13
5 Assosiative play, anak mulai bermain bersama, berbagi alat permainan dan berbicara
sedikit. Mereka sudah mulai saling menukar alat permainannya dan kadang-kadang berkomentar terhadap pa yang sedang dilakukannya.
6 Cooperative play, anak secara aktif mengkoordinasikan kegiatan mereka, bertukar
mainan, mengambil peran tertentu dan dapat memelihara interaksi yang sedang berlangsung.
Dengan memperhatikan perkembangan sosial tersebut, para pendidik dan orang dewasa lainnya perlu memahami perkembangan tersebut. Hal ini bermanfaat agar bisa
dijadikan alat deteksi dini bagi perkembangan anak. Dengan demikian upaya memfasilitasi dan memotivasi perkembangan sosial anak dapat dilakukan secara optimal.
d. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial Anak
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan anak dalam bersosialisasi yaitu: 1 lingkungan keluarga; 2 lingkungan sekolah; 3 lingkungan kelompok masyarakat;
4 faktor dari dalam diri anak . Keluarga adalah lingkungan pertama dalam kehidupan anak. Di dalam keluarga, anak diajarkan dan dibiasakan dengan norma-norma sosial untuk dapat
beradaptasi dengan lingkungan sosial. Keutuhan keluarga, pola asuh, status ekonomi, tauladan orang tua akan memberikan kontribusi besar terhadap kemampuan anak dalam
bersosialisasi. Lingkungan sekolah juga berpengaruh besar terhadap kemampuan sosialisasi anak,
mengingat anak menggunakan sebagian waktunya di sekolah. Di sekolah anak belajar bergaul dan melakukan berbagai aktivitas bersama teman sebaya. Di sekolah pula anak mendapatkan
berbagai pengalaman yang mungkin tidak diperoleh di rumah. Lingkungan masyarakat membawa pengaruh besar terhadap kemampuan anak dalam
bersosialisasi. Dalam lingkungan masyarakat, anak dibesarkan dan mendapat pengalaman berinteraksi dengan banyak orang. Anak berinteraksi dengan orang-orang yang berasal dari
berbagai latar belakang yang berbeda. Hal ini akan memberikan pengalaman yang luas dan mendalam tentang bagaimana berinteraksi dan beradaptasi dengan orang-orang yang ada di
luar dirinya.
14
Selain itu Erikson juga memberikan penjelasan tentang adanya perkembangan yang bersifat alamiah dan pengaruh budaya. Perkembangan sosialisasi dan emosi pada anak juga
dipengaruhi oleh faktor kematangan dan belajar. Pada usia pra sekolah, anak sudah mulai menyadari bahwa tidak semua keinginannya dapat dipenuhi. Namun demikian, hal ini bukan
berarti anak sudah mampu mengendalikan perasaan atau emosinya saat harapannya tidak dapat diperoleh. Kemampuan sosialisasi dan emosi anak akan berkembang seiring dengan
penambahan usia dan pengalaman yang diperolehnya. Aspek kognitif juga berperan penting dalam hal ini di mana dengan kematangan di segi kognitif, anak dapat membedakan hal yang
baik dan buruk berdasarkan nilai-nilai yang ada di masyarakat.
e. Keterampilan Sosial Anak