124 Lampiran 5 Catatan Harian
CATATAN HARIAN HASIL WAWANCARA MENDALAM Wawancara Mendalam 1
I. Karakteristik Pengurus Simpan Pinjam
1. Nama : Ibu Tini Sulistiyo 2. Umur : 53 tahun
3. Agama : Islam 4. Pendidikan : SD
5. Jenis Kelamin : Perempuan 6. Jumlah Tanggungan : 3 orang
7. Status Perkawinan : Janda 8. Pekerjaan Pokok : Jualan Toko KelontongSuami PNS Meninggal
9. Pekerjaan Sampngan : -
10.Jabatan Dalam Pengurus : Seksi Usaha I 11.Pelatihan Usaha Simpan Pinjam yang diikuti : Belum pernah
Menjadi Anggota simpan pinjam rukun lestari sejak tahun 1999 Hari tanggal wawancara : Minggu, 23 juli 2006
Pukultempat : 09.40 – 10.05 WIB Rumah Ibu Tini
II. Kapasitas Lembaga
Program yang ia ketahui antara lain, pengajian, usaha simpan pinjam, kunjungan bagi anggota yang sakit dengan satunan sebesar Rp. 25.000,00
dengan anggota simpan pinjam rukun lestari sebanyak 26 orang. Untuk iuran biasanya anggota keberatan, tapi mulai sejak berdiri hingga tahun 2004 baru
dinaikan dari Rp. 1.000,00 menjadi Rp. 2.000,00 ditambah iuran kesejahteraan sebesar Rp. 1.000,00 itupun diputuskan melalui musyawarah yang cukup sulit.
Menurut Ibu Tini yang menjadi pempererat kegiatan simpan pinjam adalah adanya pengajian yang diprakarsai oleh Bapak Kadar Bisri yang
merupakan pendiri kegiatan simpan pinjam Rukun Lestari. Adapun pendapat Ibu Tini mengenai lembaga simpan pinjam rukun
lestari adalah sebagai berikut :
Sak sanisipun kegiatan simpan pinjam, engkang saget damel reraketan anggota paguyuban rukun lestari meniko nggeh wontenipun
kegiatan pengajian, damel maringi siraman rohani dateng anggota. Sebab wontenipun pengajian meniko penting lan saget damel kegiatan tulung
tinulung kalian warga engkang wonten lingkungan mriki, lha kegiatan meniko dicetusaken kalian Pak Kadar engkang mandegani kegiatan
rukun lestari.
Disamping itu Ibu Tini juga mengatakan dulu sebelum adanya kegiatan simpan pinjam, warga utamanya yang pekerja tidak tetap atau disebut dhuafa
disebabkan pendapatan yang tidak menentu, kalau diajak kegiatan yang arahnya untuk ibadah sangat susah. Syukur sekarang utamanya ibu-ibu rata-
rata pada ikut kegiatan pengajian yang diselenggarakan oleh lingkungan.
Usaha simpan pinjam cukup membantu anggota, untuk saya Ibu Tini biasanya untuk tambahan kolakan dagangan. Tapi bila pinjaman bisa lebih
125 banyak begitu mungkin dagangan saya jadi pepek komplit. Jadimanfaatnya
ya jadi jaganan persiapan bila sewaktu-waktu tidak punya modal, sebab hasil tokonya seringkali digunakan untuk kebutuhan hidup sehari-hari.
Harapannya dengan usaha simpan pinjam, ada kegiatan usaha bersama seperti di dusun lain. Seperti dusun Maredan dan Sembung ada usaha
pengolahan mete bagi ibu-ibu anggota koperasinya. Jadi ketua rukun lestari bisa menjembatani usaha tersebut dan ada tambahan modal untuk
meningkatkan pinjaman. Seperti Ibu Tini ceritakan, bahwa kedua dusun itu mendapat bantuan dari Dinas Koperasi Kabupaten Sleman dan BUMN, karena
dia pernah ngobrol dengan rekannya anggota koperasi di dusun Maredan sewaktu mengikuti pengajian.
Untuk penggunaan pinjaman kalau Ibu Tini digunakan sesuai kebutuhan seperti untuk kolakan, tapi untuk anggota yang lain ada yang untuk bayar
sekolah, berobat atau yang lain mungkin. Dalam pengembangan jejaring kerjasama atau kemitraan menurut Ibu
Tini rukun lestari belum ada kerjasama dengan pihak lembaga sejenis ataupaun dari pemerintah seperti dari Dinas Koperasi Kab. Sleman. Sedangkan perhatian
dari Desa atau Dukuh saja juga tidak ada. Untuk aturan di rukun lestari sudah memadai atau belum Ibu Tini
menjawab kurang tahu, sedangkan pertemuan rutin pengurus tidak ada. Hanya sewaktu menyusun laporan akhir tahun pengurus dikumpulkan untuk
membicarakan laporan tersebut. Sedangkan yang rutin ada yaitu pertemuan setiap bulan simpan pinjam rukun lestari dengan jadwal yang telah dibuat.
III. Kapasitas Anggota Simpan Pinjam