35
2
s = simpangan baku sampel setelah Program CSR
2 1
s = varians baku sampel data sebelum Program CSR
2 2
s = varians baku sampel data setelah Program CSR
r = korelasi antara dua sampel
Dengan kriteria uji terima H
1
, tolak H jika t
hit
t
tabel
0,05 terima
H , tolak H
1
jika t
hit
t
tabel
0,05 Untuk mendukung dan memperkuat hipotesis pertama mengetahui CSR PT.
ABB Libek Project berperan dalam meningkatkan pendapatan dan untuk mengetahui bahwa CSR berperan dalam meningkatkan penyerapan tenaga kerja maka dilakukan
dengan Analisis Deskriptif.
3.5. Definisi Variabel Operasional Penelitian
Definisi Variabel Operasional Penelitian ini adalah : 1.
Pendapatan adalah pendapatan atau hasil yang diperoleh dari sumber pendapatan yang diterima secara aktual oleh seorang penduduk tenaga yang diukur dengan
rupiah Rp. 2.
Penyerapan Tenaga Kerja adalah jumlah tenaga kerja yang terserap orang oleh karena adanya PT. ABB Libek Project jumlah jiwa yang tertampung sebagai
tenaga kerja.
Universitas Sumatera Utara
36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Kabupaten Bengkalis dan Kecamatan Mandau
Secara geografis Kabupaten Bengkalis terletak di bagian pantai timur pulau
Sumatera pada garis koordinat 20°30 Lintang Utara - 00°17 Lintang Utara dan 1000°52 Bujur Timur - 1020°10’ Bujur Timur.
Wilayah Kabupaten Bengkalis dialiri oleh beberapa sungai. Diantara sungai yang ada di daerah ini yang sangat penting sebagai sarana perhubungan utama dalam
perekonomian penduduk adalah Sungai Siak dengan panjang 300 Km, Sungai Siak
Kecil 90 Km dan Sungai Mandau 87 Km.
Sumber: BAKOSURTANAL 1986 dan Bagian Tata Pemerintahan Gambar 5. Peta Wilayah Kabupaten Bengkalis Berdasarkan Batas Wilayah
Kecamatan
Universitas Sumatera Utara
37
Dengan luas sebesar 11.481,77 Km
2
, Kabupaten Bengkalis yang tediri dari 13 Kecamatan yakni Kecamatan Bengkalis, Bantan, Bukit Batu, Merbau, Tebing Tinggi,
Tebing Tinggi Barat, Rangsang, Rangsang Barat, Mandau, Rupat, Rupat Utara, Siak Kecil dan Pinggir. Sebelah Utara, Kabupaten Bengkalis berbatasan dengan Selat
Malaka, sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Siak, sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Rokan Hilir dan sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten
Karimun Provinsi Kepulauan Riau. Hampir 85 dari topografi Kabupaten Bengkalis
adalah rendah dan hutan tropis dengan ketinggian rata-rata 2-6.1 meter diatas permukaan laut dan sebagian besar tipe tanah adalah organosol, sejenis tanah yang
mengandung banyak substansi organik. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik BPS Provinsi Riau 2007 bahwa
penduduk Kabupaten Bengkalis pada tahun 2006 tercatat sebanyak 708.363 jiwa dengan kepadatan penduduk rata-rata 62 juta jiwakm². Sekitar 58,81 dari penduduk
bekerja di sektor pertanian dan sektor lainnya seperti pertambangan, industri, konstruksi, perdagangan, layanan transportasi dan aktivitas lainnya.
Kabupaten Bengkalis merupakan salah satu wilayah penghasil minyak bumi terbesar, tidak hanya di provinsi Riau tetapi juga di Indonesia. Saat ini ladang-ladang
minyak bumi terdapat di Kecamatan Mandau, Bukit Batu dan Merbau yang pengelolaannya dilakukan oleh perusahaan minyak PT. Chevron Pacific Indonesia
dengan wilayah operasi di Kecamatan Mandau dan Bukit Batu serta perusahaan minyak Kondur Petroleum S.A yang wilayah konsesioperasinya meliputi Kecamatan
Merbau, Tebing Tinggi, Rangsang, Bengkalis dan perairan Bengkalis sekitar Selat
Universitas Sumatera Utara
38
Malaka. Disamping minyak bumi, terdapat pula potensi tambang pasir yang sebagian besar terdapat di Pulau Rupat dan Rangsang serta potensi Gambut yang terdapat di
Pulau Bengkalis, Tebing Tinggi dan Rangsang serta Deposit Batubara di Kecamatan Rupat.
Kabupaten Bengkalis terdiri dari 26 buah pulau besar dan kecil serta memiliki perairan yang cukup dan garis pantai yang panjang luas sehingga dapat dikatakan
bahwa Kabupaten ini memiliki potensi sumber daya kelautan terutama di sektor perikanan. Pemanfaatan sumber daya perikanan disamping dilakukan melalui
penangkapan ikan di laut juga dilakukan melalui budi daya, antara lain dengan sistem Tambak, Kolam, Jaring Apung dan Keramba.
Dari bidang Pertanian dan Holtikultura, komoditi unggulan dan andalan sub
sektor perkebunan Kabupaten Bengkalis, yaitu: Karet, kelapa sawit, kelapa, cengkeh, kopi dan coklat. Hutan Kabupaten Bengkalis menyimpan berbagai flora dan fauna.
Hutan Bakau banyak ditemui di sepanjang pesisir pantai, dan hasil hutan lainnya berupa kayu logpond, rotan, damar dan sebagainya, banyak digunakan untuk bahan
baku industri. Kontribusi sektor industri Bengkalis dalam pembentukan Produk Domestik Regional Bruto tanpa migas Bengkalis tahun 2004 sebesar 35,01 .
Sebagai daerah yang terletak pada bagian paling luar Provinsi Riau, Kabupaten yang memusatkan pemerintahannya di Kecamatan Bengkalis ini telah
dilengkapi dengan fasilitas dan infrastruktur yang semakin baik. Adapun fasilitas yang telah ada di Kabupaten Bengkalis antara lain: Transportasi Darat Jaringan Jalan
Raya sepanjang 2,172,670 km², Transportasi Laut Pelabuhan dan Fasilitas RORO
Universitas Sumatera Utara
39
kapasitas 20-25 kendaraan Roda Empat, dan Transportasi Udara Bandara di Kec. Bukit Batu, Listrik, Air Bersih, Jaringan Telekomunikasi, Perbankan, dan
Akomodasi Hotel Penginapan di Kota Bengkalis, Selat Panjang, Duri, Sungai Pakning, dan Tanjung Lapin.
4.1.1. Gambaran Umum Kecamatan Mandau
Kecamatan Mandau merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Bengkalis dengan luas wilayah 937,47 km
2
. Menurut data BPS Kabupaten Bengkalis 2008, jumlah penduduk Kecamatan Mandau sebanyak 252.166 jiwa dan merupakan
kecamatan dengan kepadatan penduduk tertinggi se-Kabupaten Bengkalis. Pemerintahan Kecamatan Mandau berada di tengah-tengah Kota Duri sebutan lain
untuk Kecamatan Mandau dan berbatasan langsung dengan Dumai di sebelah Utara, Kecamatan Pinggir di sebelah Selatan, dan Kecamatan Rantau Kopar di sebelah
Barat. Kecamatan Mandau dikelilingi oleh pipa-pipa besar milik PT. Chevron
Pacific Indonesia CPI yang menandakan bahwa daerah ini merupakan daerah yang kaya akan minyak bumi. Kota Duri adalah salah satu ladang minyak terkaya di
Indonesia. Ladang minyak Duri telah dieksploitasi sejak tahun 50-an dan masih berproduksi oleh PT. CPI. Bersama Minas dan Dumai, Duri menyumbang sekitar
60 produksi minyak mentah Indonesia dengan rata-rata produksi saat ini 400.000- 500.000 barel per hari. Minyak mentah yang dihasilkan, meskipun tidak sebaik
lapangan minyak Minas, merupakan salah satu minyak dengan kualitas terbaik di
Universitas Sumatera Utara
40
dunia, yakni Duri Crude. Pada bulan November 2006, Ladang Minyak Duri atau Duri Steam Flood Field mencapai rekor produksi 2 Miliar barrel sejak pertama kali
dieksplorasi pada tahun 1958. Untuk menunjang produksi PT. CPI, di Duri terdapat ratusan perusahaan
kontraktor, mulai dari yang besar seperti Schlumberger, Halliburton, dan Tripatra- Fluor, hingga perusahaan kontraktor kecil termasuk PT. Adonara Bakti Bangsa
sebagai partner bisnis perusahaannya. Dengan demikian kota Duri dapat dikatakan sebagai kota industri karena terdapat ratusan perusahaan yang menjadi mitra bisnis
PT. CPI dalam memproduksi minyak bumi. Tidak heran jika di kota ini mayoritas penduduknya menggantungkan hidup mereka pada perusahaan-perusahaan tersebut
dengan bekerja baik sebagai pegawai PT. CPI yang menjadi pemberi kerja, maupun sebagai buruh di perusahaan-perusahaan kontraktor yang menjadi pelaksana tugas-
tugas yang diberikan oleh PT. CPI. Mereka yang bekerja pada perusahaan-perusahaan umumnya para pendatang baik dari Pulau Sumatera maupun dari luar Pulau Sumatera
suku Minang, Melayu, Batak, Jawa, dll dan pada tingkat ahli terdapat orang-orang asing yang berasal dari luar negeri.
Penduduk asli Kecamatan Mandau adalah suku Melayu. Suku Melayu terbagi atas dua yaitu Melayu Muda yang sudah maju dan umumnya memunyai pendidikan
tinggi dan Melayu Tua Suku Sakai yaitu suku tertinggal yang hidupnya di pedalaman dekat hutan-hutan. Suku Sakai terasing dalam tempat tinggal geografis
dan dalam hal kehidupan sosial karena kurang suka bergaul dengan pihak luar. Akibatnya juga terasing dalam hal komunikasi, budaya dan lebih-lebih dalam
Universitas Sumatera Utara
41
pendidikan. Mereka umumnya hidup dari hasil memancing ikan di sungai. Namun akhir-akhir ini mereka sudah ada yang menduduki bangku pendidikan sampai tingkat
menengah atas. Selain bekerja di perusahaan, penduduk Kecamatan Mandau yang mayoritas
beragama Islam dan didominasi oleh suku Minang ini banyak yang berprofesi sebagai pedagang. Penduduk lainnya adalah suku Melayu sebagai suku terbesar kedua dan
kemudian Batak, Jawa, dan Bugis, memiliki profesi yang beragam. Sedangkan etnis Cina banyak terdapat di pusat kota, dengan berwirausaha dan berdagang.
Meskipun Kecamatan Mandau adalah daerah penghasil minyak tidak berarti bahwa kecamatan ini menjadi kota yang makmur dan maju. Sampai saat ini kota Duri
hanya terdiri dari dua jalan utama, yaitu Jalan Jenderal Sudirman dan Jalan Hang Tuah. Di Pokok
Jengkol , Jalan Raya Dumai-Pekanbaru yang merupakan bagian dari
Jalan Raya Lintas Sumatera bercabang dua. Satu menjadi Jalan Sudirman yang merupakan pusat kota lama dan satu menjadi Jalan Hang Tuah yang menjadi pusat
pertumbuhan baru. Di Jalan Sudirman terdapat pasar terbesar di Duri dan dua supermarket besar dan beberapa swalayan. Hotel, Kantor pos, kantor kecamatan yang
dilengkapi dengan gedung pertemuan Bathin Batuah, Puskesmas, restoran, dan beberapa toko buku. Jalan ini merupakan pusat aktivitas ekonomi Kota Duri.
Jalan Hang Tuah mulai berkembang di awal tahun 2000 dengan berdirinya secara hampir bersamaan ratusan rumah toko. Jalan ini juga telah diperlebar menjadi
4 jalur dengan pembatas jalan ditengahnya dan menjadi pusat aktivitas ekonomi baru. Bank, kantor Telkom, PLN, Rumah sakit, Masjid Raya berada di jalan ini, dua hotel
Universitas Sumatera Utara
42
berbintang dua dan beberapa tempat makan kota Duri juga terdapat di jalan ini. Kedua jalan itu bertemu kembali di Simpang Garoga.
4.2. Profil Perusahaan PT. Adonara Bakti Bangsa Libek Project