Budidaya Selada Keriting HASIL DAN PEMBAHASAN

Sedangkan mobil bak tertutup mobil box digunakan untuk mendistribusikan sayuran ke berbagai toko yang berada di wilayah Bandung dan Jakarta. Mobil bak tertutup mobil box yang digunakan oleh PT. Momenta Agrikultura “Amazing Farm” menggunakan mobil bak tertutup mobil box berpendingin. Mobil ini dapat membawa sayuran tetap dalam kondisi segar. Sedangkan untuk mendistribusikan produk keluar Pulau dan ekspor, PT. Momenta Agrikultura “Amazing Farm ” menggunakan pesawat terbang dengan jasa cargo. Sarana transportasi yang digunakan PT Momenta Agrikultura “Amazing Farm” untuk mendistribusikan produk dapat dilihat pada Gambar 5.12. Gambar 5.12. Sarana Transportasi untuk Distribusi Produk

B. Budidaya Selada Keriting

Budidaya Selada Keriting di PT Momenta Agrikultura “Amazing Farm” berdasarkan Standar Operasional Produksi SOP NFT yang telah ditetapkan perusahaan Lampiran 3. Budidaya Selada Keriting di PT Momenta Agrikultura “Amazing Farm”menggunakan metode Hidroponik NFT. NFT Nutrient Film Technique merupakan salah satu teknik dalah budidaya sayur secara hidroponik. Dalam teknik ini nutrisi dialirkan bersamaan dengan air, namun air yang dialirkan sangat tipis menyerupai film. Air yang dialirkan dalam gully memiliki tebal kurang lebih 3 mm. Selain itu sistem hidroponik NFT adalah sistem yang paling fleksibel dibanding sistem yang lain. Karena dapat diterapkan di berbagai lahan dengan ukuran apa saja dan bentuk apapun. Hidroponik NFT dapat dibuat bertingkat jika tidak memiliki lahan sama sekali. Selada keriting termasuk kedalam sayuran daun yang memiliki perakaran serabut sehingga dapat dibudidayakan secara hidroponik NFT, dalam sistem NFT tanaman memiliki daerah perakaran yang terbatas. Sistem hidroponik NFT memiliki prinsip utama yaitu sirkulasi. Artinya air dan nutrisi digunakan berulang-ulang setelah melewati tanaman. Dengan penggunaan berulang, penggunaan air dan nutrisi jadi lebih hemat dibanding sistem lain. Secara garis besar alur sirkulasi NFT dimulai dari air dipompakan dari reservoirtandon. Kemudian dari reservoirtandon, air didistribusikan ke bendengan-bendengangully yang berisi tanaman oleh pompa melalui pipa. Tiap bendengangully dialirkan air melalui selang inlet atau selang nutrisi. Tanaman tumbuh dengan mengambil air dan nutrisi pada aliran yang mengalir di bendengangully. Pada ujung bendengangully, aliran air ditampung. Dari tampungan aliran dikembalikan lagi menuju tandonreservoir. Siklus ini secara terus-menerus berulang. Kegiatan yang dilakukan mahasiswa magang dalam budidaya Selada Keriting, antara lain : 1. Persiapan Bibit a. Pemilihan Benih Pemilihan benih sangat penting karena produktivitas tananaman bergantung pada keunggulan benih yang dipilih. Berdasarkan pengamatan dan informasi yang diperoleh mahasiswa magang dari kepala bagian Nursery, benih Selada Keriting yang di gunakan PT Momenta Agrikultura “Amazing Farm” adalah benih import dari Belanda dan benih lokal. Benih import yang digunakan adalah benih dari perusahaan Rijk Zwaan dengan varietas Invicta dan benih lokal dari perusahaan PT Sari Benih Unggul dengan varietas Ta Fung. Perusahaan ini mengutamakan penggunaan benih selada keriting import, karena memiliki kualitas dan kuantitas hasil yang lebih baik, namun karena ketersediaan benih import yang kadang tidak tersedia pengadaan benih import membutuhkan waktu sekitar 3 bulan menjadikan perusahaan ini juga menggunakan benih lokal untuk mengejar produksi. Bentuk benih yang digunakan perusahaan ini ada 2, yaitu pills dan seed. Benih pills merupakan benih yang berasal dari perusahaan Rijk Zwaan. Pills merupakan benih seeds yang memiliki lapisan pelindung Thyram. Dalam lapisan pelindung Thyram terdapat campuran fungisida untuk mencegah penyakit yang menyerang benih. Lapisan pelindung Thyram juga berfungsi untuk memperpanjang masa kadaluarsa benih. Sedangkan benih berbentuk seeds biasanya merupakan benih dari varietas lokal. Pada benih seeds tidak terdapat lapisan pelindung Thyram namum pada benih ini telah dilapisi dengan fungisida untuk mencegah serangan penyakit pada benih. Benih Selada Keriting dari Rijk Zwaan dan dapat dilihat pada Gambar 5.13. Benih Selada Keriting dari PT Benih Sari Unggul dapat dilihat pada Gambar 5.14. Bentuk benih dari kedua perusahaan dapat dilihat pada Gambar 5.15. Gambar 5.13. Benih Selada Keriting Varietas Invicta dari Rijk Zwaan Gambar 5.14. Benih Selada Keriting Varietas Ta Fung dari PT Benih Sari Unggul Gambar 5.15. Benih Selada Keriting yang Berbentuk Pills Atas dan Seeds Bawah b. Penyiapan media Media penyemaian dan media tanam yang digunakan PT Momenta Agrikultura “Amazing Farm” adalah Peatmoss. Peatmoss merupakan salah satu media tanam organik yang berasal dari lumut Sphagum yang telah di proses menjadi kompos. Kelebihan dari peatmoss adalah mampu menyimpan air lebih lama dan dalam peatmoss sudah terdapat nutrisi berupa Nitrogen 280 mg Nl, Fosfor 200 mg P2O2l, Pottasium 360 mg K2Ol, Magnesium 100 mg Mgl. Penggunaan peatmoss sebagai media penyemaian adalah dengan cara mencampurkan air sebanyak 10 dari banyaknya peatmoss kering yang digunakan. 1 bale peatmoss berisi 200 l dapat dijadikan untuk media semai sebanyak 100 tray ukuran 54 cm x 28 cm x 4,2 cm 105 holelubang. Dalam tahap ini mahasiswa magang turut serta dalam penyiapan media tanam yaitu menggemburkan media serta mencampur media dengan air. Penyiapan media untuk penyemaian Selada Keriting yang dilakukan oleh mahasiswa magang dapat dilihat pada Gambar 5.16. Gambar 5.16. Penyiapan Media Tanam Benih Selada Keriting c. Penyemaian benih Mahasiswa magang melakukan kegiatan penyemaian benih pada media yang telah disiapkan. Penyemaian benih dilakukan sesuai dengan tahapan tata cara penyemaian yang telah ditetapkan oleh perusahaan Lampiran 4. Penyemaian benih selada keriting dilakukan pada tray yang berukuran 54 cm x 28 cm x 4,2 cm. Tray ini memiliki 105 lubang dimana setiap satu lubang ditanam 2 benih. Media diisikan pada setiap lubang tray kemudian dilubangi menggunakan stick dengan kedalaman 2-5 mm, lubang kecil bertujuan untuk menempatkan benih. Setelah selesai menyemai benih, tray diletakkan pada meja dengan tinggi 50 cm, kemudian disiram menggunakan air biasa. Tray dimasukkan kedalam ruang gelap selama 2 hari hingga tumbuh 2 buah daun. Kemudian tray dipindahkan ke N1 Nursery 1 untuk pembesaran bibit pertama selama 15 hari. Selama 7 hari setelah pindah ke N1, tanaman hanya disiram secara manual dengan air biasa, karena didalam peatmoss telah terdapat nutrisi. Penyiraman dengan air biasa bertujuan untuk menghindari adanya akumulasi nutrisi. Kemudian bibit dipindahkan lagi ke N2 sesuai dengan tahapan yang ditetapkan oleh perusahaan Lampiran 5. Bibit dipindahkan ke N2 yang berlokasi di dekat N1. Selama di N2 tanaman dialiri menggunakan pupuk AB mix dan nutrisi. Sebelum di pindahkan ke Produksi, tanaman Selada Keriting dipindahkan dari lubang tray kedalam pot-pot streril yang telah dicuci dengan chlorin agar dapat ditanam pada hole di tiap-tiap gully. Tahapan pencucian pot dapat dilihat di Lampiran 6. Pemindahan dilakukan dengan cara mencongkel tanaman beserta media tanamnya. Proses penyemaian benih Selada Keriting dapat dilihat pada gambar 5.17 dan proses pemindahan bibit Selada Keriting dari media tray ke media pot dapat dilihat pada Gambar 5.18. Gambar 5.17. Proses Penyemaian Benih Selada Keriting Gambar 5.18. Proses Pemindahan bibit Selada Keriting dari Media Tray ke media Pot 2. Persiapam Lahan Tanam a. Pembersihan Gable Gable adalah istilah yang digunakan untuk bedengan yang terdapat di dalam Greenhouse. Di PT. Momenta Agrikultura “Amazing Farm”, dalam satu Greenhouse terdapat 14-149 gable menyesuaikan dengan luas GH Greenhouse. Masing-masing gable terdiri dari 8-10 gully. Mahasiswa magang tidak melakukan kegiatan ini, karena kegiatan ini dilakukan oleh pekerja yang ada pada Greenhouse. Mahasiswa magang melakukan pengamatan saat dilakukan pembersihan gable dan didapat beberapa informasi terkait pembersihan gable. Pembersihan gable dimulai dengan pembersihan hole pada tiap gully dari akar tanaman sisa panen pada periode sebelumnya. Pembersihan ini dilakukan dengan mengambil langsung dari hole dan dikumpulkan pada sekitar areal pembersihan. Kemudian dimasukkan ke dalam karung dan selanjutnya diangkat keluar Greenhouse untuk diangkut mobil dan dibuang ke lokasi pembuangan yang terletak di bagian belakang. Pembersihan selanjutnya adalah menyiram gully dengan air, bertujuan untuk membersihkan gully dari kotoran serta sisa-sisa panen. Gable yang telah dibersihkan dan siap ditanami bibit Selada Keriting dapat dilihat pada Gambar 5.19. Gambar 5.19. Gable yang telah dibersihkan dan siap ditanami b. Pengecekan selang nutrisi. Masalah yang sering ditemui pada selang inlet adalah adanya penyumbatan selang akibat akumulasi nutrisi yang membentuk lumut. Mahasiswa magang melakukan kegiatan pengecekan selang nutrisi dengan cara menyabetkan selang tersebut. Hal ini bertujuan agar lumut terlepas. Pengecekan selang nutrisi dilakukan sebelum dilakukan penanaman. Pengecekan selang nutrisi dapat dilihat pada Gambar 5.20. Gambar 5.20. Pengecekan Selang Nutrisi 3. Penanaman Berdasarkan wawancara yang dilakuakn kepada Kepala bagian Nursery, Kepala Bagian Produksi serta Supervisor diperoleh informasi penanaman bibit seperti Selada Keriting menggunakan bibit yang berusia 30-32 HST. Sebelum melakukan penanaman bibit pada lubang tanam yang ada pada gully, pastikan bahwa gully sudah dicuci terlebih dahulu untuk menghindari adanya hama dan penyakit yang tertinggal pada gully setelah pemanenan. Pada kegiatan ini mahasiswa magang ikut serta dalam penanaman Selada Keriting. Penanaman dimulai dengan pemilihan bibit Selada Keriting. Bibit yang diutamakan adalah yang memiliki ukuran lebih besar. Bibit yang terdapat dalam pot dimasukkan kedalam hole pada setiap gully. Satu hole diisi dengan satu pot, posisi bibit harus berdiri tegak dan pastikan bahwa akar tanaman masuk kedalam hole dan menyentuh dasar gully agar air dan nutrisi yang dialirkan dapat terserap oleh akar tanaman dengan baik. Gully yang sudah selesai ditanami diberi ketarangan tanggal tanam varietasnya. Proses penanaman bibit Selada Keriting yang dilakukan oleh mahasiswa magang dapat dilihat pada Gambar 5.21. Gambar 5.21. Proses Penanaman Bibit Selada Keriting a. Pemeliharaan Pememliharaan yang dilakkan pada bagian produksi ini adalah dengan melakukan pengecekan secara rutin aliran nutrisi pada setiap gully. Mahasiswa Magang diikutsertakan dalam kegiatan ini, dimana mahasiswa magang mendapat tugas untuk mengecek gully dalam suatu GH. Sebelum ditugaskan untuk mengecek, mandor melakukan pengaran tentang cara pembersihan. Pengecekan gully dilakukan untuk memastikan larutan nutrisi mengalir dan kegiatan ini dilakukan dua kali perhari, yaitu pada waktu sebelum panen pagi dan sebelum tanam sore. b. Penyulaman dan penyeragaman Penyulaman tanaman merupakan penggantian tanaman mati dengan tanaman baru. Mahasiswa magang melakukan kegiatan penyulaman dan penyeragaman tanaman Selada Keriting, dalam kegiatan ini dibutuhkan ketelitian dan ketelatenan karena tanaman memiliki ukuran yang tidak seragam dalam 1 gabel. Satu gable dilakukan penyulaman dan penyeragaman oleh 2-3 mahasiswa magang. Penyulaman dan Penyeragaman dilakukan dengan cara membuang tanaman yang mati dan menggantinya dengan tanaman baru dengan umur yang sama. Tanaman yang sudah mendekati masa panen harus diseragamkan terlebih dahulu supaya hasil panen yang diperoleh juga seragam sesuai dengan ukurannya. Proses penyulaman dan penyeragaman tanaman yang dilakukan oleh Mahasiswa Magang dapat dilihat pada Gambar 5.22. Gambar 5.22. Penyulaman dan Penyeragaman Tanaman c. Pengukuran suhu air, pH dan EC air Mahasiswa magang melakukan pengukuran suhu air, pH dan EC air dalam 1 waktu. Pada kegiatan ini mahasiswa didampingi oleh mandor GH Greenhouse. Pada kegiatan ini sekaligus melakukan wawancara terhadap mandor GH Greenhouse terkait pengukuran ini, berikut informasi yang didapatkan dari pengamatan dan wawancara yang dilakukan oleh mahasiswa magang. Pengukuran suhu air dilakukan untuk memantau pertumbuhan tanaman yang dibudidayakan secara NFT. Pengukuran suhu ini dimaksudkan untuk penanggulangan segera apabila terjadi kenaikan suhu melewati ambang batas, yaitu 30 C karena tanaman yang diproduksi secara NFT akan mudah layu bahkan mengalami kematian apabila suhu melebihi 30 C. Apabila suhu lebih dari 30 C maka yang dilakukan adalah dengan memberikan tambahan volume air untuk menrunkan suhu air tersebut. Penurunan suhu dilakukan pada jam-jam tertentu yaitu pukul 09.00, 10.00, 11.00, 11.40, 13.00 da 14.00. Pengukuran suhu air dilakukan dengan cara meletakkan thermometer pada talang nutrisi dalam suatu gable di GH Greenhouse. pH Power of Hydrogen adalah tingkat keasaman air. pH air diukur untuk melihat keasaman air yang digunakan sebagai media penyalur nutrisi untuk tanaman. pH ideal untuk Selada Keriting adalah 5,5-6,2. Pengukuran Ph menggunakan Ph meter dengan skala 1-14. Larutan yang memiliki pH terlalu asam atau basa membuat nutrisi sulit terlarut dalam air. Pengukuran Ph air dilakukan pada pukul 11.00 WIB. Pengukuran pH dilakukan dengan mengambil sampel larutan nutrisi pada beberapa gully dalam GH Greenhouse EC Electrical Conductivity merupakan suatu kemampuan air sebagai penghantar listrik yang dipengaruhi oleh jumlah ion atau garam yang terlarut di dalam air. Pengukuran dilakukan menggunakan EC meter. EC ideal untuk Selada Keriting adalah 0,8- 1,2 Mscm. Pengukuran EC dilakukan bersamaan dengan pengukuran pH, yaitu pukul 11.00 WIB dengan cara mengambil sampel air dari selang nutrisi pada beberapa gully dalam Gh Greenhouse. Proses pengukuran suhu air menggunakan Thermometer dapat dilihat pada Gambar 4.23, pH meter dan EC meter dapat dilihat pada Gambar 5.24. Gambar 5.23. Pengukuran Suhu Air Gambar 5.24. pH meter dan EC meter d. Pengukuran suhu dan RH ruangan Pengukuran suhu dan RH ruangan dilakukan bersamaan dengan pengukuran suhu air, pH, dan EC. Mahasiswa magang turut serta dalam pengukuran ini, beberapa informasi yang diperoleh dari hasil pengamatan dan wawancara terhadap mandor GH Greenhouse antaralain : Pengukuran suhu ruangan menggunakan Thermometer dinding yang dipasang pada tiap-tiap GH Greenhouse. Suhu ideal untuk Selada Keriting adalah 15-25 C. Jika suhu dalam GH Greenhouse terlalu panas, maka dinding di depan GH Greenhouse akan dibuka untuk menurunkan suhu ruangan. Suhu ruangan yang terlalu panas akan membuat tanaman mudah layu bahkan mati. Jika suhu ruangan terlalu dingin membuat tanaman beretiolasi yang membuat masa panen lebih lama. Rh Relative Humidity yaitu satuan pengukuran yang merepresentasikan jumlah titik-titik air di udara pada suhu tertentu yang dibandingkan dengan jumlah maksimum titik-titik air yang dapat dikandung di udara pada suhu tersebut. Rh ideal pada GH Greenhouse untuk tanaman Selada Keriting adalah 50-60. Pengukuran Rh ruangan menggunakan Hygrometer yang terpasang menjadi satu dengan Thermometer dinding. Thermometer Ruangan dan Hygrometer yang terpasang dalam GH Greenhouse dapat dilihat pada Gambar 5.25. Gambar 5.25. Thermometer Ruangan dan Hygrometer e. Pengendalian Hama dan Penyakit Hama dan penyakit dapat menurunkan produksi tanaman sehingga dapat mengurangi hasil panen, penyebab adanya hama dan penyakit adalah kondisi lingkungan yang kurang bersih dan faktor cuaca yan tidak menentu. Berdasarkan pengamatan mahasiswa magang dan wawancara terhadap pekerja lapang, supervisor produksi, Kepala bagian Nursery dan Kepala bagian Produksi, hama yang sering menyerang tanaman selada antara lain : 1 Penggorok daun Liriomyza sp. Hama penggorok daun Liriomyza sp. menyerang tanaman pada stadium larva. Pada stadium larva hama ini masuk kedalam jaringan tanaman dan tumbuh di dalamnya. Padat ahap dewasa hama ini menyerang dengan cara membuat alur gerakan di bagian bawah epidermis daun. Gejala yang ditimbulkan berupa garis-garis putih tidak beraturan pada daun yang diakibatkan hilangnya klorofil sehingga menjadi kekuningan. Pengendalian hama ini secara kimia dengan menyemprotkan insektisida jenis Trigard dengan konsentrasi 0,25 mLL atau jenis Agrimec dengan konsentrasi 0,5 mLL. Pestisida yang digunakan oleh PT Momenta Agrikultura “Amazing Farm” untuk mengendalikan hama penggorok daun Liriomyza sp. dapat dilihat pada Gambar 5.26. Gambar 5.26 . Pestisida yang Digunakan Untuk Mengendalikan Ulat Penggorok Daun Liriomyza sp 2 Ulat Grayak Spodoptera litueara Hama ini menyerang tanaman dengan memakan daun selada keriiting secara langsung. Pengendalian hama Ulat Grayak Spodoptera litueara dilakukan melalui 2 cara yaitu secara mekanik dan secara kimia. Secara mekanik dilakukan dengan mengambil ulat langsung dari tanaman dan mengambil daun yang telah berlubang akibat serangan hama tersebuts. Pengendalian secara kimia dilakukan dengan menyemprotkan insektisida jenis Tracer dengan konsentrasi 0,5 mLL atau Proclaime 0,25grL. Hama ulat yang menyerang daun Selada Keriting dapat dilihat pada Gambar 5.27. Gambar 5.27. Serangan Ulat pada Daun Selada Keriting Pengendalian hama menggunakan pestisida diaplikasikan menggunakan Sprayer, pemberian pestisida dilakukan setiap 1 kali dalam satu minggu atau jika terjadi serangan hama yang dirasa segera membutuhkan tindakan. Pada kegiatan ini mahasiswa tidak turut serta, karena keterbatasan alat sprayer. Kegiatan ini juga membutuhkan kemampuan untuk meratakan pestisida, sehingga diaplikasikan oleh pekerja lapang tertentu. Aplikasi pestisida yang dilakukan oleh pekerja lapang menggunakan Sprayer dapat dilihat pada Gambar 5.28. Gambar 5.28. Aplikasi Pestisida Menggunakan Sprayer Penyakit tanaman yang sering muncul adalah busuk akar, Berdasarkan hasil wawancara terhadap kepala bagian Nursery didapatkan informasi bahwa hingga saat ini belum diketahui penyebab busuk akar yang terjadi sejak kurang lebih 2 tahun lalu. Penyakit ini menyebabkan turunnya produktivitas tanaman selada keriting yang hanya mencapai kurang dari 5 ton dari target 12 ton per bulan. Pihak perusahaan telah mencoba berbagai teknik untuk mengurangi kematian akibat adanya busuk akar. Mulai dari nutrisi, kebersihan, media tanam hingga mencoba melakukan penyemaian langsung kedalam masing masing pot dengan media tanam peatmoss sehingga tidak memerlukan pemindahan tanaman dari ruang penyemaian ke N1,N2 dan GH produksi. 4. Panen dan pasca panen selada a. Panen Panen merupakan proses pengambilan hasil tanaman yang telah layak dikonsumsi atau berada pada fase pertumbuhan yang optimal sesuai dengan kebutuhan konsumen. Mahasiswa magang melakukan kegiatan panen, panen diawali dengan persiapan dan taksasi. Taksasi panen meliputi pendataan tanggal panen tiap gebel, mengamati kondisi fisik tanaman siap panen dan menganalisis jumlah hasil panen. Selada Keriting dipanen pada umur 15-17 hari setelah tanam di Produksi atau kurang lebih 45 HST. Tanaman yang siap panen memiliki ciri-ciri telah mengkrop dan keras. Pemanenan dilakukan hampir setiap hari dengan melihat tingkat permintaan pasar serta ketersediaan produk di lapangan. Waktu panen yaitu pada pagi hari untuk menghindari hasil panen layu. Mahasiswa magang ikut serta melakukan kegiatan panen. Panen Selada Keriting di PT Momenta Agrikultura “Amazing Farm” dilakukan dengan cara mematikan arus nutrisi pada gable yang akan di panen agar nutrisi tidak mengalir pada tiap gully. Kemudian mencabut tanaman beserta potnya dari tiap hole dan disusun kedalam boxkontainer yang telah disiapkan. Tiap boxkontainer dialasi koran dan kemudian ditutup koran saat tanaman penuh agar sayuran tidak kotor saat boxkontainer ditumpuk. Dalam satu boxkontainer dapat memuat 30-40 tanaman. Selanjutnya boxkontainer diangkut ke ruang Packing House dengan mobil pengangkut. Proses panen Selada Keriting yang dilakukan oleh Mahasiswa Magang di PT Momenta Agrikultura “Amazing Farm” dapat dilihat pada Gambar 5.29. Gambar 5.29. Proses Panen Selada Keriting b. Pasca Panen Penanganan pasca panen penting dilakukan untuk menjaga dan mengontrol kualitas selada keriting yang dipasarkan. Penanganan pasca panen yang dilakukan oleh mahasiswa magang berdasarkan prosedur yang ada di perusahaan meliputi : 1 Trimming yaitu perompesan dan penghilangan daun selada keriting yang tua, rusak, busuk atau terserang hama dan penyakit. Perompesan daun maksimal adalah `15 dari berat bruto tanaman. 2 Sortasi pemilahan hasil panen sesuai dengan kelasnya. Sortasi dilakukan berdasarkan keseragaman ukuran dan kualitasnya. Dalam tahap ini akan diperoleh tanaman dengan rasio yang sama Rasio Sedala keriting adalah 3. 3 Packing Pengemasan, proses ini bertujuan untuk melindungi sayuran dari pengaruh lingkungan seperti sinar matahari, kelembaban serta kerusakan fisik. Packing untuk Selada keriting adalah dengan standar berat minimal 250 gram boleh lebih namun tidak boleh kurang. Semua kemasan yang digunakan dalam proses packing harus sudah ditempel label terlebih dahulu sesuai dengan jenis sayurannya. Pengemasan Selada Keriting dibuat bucket. Sayuran yang sudah di packing kemudian disusun dalam box-box khusus yang dapat menampung 20-25 bucket sayuran. Bentuk packing Selada Keriting yang berupa bucket dapat dilihat pada Gambar 5.30. Gambar 5.30. Bentuk Packing Selada Keriting

C. Pengelolaan Manajemen Sumber Daya Manusia