Organoleptik Kenampakan Analisis Mutu Organoleptik
Rata-rata nilai yang diperoleh adalah 6,7 – 7,0. Nilai 7 ini pada spesifikasi kenampakan adalah : utuh, bersih dan agak kusam Lampiran 1. Untuk ikan teri
asin kering, nilai organoleptik yang ditetapkan oleh SNI 01-2708-1992 adalah minimal 7 BSN, 1992, jadi produk penelitian masih memenuhi kriteria.
Kenampakan yang agak kusam adalah disebabkan oleh garam yang menempel pada permukaan ikan teri asin kering yang biasanya menimbulkan warna keputihan.
Pengaruh panas selama pengeringan dapat menyebabkan terjadinya reaksi pencoklatan Maillard antara senyawa amino dengan gula pereduksi. Gula
pereduksi pada ikan merupakan hasil pemecahan glikogen sesaat setelah ikan mati. Reaksi antara asam amino dan gula pereduksi akan membentuk melanoidin, suatu
polimer berwarna coklat yang dapat menurunkan nilai kenampakan produk. Pencoklatan juga terjadi karena reaksi antara protein, peptida dan asam amino dengan
hasil dekomposisi lemak Lee, 1983. Reaksi Maillard ini mudah terjadi pada bahan pangan yang berkadar air lebih besar dari 2 Jay, 1992.
Indriati et al., 1991 menemukan bahwa reaksi pencoklatan ikan asin di Indonesia kebanyakan terjadi pada produk berkadar garam 7,70 – 16,90 dengan
nilai aktifitas air Aw antara 0,70 – 0,78. Untuk mempertahankan mutu ikan asin, hal-hal tersebut di atas harus menjadi pertimbangan di dalam melakukan proses
pengolahan. Selama masa penyimpanan 8 minggu, pada semua perlakuan konsentrasi
khitosan 0,0; 0,5; 1,0 penurunan nilai organoleptik kenampakan relatif kecil.
Hal ini berkaitan dengan total bakteri yang ada pada ikan teri asin kering yang jumlahnya relatif kecil dan jauh di bawah ketentuan SNI ikan teri asin kering
BSN,1992, yaitu maksimal : 1x 10
5
kolonig sampel. Jumlah bakteri yang sedikit ini akan meminimalisasi tingkat kerusakan. Selain itu, nilai Aw ikan teri asin kering
yang relatif kecil antara 0,625 – 0,649 juga akan meminimalisasi terjadinya reaksi pencoklatan.
Berdasarkan uji statistik Kruskal-Wallis Lampiran 16a, 16b, 16c, dapat dikatakan bahwa variabel konsentrasi khitosan signifikasi 0,499 dan lama
penyimpanan signifikasi 0,055 tidak berpengaruh nyata p0,05 terhadap variabel organoleptik kenampakan ikan teri asin kering. Demikian pula untuk pengaruh
interaksi keduanya juga tidak signifikan Tabel 18.