3. pengawasan terhadap arus dana dalam aset lancar dan ketersediaan dana dari sumber utang sehingga perusahaan selalu dapat memenuhi
kewajiban keuangannya ketika jatuh tempo Sawir, 2005 : 133. Demi mencapai sasaran dalam memaksimalkan nilai dan laba
perusahaan, maka modal kerja yang tersedia harus cukup jumlahnya, dalam arti harus mampu membiayai pengeluaran-pengeluaran atau operasi
perusahaan sehari-hari.
2.2.4 Rasio perputaran modal kerja
Menurut Abdullah 2005 : 71 “manajemen penggunaan modal kerja dapat diuji dengan menggunakan rasio perputaran modal kerja working
capital turnover , yakni perbandingan antara penjualan dengan jumlah
keseluruhan aset lancar yang dimiliki suatu perusahaan pada suatu periode tertentu”. Bila volume penjualan naik, investasi persediaan dan piutang
meningkat, ini berarti juga meningkatkan modal kerja. Formulasi dari working capital turnover
WCT adalah sebagai berikut: WCT =
Penjualan aktiva lancar
− hutang lancar Perputaran modal kerja ini menunjukkan jumlah rupiah penjualan netto
yang diperoleh bagi setiap rupiah modal kerja. Dari hubungan antara penjualan netto dengan modal kerja tersebut, dapat diketahui juga apakah
perusahaan bekerja dengan modal kerja yang tinggi atau bekerja dengan modal kerja yang rendah. Rasio perputaran modal kerja ini juga berhubungan
dengan likuiditas perusahaan. Jika rasio perputaran modal kerja tinggi, maka mengindikasikan likuiditas yang rendah untuk mendukung operasional,
sedangkan apabila rasio ini rendah artinya likuiditas perusahaan yang tinggi.
Universitas Sumatera Utara
Semakin besar rasio perputaran modal kerja maka semakin baik suatu perusahaan. Hal ini juga menunjukkan seberapa efektifnya pemanfaatan
modal kerja yang tersedia dalam meningkatkan profitabilitas perusahaan.
2.2.5 Rasio perputaran persediaan
Menurut Munawir 2002 : 77 “Perputaran persediaan merupakan rasio antara jumlah harga pokok barang yang dijual dengan nilai rata-rata
persediaan yang dimiliki oleh Perusahaan”. Perputaran persediaan menunjukkan berapa kali persediaan dijual dan diganti dalam waktu satu
periode. Dengan demikian, tingkat perputaran persediaan yang tinggi mengindikasikan bahwa tingkat penjualan yang tinggi pada perusahaan.
Perputaran persedian ini dihitung dengan cara sebagai berikut : ITO =
Harga pokok penjualan persediaan rata
− rata Persediaan rata-rata dapat dihitung dengan membagi jumlah
persediaan akhir tahun dan awal tahun dengan dua. Besarnya hasil perhitungan perputaran persediaan menunjukkan tingkat kecepatan
persediaan menjadi kas atau piutang dagang. Melalui tingkat perputaran persediaan maka kita dapat menghitung hari rata-rata
barang disimpan digudang yaitu dengan membagi hari dalam satu tahun dengan tingkat perputaran persediaan. Rumusnya adalah sebagai
berikut : Hari rata
− rata barang disimpan = 360
perputaran persediaan
Universitas Sumatera Utara
Hari rata-rata barang disimpan digudang akan bermanfaat untuk menilai efisiensi dari persediaan.
2.3. Profitabilitas