47
3. Bantuan PembangunanInfrastruktur Pada tahun 2007 PT. ABB Libek Project membangun kamar mandi Masjid
Ta’uruf Rangau. Selain itu juga perusahaan pernah membangun lapangan badminton dan memberikan berbagai perlengkapannya dalam rangka Perayaan
HUT RI tahun 2007 untuk masyarakat yang berada di dekat kantor PT. ABB Libek Project, Jl. Seismik Kec. Pinggir.
4. Bidang Keamanan Lingkungan PT. ABB Libek Project yang sehari-harinya bertugas di bidang pengamanan
terhadap mitra bisnisnya yaitu PT. CPI juga memberikan kontribusi yang nyata terhadap masyarakat di lingkungan sekitar operasional khususnya dalam bidang
keamanan lingkungan. Selama lebih dari dua tahun bekerja di Libek Project, perusahaan selalu diterima beroperasi oleh masyarakat setempat karena
perusahaan telah membina hubungan yang baik dengan masyarakat sekitar dan
masyarakat juga dapat turut merasakan keamanan di lingkungan mereka melalui kehadiran petugas dari perusahaan ini yang berada setiap saat untuk memberikan
pengamanan di lingkungan mereka.
4.4. Kebijakan Pelaksanaan Program
Berdasarkan hasil indepth interview dengan manajemen perusahaan, dapat disimpulkan bahwa kebijakan pelaksanaan CSR disusun atas dasar dua hal, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
48
1. Bisnis PT. ABB harus berjalan tumbuh dan berkembang tanpa ada gangguan
konflik, oleh sebab itu CSR yang diimplementasikan harus memberi manfaat bagi perusahaan.
2. Masyarakat sekitar perusahaan PT. ABB Libek Project tidak terganggu dengan berjalannya operasionalisasi perusahaan, aman, terjaga dan saling memberi
manfaat timbal balik. Sejak berdiri dan beroperasinya PT. ABB, CSR secara internal telah berjalan
sebagaimana mestinya sesuai dengan undang-undang yang berlaku dan fasilitas fisik dan sosial kepada karyawan telah diberikan secara memadai dengan kualitas dan
kualifikasi standar. Belum adanya dokumen perencanaan dan strategi dalam mencapai target yang
ingin dicapai untuk jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang, terutama exit strategi menunjukkan program CSR belum memiliki program yang
memandirikan dan memberdayakan masyarakat dengan perencanaan program CSR yang lebih tepat. Melalui perumusan masalah, mendeteksi potensi yang dimiliki oleh
masyarakat merupakan kunci utama perencanaan program CSR. Melalui tahap ini maka perencanaan dengan perumusan bersama yaitu antara perusahaan, pemerintah
dan masyarakat akan mampu menggali dan kekuatan yang ada pada masyarakat. Dalam kebijakan pelaksanaan CSR-nya, PT. ABB Libek Project juga belum
memiliki strategi yang jelas dan sistematis untuk mensejahterakan masyarakat melalui program CSR-nya, program CSR yang sejak tahun 2006 dilaksanakan masih
Universitas Sumatera Utara
49
sebatas melaksanakan program di beberapa bidang yang direncanakan saja, belum dimaknai dengan sungguh-sungguh dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Berdasarkan wawancara dengan beberapa stakeholder sebagai informan kunci key informan dan alat bantu kuisioner yang disebar kepada responden ditemukan
fakta bahwa masyarakat sama sekali belum pernah dilibatkan dalam perencanaan aktivitas CSR-nya. Fakta tersebut didukung hasil indepth interview yang dilakukan
dengan manajemen PT. ABB Libek Project dan diperoleh fakta bahwa tahap perencanaan program CSR belum melibatkan masyarakat dan pemerintah setempat.
Hal ini yang mendorong belum sinerginya pelaksanaan program CSR dengan dengan stakeholder yang ada.
Perencanaan masih dilakukan secara internal dan setiap tahun yang disebut tahun fiskal, semua divisi merencanakan program yang akan dilakukan dan
didiskusikan dengan internal perusahaan program mana yang diprioritaskan untuk dilaksanakan, dan relatif belum ada keterlibatan hearing dengan stakeholder dan
kalaupun ada hanya bersifat koordinasi. Sebagian besar bantuan dari pelaksanaan program CSR langsung diberikan kepada sasaran seperti ke sekolah-sekolah, atau
pihak-pihak tertentu. Dalam bidang kerohanian misalnya langsung dilaksanakan dengan pihak masjid tertentu.
Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dilaksanakan sendiri oleh PT. ABB dan dalam melakukan evaluasi masih terbatas pada evaluasi keuangan saja. Evaluasi
out put, out comes, benefit sampai impact di tingkat masyarakat belum pernah dilakukan, belum melibatkan stakeholder dan pihak terkait dalam perencanaan dan
Universitas Sumatera Utara
50
pelaksanaan program. Publikasi pelaksanaan CSR juga minim sekali dilakukan baik melalui media massa maupun tampil dalam kegiatan publikasi atau expo
pembangunan. Dana-dana dan bantuan kepada masyarakat dari keuntungan PT. ABB belum
melibatkan Pemerintah Kecamatan dan juga belum dimaknai secara koordinatif dan integratif oleh PT. ABB. Belum ada upaya untuk duduk bersama membicarakan
permasalahan mendasar pada masyarakat dalam menyalurkan dana bantuan, serta belum ada prinsip saling dukung dalam sebuah tanggung jawab sosial bersama
membina dan membangun masyarakat. Berdasar kepada pada hasil wawancara dengan stakeholder pemangku
kepentingan dan masyarakat serta alat bantu kuisioner, ditemukan bahwa kebijakan program CSR PT. ABB Libek Project belum sepenuhnya mendukung peningkatan
perekonomian rakyat karena bantuan yang diberikan PT. ABB Libek Project masih sangat terbatas jumlahnya, belum sesuai dengan keinginan dan kebutuhan
masyarakat. Hal ini menunjukkan Pembangunan Masyarakat Comunity Development
dalam Tanggung Jawab Sosial Perusahaan CSR yang tidak melibatkan masyarakat dan menggalang partisipasi dari masyarakat menyebabkan masyarakat tidak memiliki
rasa memiliki sense of belonging terhadap pembangunan tersebut, akibatnya masyarakat tidak akan mampu untuk diberdayakan dan memberdayakan diri sendiri
dalam sebuah program pengembangan masyarakat itu sendiri. Karena konsepsi sebuah pembangunan yang merekomendasikan agar pembangunan dilaksanakan
Universitas Sumatera Utara
51
dengan memanfaatkan ketersediaan sumber daya lokal dengan mengacu kepada karakteristik yang spesifik yang dimiliki akan menciptakan sebuah kemandirian lokal.
Pembangunan seyogyanya diarahkan untuk meningkatkan kualitas tatanan yang indikator utamanya adalah terjaganya keadilan berpartisipasi bagi semua komponen
Mappadjantji, 2005. Berdasarkan indepth interview dengan manajemen PT. ABB Libek Project
yang dilakukan juga ditemukan bahwa bahwa CSR masih dianggap biaya cost oleh perusahaan, dalam arti setiap rupiah yang dikeluarkan harus mendatangkan
keuntungan bagi perusahaan, kondisi ini menunjukkan bahwa CSR PT. ABB Libek Project belum memiliki dan memenuhi aspek kerelaan volutarism dalam
mengimplementasikan CSR-nya, karena pelaksanaan CSR bukan sekedar kewajiban tetapi Investasi Sosial Social Investment yang keuntungannya tidak dapat dilihat
secara langsung dalam bentuk material, tetapi kepentingan bersama antara perusahaan dan stakeholders dan Sosial License dari masyarakat adalah hal yang penting dalam
mempertahankan eksistensi perusahaan Suharto, 2006. Dalam implementasi pelaksanaan aktivitas CSR idealnya dunia usaha
memiliki sinergitas dengan program peningkatan kesejahteraan yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat maupun stakeholders lainnya. Hal ini dilatarbelakangi
bahwa upaya tanggung jawab sosial sebuah perusahaan harus mampu menciptakan kesejahteraan masyarakat dan tugas ini adalah tugas dan tanggung jawab seluruh
lapisan masyarakat, pemerintah dan dunia usaha sehingga diperlukan sebuah kemitraan antara ketiganya Wibisono, 2007.
Universitas Sumatera Utara
52
65 35
MENGETAHUI TIDAK MENGETAHUI
4.5. Tingkat Pengetahuan Awareness dan Keterlibatan Responden