masyarakat cenderung tidak mau melaporkan praktik perjudian yang diketahuinya.
Jenis permainan judi ketiga yang baru-baru ini ada di wilayah Kota Sibolga adalah judi permainan ketangkasan jackpot yang ada di satu pusat
perbelanjaan atau plaza di Kota Sibolga. Pemain judi mulai dari usia anak-anak, remaja, hingga dewasa datang ke lokasi permainan dengan membeli koin khusus
yang disediakan oleh pihak pengusaha permainan di plaza tersebut, yang kemudian untuk dimainkan di mesin-mesin slot jackpot. Tiap putaran koin yang
dimainkan dalam mesin tersebut akan menentukan apakah si pemain menang atau tidak. Kemenangan yang didapat dari permainan judi ini hanya untung-untungan
saja. Apabila pemain menang dalam permainan judi tersebut, maka akan ditukarkan dan dibayarkan dengan keuntungan kemenangan si pemain. Biasanya
ditukarkan di luar lokasi permainan agar tidak mencurigakan. Selanjutnya, data yang diperoleh adalah mengenai usia pelaku perjudian,
jenis kelamin pelaku perjudian, pekerjaan pelaku perjudian, pendidikan terakhir pelaku perjudian, dan Pasal yang didakwakan bagi pelaku tindak pidana perjudian
Universitas Sumatera Utara
yang ditangani Polres Sibolga adalah data tahun 2013, tahun 2014, dan data bulan Januari-Maret tahun 2015.
Data tentang usia pelaku perjudian yang ditangani Polres Sibolga dari bulan Januari tahun 2013-bulan Maret tahun 2015 adalah sebagai berikut:
Tabel 4 USIA PELAKU PERJUDIAN YANG DITANGANI POLRES SIBOLGA
JANUARI TAHUN 2013-MARET TAHUN 2015 NO
USIA PELAKU PERJUDIAN JUMLAH PELAKU
KET. 1
≤ 20 TAHUN 6
5,21 2
21-40 TAHUN 57
49,56 3
≥ 41 TAHUN 52
45,21 JUMLAH
115 100
Sumber: Sat Reskrim Polres Sibolga
Data yang dipeoleh dari hasil riset di Polres Sibolga didapatkan bahwa dari 68 kasus yang ditangani Polres Sibolga dari bulan Januari tahun 2013 hingga
Maret tahun 2015 terdapat 115 orang pelaku perjudian yang terbagi dalam tiap- tiap kasus. Usia pelaku tindak pidana perjudian yang ditangani Polres Sibolga
mayoritas adalah berusia 21-40 tahun sebanyak 57 pelaku 49,56 yang dapat dipahami dalam rentang usia produktif. Rentang usia yang dikategorikan usia
sebagai pekerja dan bukan pelajar, sedangkan untuk pekerjaan pelaku perjudian akan dibahas selanjutnya pada bab ini. Kelompok usia terbesar kedua pelaku
perjudian adalah kelompok usia antara ≥ 41 tahun sebanyak 52 pelaku 45,21,
hanya berbeda sedikit dengan kelompok usia yang pertama, dan diketahui rata- rata memiliki pekerjaan yang hampir sama juga dengan kelompok usia yang
Universitas Sumatera Utara
pertama. Kelompok usia yang terkecil dan paling sedikit adalah kelompok usia antara
≤ 20 tahun sebanyak 6 pelaku 5,21, yang dapat dipahami masih dalam rentang usia pelajar.
Data tentang jenis kelamin pelaku perjudian yang ditangani Polres Sibolga dari bulan Januari tahun 2013-bulan Maret tahun 2015 adalah sebagai berikut:
Tabel 5 JENIS KELAMIN PELAKU PERJUDIAN YANG DITANGANI POLRES
SIBOLGA JANUARI TAHUN 2013-MARET TAHUN 2015 NO
JENIS KELAMIN PELAKU PERJUDIAN
JUMLAH PELAKU KET.
1 LAKI-LAKI
108 93,91
2 PEREMPUAN
7 6,08
JUMLAH 115
100 Sumber: Sat Reskrim Polres Sibolga
Berdasarkan data tabel diatas, dapat dilihat bahwa jenis kelamin pelaku tindak pidana perjudian mayoritas adalah laki-laki sebanyak 108 dari 115 pelaku
93,91, dan selebihnya adalah perempuan sebanyak 7 pelaku 6,08. Mayoritas pelaku tindak pidana perjudian adalah laki-laki, hal ini berkaitan
dengan pekerjaan mereka yang hampir semua dikerjakan hanya oleh laki-laki, sehingga mereka mempergunakan uang yang diperoleh untuk bermain judi dulu
sebelum dibawa pulang kerumah. Biasanya para pelaku laki-laki tersebut bermain diwaktu luang kerja mereka ataupun setelah bekerja mereka di warung-warung di
Kota Sibolga, yang warung tersebut dikelola oleh para pelaku perjudian juga.
Universitas Sumatera Utara
Data tentang pekerjaan pelaku perjudian yang ditangani Polres Sibolga dari bulan Januari tahun 2013-bulan Maret tahun 2015 adalah sebagai berikut:
Tabel 6 PEKERJAAN PELAKU PERJUDIAN YANG DITANGANI POLRES
SIBOLGA JANUARI TAHUN 2013-MARET TAHUN 2015 NO
PEKERJAAN PELAKU PERJUDIAN JUMLAH PELAKU
KET. 1
PENGANGGURAN 14
12,17 2
WIRASWASTA 43
37,39 3
PENARIK BECAKSUPIR 11
9,56 4
NELAYAN 19
16,52 5
BURUHKULI 18
15,65 6
PELAJAR 3
2,60 7
LAINNYA 7
6,08 JUMLAH
115 100
Sumber: Sat Reskrim Polres Sibolga
Pekerjaan pelaku perjudian yang ditangani Polres Sibolga dalam 3 tahun terakhir mayoritas adalah wiraswasta sebanyak 43 pelaku 37,39, hal ini
berkaitan dengan Pasal terbanyak yang didakwakan kepada pelaku perjudian yaitu Pasal 303 KUHP. Para pelaku kebanyakan adalah pengusaha warung-warung kopi
dan ada juga sekaligus sebagai agen togel yang menyediakan waktu dan tempat untuk bermain judi di warungnya, maka mereka memenuhi unsur menawarkan
dan memberi kesempatan untuk bermain judi dalam Pasal 303 KUHP. Kelompok pekerjaan selanjutnya adalah nelayan sebanyak 19 pelaku
16,52, buruhkuli sebanyak 18 pelaku 15,65, pengangguran sebanyak 14 pelaku 12,17, penarik becaksupir sebanyak 11 pelaku 9,56. Dilihat dari
Universitas Sumatera Utara
jenis pekerjaan para pelaku perjudian adalah bekerja di sektor informal yang berkaitan juga dengan tingkat pendidikan para pelaku. Kelompok-kelompok
pekerjaan tersebut tidak mempunyai jam kerja yang tetap dan penghasilan rata- rata yang kecil, terlebih yang sama sekali tidak mempunyai pekerjaaan atau
penggangguran. Hal itu menjadikan para pelaku mengedepankan emosionalnya lalu mau bermain judi dengan mengharapkan kemenangan yang lebih besar dari
hasil main judi tersebut dalam mendapatkan uang tanpa harus perlu bekerja keras. Adapun kelompok pekerjaan lainnya adalah sebanyak 7 pelaku 6,08,
dan yang terakhir adalah kelompok yang belum berkerja atau masih berstatus sebagai pelajar sebanyak 3 pelaku 2,60.
Data tentang pekerjaan pelaku perjudian yang ditangani Polres Sibolga dari bulan Januari tahun 2013-bulan Maret tahun 2015 adalah sebagai berikut:
Tabel 7 PENDIDIKAN PELAKU PERJUDIAN YANG DITANGANI POLRES
SIBOLGA JANUARI TAHUN 2013-MARET TAHUN 2015 NO PENDIDIKAN PELAKU PERJUDIAN JUMLAH PELAKU
KET. 1
SDTIDAK TAMAT SD 56
48,69 2
SMP SEDERAJAT 34
29,56 3
SMA SEDERAJAT 19
16,52 4
D1, D3, DAN S1 6
5,21 JUMLAH
115 100
Sumber: Sat Reskrim Polres Sibolga
Berdasarkan tabel data diatas, dapat diketahui bahwa mayoritas pelaku perjudian adalah yang berpendidikan rendah atau bahkan yang tidak mengenyam
Universitas Sumatera Utara
di bangku sekolah. Perbandingan tingakat pendidikan dengan jumlah pelaku berbanding terbalik, semakin rendah tingkat pendidikannya, maka jumlah pelaku
tindak pidana perjudian semakin besar. Hal ini tampak pada data statistik pelaku yang hanya tamat SDtidak tamat SD sebanyak 56 pelaku 48,69, kemudian
tamat SMP sederajat sebanyak 34 pelaku 29,56, tamat SMA sederajat sebanyak 19 pelaku 16,52, dan yang terakhir kelompok yang berpendidikan
tinggi yaitu 6 pelaku 5,21. Faktor tinggi rendahnya pendidikan seseorang berpengaruh terhadap jenis
pekerjaanya, yaitu dengan tingkat pendidikan yang rendah para pelaku hanya dapat bekerja di sektor informal sehingga tidak mendapatkan penghasilan yang
lebih besar daripada orang-orang yang bekerja di sektor formal. Faktor tinggi rendahnya pendidikan pelaku juga berpengaruh pada kematangan berpikir
sebelum bertindak, semakin tinggi pendidikannya maka seseorang lebih berpikir panjang terhadap akibat daripada perbuatannya. Kedua hubungan tersebut akan
menjadikan seseorang yang rendah pendidikannya dan bekerja dengan pengasilan rendah akan berpikiran pendek sehingga cenderung melakukan tindak pidana
perjudian. Data tentang Pasal yang didakwakan terhadap pelaku perjudian yang
ditangani Polres Sibolga dari bulan Januari tahun 2013-bulan Maret tahun 2015 adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 8 PASAL YANG DIDAKWAKAN TERHADAP PELAKU PERJUDIAN
YANG DITANGANI POLRES SIBOLGA JANUARI TAHUN 2013- MARET TAHUN 2015
NO PASAL YANG DIDAKWAKAN
JUMLAH KASUS KET.
1 PASAL 303 KUHP
49 72,05
2 PASAL 303 bis KUHP
19 27,94
JUMLAH 68
100 Sumber: Sat Reskrim Polres Sibolga
Berdasarkan tabel diatas, Pasal yang didakwakan terhadap pelaku tindak pidana perjudian mayoritas adalah Pasal 303 KUHP sebanyak 49 dari 68 kasus
72,05 yang ditangani Polres Sibolga dalam 3 tahun terakhir. Pasal ini ditujukan kepada para pelaku tindak perjudian sebagai bandar judi togel, agen judi
togel, pengusaha warung-warung yang menyediakan waktu dan tempat di warungnya untuk bermain judi, dan pengusaha mesin permainan judi jackpot
yang semuanya memenuhi unsur menawarkan atau memberikan kesempatan main judi.
Pelaku perjudian yang lainnya dijerat dengan Pasal 303 bis KUHP sebanyak 19 dari 68 kasus 27,94, yaitu ditujukan kepada para pelaku tindak
pidana perjudian seperti pemasang judi togel, pemain judi dam batu, pemain judi kartu domino atau leng, yang semuanya menggunakan kesempatan main judi
yang diadakan melanggar ketentuan Pasal 303 KUHP. Maksudnya adalah kejahatan Pasal 303 bis KUHP tidak berdiri sendiri, melainkan bergantung pada
terwujudnya Pasal 303 KUHP. Pasal 303 bis KUHP baru terjadi setelah didahului
Universitas Sumatera Utara
terjadinya Pasal 303 KUHP. Dengan kata lain, adanya dilakukan perbuatan menawarkan atau memberikan kesempatan main judi, maka orang-orang dapat
menggunakan kesempatan itu untuk bermain judi. Tabel diatas merupakan data statistik terakhir tentang tindak pidana perjudian hasil riset di Polres Sibolga.
B. Upaya Preemtif