2.2.3 Pengertian manajemen modal kerja
Pengertian manajemen modal kerja menurut Brigham and Daves 2001 : 697, “Working capital management involves both setting working capital
policy and carrying out that policy in day-to-day operation”. Dapat disimpulkan bahwa manajemen modal kerja meliputi kebijakan modal kerja
dan penggunaannya pada operasional perusahann sehari-hari. Manajemen modal kerja merupakan hal yang sangat penting karena
aset lancar perusahaan mengembangkan lebih dari separuh total asetnya, sedangkan bagi perusahaan distribusi jumlahnya bisa lebih besar lagi. Tujuan
manajemen modal kerja adalah mengelola aset lancar dan utang lancar sehingga diperoleh modal kerja netto yang layak dan menjamin tingkat
profitabilitas perusahaan. Oleh karena itu, seorang manajer diharapkan mampu mengelola manajemen perusahaan agar pemenuhan modal kerja dapat
berjalan dengan efektif dan efisien. Manajemen modal kerja juga menjadi penting karena berkaitan dengan
beberapa aspek sebagai berikut: 1. beberapa penelitian telah memberikan indikasi bahwa sebagian besar
waktu manajer keuangan dihabiskan dalam kegiatan internal perusahaan dari hari ke hari dan ini merupakan bagian dari manajemen modal kerja,
2. jika lebih dari separuh total aktiva perusahaan merupakan aktiva lancar sebagai bagian dari investasi yang besar dan mudah diuangkan, maka
aktiva lancar memerlukan perhatian yang seksama dari manajer keuangan,
Universitas Sumatera Utara
3. hubungan antara tingkat pertumbuhan penjualan dan kebutuhan akan permodalan aktiva lancar adalah dekat dan langsung,
4. manajemen modal kerja sangat penting terutama bagi perusahaan kecil. “Meskipun perusahaan kecil dapat mengurangi investasi aktiva tetapnya
namun mereka tidak dapat menghindari kebutuhan akan kas, piutang dan persediaan karena akses ke pasar modal relatif terbatas, maka penekanan
harus ditujukan pada utang dan piutang dagang dan pinjaman bank jangka pendek” Weston Copeland 1999 : 324.
Ada dua prinsip mendasar dari pendanaan operasional dalam manajemen modal kerja Horne, 2005 : 313, yaitu: “kemampuan
memperoleh laba berbanding terbalik dengan likuiditas dan kemampuan memperoleh laba searah dengan resiko”. Pengendalian jumlah modal kerja
yang tepat akan menjamin kontinuitas operasi dari perusahaan secara efisien dan ekonomis. Bilamana modal kerja terlalu besar, maka dana yang tertanam
dalam modal kerja melebihi kebutuhan, sehingga mengakibatkan adanya dana menganggur idle fund karena dana tersebut sebenarnya dapat digunakan
untuk keperluan lain dalam rangka peningkatan laba. Sasaran yang ingin dicapai dari manajemen modal kerja adalah seperti
yang diutarakan berikut ini : 1. memaksimalkan nilai perusahaan dengan mengelola aset lancar
sehingga tingkat margin pengembalian investasi return on investment
adalah sama atau lebih besar dari biaya modal yang digunakan untuk membiayai aset-aset lancar tersebut
2. meminimalkan biaya modal yang digunakan untuk membiayai aset lancar dalam jangka panjang
Universitas Sumatera Utara
3. pengawasan terhadap arus dana dalam aset lancar dan ketersediaan dana dari sumber utang sehingga perusahaan selalu dapat memenuhi
kewajiban keuangannya ketika jatuh tempo Sawir, 2005 : 133. Demi mencapai sasaran dalam memaksimalkan nilai dan laba
perusahaan, maka modal kerja yang tersedia harus cukup jumlahnya, dalam arti harus mampu membiayai pengeluaran-pengeluaran atau operasi
perusahaan sehari-hari.
2.2.4 Rasio perputaran modal kerja