Kriteria Perencanaan Analisis Struktur

ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1.Perencanaan Struktur Beton

4.1.1. Kriteria Perencanaan

� = 15 tan � tan � = 15 20 → � = 36,87° Direncanakan: Mutu beton = 40 Mpa Mutu tulangan baja: ● Tulangan utama = 350 Mpa ● Tulangan geser = 240 Mpa Tebal pelat cangkang direncanakan 10 cm a Dimensi Balok Diketahui: f = 5 m f = R – X X = R – 5 R 2 = 15 2 + R – 5 2 R 2 = 225 + R 2 – 10R + 25 10R = 250 R = 25 m X = 25 – 5 = 20 m Universitas Sumatera Utara Untuk balok dengan kedua ujung menerus hmin = 110 L – 115 L = 0,6 – 0,4 diambil h = 60 cm b = 12h – 23 h = 12 60 - 23 60 = 30 - 40cm diambil bw = 40cm Direncanakan balok berukuran = 40x60 cm 2 Dimensi balok 4060 Cek dimensi balok dengan syarat-syarat: bw400 ≥ 250mm ————– ok bwh ≥ 0.3 4060 = 0.67 ≥ 0.3 ————– ok ρmin ρ ρmax = 1.4fy ρ 1.7fy = 0,004 ρ 0,00486 b Dimensi Kolom Direncanakan kekakuan kolom 1,2 kali kekakuan balok Kk = 1,2 Kbalok Ibalok = 112bh 3 = 1124060 3 = 720.000 cm 4 1,2 IbalokL 3 = IkolomH 3 H kolom adalah 7 m. 1,2 720.0001000 3 =112h 4 700 3 h 4 = 3556224 h = 43,426 cm ≈ 45 cm maka diambil dimensi kolom adalah 110x110 cm 2 Universitas Sumatera Utara

4.1.2. Analisis Struktur

1. Beban Mati Beban Mati pada struktur bangunan gedung ditentukan dan digunakan acuan “Tata Cara Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung SNI 1726-1989F, Dept. PU 1987”, seperti berikut : − Beton Bertulang : 2400 kgm 3 = 24 KNm 2 2. Beban Hidup Beban hidup pada atap danatau bagian atap yang tidak dapt dicapai dan dibebani oleh orang, harus diambil yang paling menentukan diantara dua macam beban berikut: a Beban terbagi rata per m 2 bidang datar berasal dari beban air hujan sebesar 40 – 0,8α kgm 2 Dimana α adalah kemiringan atap. Karena f = 5 m, dan L = 50 m α = 22,62 ° Maka beban hidup terbagi rata = 40 – 0,822,62 = 21,904 kgm 2 b Beban terpusat berasal dari seorang pekerja atau seorang pemadam kebakaran dengan peralatan sebesar minimum 100 kg. Maka beban hidup yang paling menentukan adalah beban terpusat sebesar 100 kg. 3. Beban Angin, Universitas Sumatera Utara Tekanan tiup angin harus diambil minimum 25 kgm 2 Koefisien arah angin, atap lengkung dengan sudut pangkal β: β 22° untuk bidang lengkung di pihak angin 4. Pada seperempat busur pertama – 0,6 5. Pada seperempat busur kedua – 0,7 Untuk bidang lengkung di belakang angin • Pada seperempat busur pertama – 0,5 • Pada seperempat busur kedua – 0,2 Β 22° untuk bidang lengkung di pihak angin • Pada seperempat busur pertama – 0,5 6. Pada seperempat busur kedua – 0,6 Untuk bidang lengkung di belakang angin • Pada seperempat busur pertama – 0,4 • Pada seperempat busur kedua – 0,2 Dikarenakan α = 22,62, maka beban angin yang bekerja yaitu: o Pada seperempat busur pertama – 0,5 = - 0,5 x 25 = - 12,5 kgm 2 o Pada seperempat busur kedua – 0,6 = - 0,6 x 25 = - 15 kgm 2 Universitas Sumatera Utara Untuk bidang lengkung di belakang angin o Pada seperempat busur pertama – 0,4 = - 0,4 x 25 = - 10 kgm 2 o Pada seperempat busur kedua – 0,2 = - 0,2 x 25 = - 5 kgm 2 o Angin sebelah kiri + 0,8 = + 0,8 x 25 = 20 kgm 2 o Angin sebelah kanan – 0,6 = -0,6 x 25 = -15 kgm 2 4. Beban Gempa 1. Beban Mati • Pelat atap = 0,53,14x5+15 x 60 0,1. 24 = 4521,6 kN • Balok = 2 60x0,4x0,6 24 = 691,2 kN • Kolom = 22 1,1x1,1 24 = 638,88 kN • Spesi = 60x30 x 0,02 x 21 = 756 kN • Dinding Bata = 4 60+30 0,15 3,5 17 = 3213 kN WD total = 9820,68 kN 2. Beban Hidup WL atap = 100 kgm 2 = 1 kNm 2 Koefisien reduksi beban hidup = 0,5 Peraturan Pembebanan Untuk Rumah dan Gedung 1987, untuk gedung dengan penggunaan sebagai pertemuan umum seperti mesjid, gereja, bioskop, restauran, ruang dansa, ruang pagelaran WL = 1 x 0,5 x 60 x 3,14 x 5+15 x 0,5 = 942 kN Tabel 4.1. Koefisien reduksi beban hidup Universitas Sumatera Utara Penggunaan Gedung Koefisien reduksi beban hidup untuk Perencanaan balok portal Perencanaan gempa PERUMAHANPENGHUNIAN: rumah tinggal, asrama, hotel, rumah sakit 0,75 0,30 PENDIDIKAN: sekolah, ruang kuliah 0,90 0,50 PERTEMUAN UMUM: masjid, gereja, bioskop, restoran, ruang dansa, ruang pagelaran 0,90 0,50 KANTOR: kantor, bank 0,60 0,30 PERDAGANGAN: toko, toserba, pasar 0,80 0,80 PENYIMPANAN: gudang, perpustakaan, ruang arsip 0,80 0,80 INDUSTRI: pabrik, bengkel 1,00 0,90 TEMPAT KENDARAAN: garasi, gedung parkir 0,90 0,50 GANG DAN TANGGA • Perumahanpenghunian • Pendidikan kantor • Pertemuan umum, perdagangan, penyimpanan, industri, tempat kendaraan 0,75 0,75 0,90 0,30 0,50 0,50 Sumber: Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung, 1983. 3. Berat total bangunan = 10762,68 kN 4. Faktor keutamaan struktur I Universitas Sumatera Utara Dari Tabel Faktor Keutamaan Bangunan SNI 03-1726-2002, besarnya faktor keutamaan struktur I untuk gedung umum seperti untuk penghunian atau pertemuan diambil sebesar 1. Tabel 4.2. Faktor Keutamaan I untuk berbagai kategori gedung dan bangunan Kategori Gedung Faktor Keutamaan I 1 I 2 I Gedung umum seperti untuk penghunian, perniagaan dan perkantoran 1,0 1,0 1,0 Monumen dan bangunan monumental 1,0 1,6 1,6 Gedung penting pasca gempa seperti rumah sakit, instalasi air bersih, pembangkit tenaga listrik, pusat penyelamatan dalam keadaan darurat, fasilitas radio dan televisi. 1,4 1,0 1,4 Gedung untuk menyimpan bahan berbahaya seperti gas, produk minyak bumi, asam, bahan beracun. 1,6 1,0 1,6 Cerobong, tangki di atas menara 1,5 1,0 1,5 Sumber: SNI 1726-2002 Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan 5. Pembatasan waktu getar alami fundamental Untuk mencegah penggunaan struktur gedung yang terlalu fleksibel, nilai waktu getar alami fundamental T 1 dari struktur gedung harus dibatasi, bergantung pada koefisien ζ untuk Wilayah Gempa tempat struktur gedung berada dan jumlah tingkatnya n menurut persamaan T 1 ζ n Universitas Sumatera Utara di mana koefisien ζ ditetapkan menurut Tabel Tabel 4.3. Koefisien ζ yang membatasi waktu getar alami Fundamental struktur gedung Wilayah Gempa ζ 1 0,20 2 0,19 3 0,18 4 0,17 5 0,16 6 0,15 Jumlah tingkat = 1, maka T 1 0,181 = T 1 0,18 6. Faktor Reduksi Gempa Dari tabel Faktor Reduksi Gempa SNI 03-1726-2002 Struktur Gedung ini termasuk dalam kategori struktur Sistem rangka gedung Sistem struktur yang pada dasarnya memiliki rangka ruang pemikul beban gravitasi secara lengkap. Beban lateral dipikul dinding geser atau rangka bresing untuk beton bertulang dengan rangka bresing biasa. Besarnya nilai faktor reduksi gempa R = 5,6. 7. Penentuan Jenis Tanah Diasumsikan jenis tanah adalah tanah sedang terlebih dahulu harus dilakukan pengujian kekuatan tanah, pengujian dapat dilakukan dengan uji sondir ataupun SPTStandart Proctor Test. 8. Penentuan Zona Wilayah Gempa Berdasarkan Peta Wilayah Gempa Indonesia SNI 03-1726-2002, Gedung diasumsikan berlokasi di Medan yang mana berada pada Universitas Sumatera Utara wilayah gempa 3 dari zona gempa Indonesia, diperlihatkan pada gambar 4.1. Gambar 4.1 13 . Spektrum Respon Gempa Wilayah 3 9. Faktor Respon Gempa gempa dasar Berdasarkan grafik respon spektrum gempa rencana SNI 2002 untuk wilayah Medan terdapat pada wilayah gempa 3, dengan nilai waktu getar alami T 1 = 0,18 diperoleh nilai faktor respon gempa C = 0,548. �� = �� = � 1 � � �� �� = �� = 0,5481 5,6 10762,68 = 1053,14 �� arena bangunan tediri dari satu tingkat dengan sebelas kolom maka: ��� = ��� = 1053,14 11 = 95,74 �� Jadi gaya gempa yang bekerja adalah sebesar 95,74 kN.

4.1.3. Kombinasi Pembebanan