II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pertanian Hidroponik
Hydroponik berasal dari kata Yunani yaitu hydro yang berarti air dan ponus yang berarti daya. Dengan demikian, hidroponik dapat berarti
memberdayakan air. Kegunaan air sebagai dasar pembangunan tubuh tanaman dan berperan dalam proses fisiologi tanaman. Hidroponik di
Indonesia yang berkembang pertama kali yaitu hidroponik substrat yang merupakan sistem hidroponik dengan menggunakan media selain tanah dan
steril, misalnya arang sekam, pasir, dan serbuk sabut kelapa Sutiyoso, 2006. Budidaya tanaman secara hidroponik dilakukan tanpa tanah, tetapi
menggunakan larutan nutrisi sebagai sumber utama pasokan nutrisi tanaman. Pada budidaya tanaman dengan media tanah, tanaman memperoleh
unsur hara dari tanah, tetapi pada budidaya tanaman secara hidroponik, tanaman memperoleh unsur hara dari larutan nutrisi yang dipersiapkan
khusus. Larutan nutrisi dapat diberikan dalam bentuk genangan atau dalam keadaan mengalir. Selain itu, larutan nutrisi juga dapat dialirkan ke
media tanam hidroponik sebagai tempat berkembangnya akar. Suhardiyanto, 2009.
Penggunaan teknik budidaya tanaman secara hidroponik memiliki berbagai keuntungan. Beberapa keuntungan yang diperoleh dari penggunaan
teknik ini adalah mengeliminasi serangan hama, cendawan, dan penyakit asal tanah sehingga dapat meniadakan penggunaan pestisida, mengurangi
penggunaan areal tanam yang luas, meningkatkan hasil panen serta menekan biaya produksi yang tinggi. Selain itu, teknik budidaya secara hidroponikn
dapat mempercepat waktu panen, penggunaan air dan unsur hara yang terukur, dan kualitas, kuantitas, dan kontinuitas hasil yang terjamin
Sudarmodjo, 2008. Chadirin 2001 menuliskan, ada dua sistem hidroponik, yaitu hidroponik
sistem Nutrient Film Technique NFT dan hidroponik substrat. Hidroponik sistem Nutrient Film Technique NFT adalah sistem hidroponik yang bekerja
5
dengan cara mengalirkan air kederetan akar tanaman secara dangkal yang mengandung nutrisi sesuai kebutuhan tanaman. Hidroponik substrat
merupakan salah satu dari sistem hidroponik, dimana pada sistem ini menggunakan substrat selain air.
Kata “film” pada hidroponik NFT menunjukkan aliran tipis. Dengan demikian, hidroponik ini hanya menggunakan aliran air nutrien sebagai
medianya. Keunggulan sistem hidroponik ini antara lain air yang diperlukan tidak banyak, kadar oksigen terlarut dalam larutan hara cukup tinggi. Air
sebagai media mudah didapat dengan harga murah, pH larutan mudah diatur dan ringan sehingga dapat disangga dengan talang Sutiyoso, 2006
Pada sistem NFT, air atau nutrien dialirkan dalam wadah penanaman biasanya berupa talang. Wadah penanaman dibuat miring agar nutrien dapat
mengalir. Nutrien yang telah melewati wadah penanaman, ditampung dalam bak atau tangki dan kemudian dipompa untuk dialirkan kembali. Tinggi
nutrien hanya 3 mm, tidak boleh lebih dari itu karena air yang terlalu tinggi akan menyebabkan oksigen terlarut sedikit Lingga, 2009.
Salah satu prinsip dasar NFT ialah ketebalan air di dalam hanya beberapa millimeter saja biasanya 3 mm. Dengan demikian, banyak akar bertumpuk
di atas aliran air dan rapat sehingga bila tanaman tumbuh subur, akarnya tebal mirip bantal putih. Ketebalan lapisan air tergantung kecepatan air yang masuk
dan kemiringan talang Untung, 2000.
B. Budidaya Selada Keriting