Kemudian mencatat, memilih serta menganalisis sesuai dengan model penelitian yang digunakan.
b. Studi atau dokument research, yakni penulis mengumpulkan data-data melalui DVD film Habibie Ainun.
E. Tinjauan Pustaka
Pada penelitian ini peneliti juga menggunakan skripsi yang memiliki beberapa kesamaan dalam teori penelitian, sebagai rujukan penulis membuat
penelitian ini. Walaupun pada fokus penelitian ada perbedaan tujuan, namun langkah-langkah yang digunakan menggunakan teori yang sama.
1. Analisis Semiotika Kepedulian Terhadap Anak Jalanan Dalam Film Rumah Tanpa Jendela yang ditulis oleh Adinda Vanda Marsista
2. Analisis Semiotika Film Cinta Karya samirra Simanjuntak yang dituliskan oleh Nurlailatul Fajriah
F. Sistematika Penulisan
Skripsi dalam penelitian ini ditulis dengan menggunakan panduan buku Penulisan Karya Ilmiah Skripsi, Tesis, Disertasi, Karya Hamid Nasuhi, dkk,
yang di terbitkan oleh CeQDA, 2007. Oleh karena itu sistematika penulisannya adalah:
BAB I PENDAHULUAN
Pendahuluan terdiri dari Latar Belakang Masalah, Batasan dan Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian,
Metodologi Penelitian, dan Sistematika Penulisan
BAB II FILM SEBAGAI MEDIA DAKWAH
Dalam bab II ini meliputi, tinjaun umum film yang berisi seputar film sebagai media komunikasi, sejarah dan perkembangan film,
definisi, unsur film, jenis-jenis film, teknik pengambilan gambar. Tinjauan umum semiotika yang meliputi konsep dasar,
semiotika film, semiotika Charles Sanders Peirce. Film sebagai media dakwah, pengertian dakwah.
BAB III PROFIL FILM HABIBIE AINUN
Gambaran umum Film Habibie Ainun, tentang pemain yang berkecimpung di dalamnya, dan sutradara dalam film ini.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Analisis Semiotika dalam Film Habibie Ainun yang menitik beratkan pada adegan awal mula Ainun terserang penyakit
sampai Ainun wafat.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan dan saran
11
BAB II FILM SEBAGAI MEDIA DAKWAH
A. Gambaran Umum Film 1. Definisi Film
Film adalah gambar hidup, juga sering disebut movie. Film secara kolektif, sering disebut sinema. Sinema itu sendiri bersumber dari kata
kinematik atau gerak. Film juga sebenarnya merupakan lapisan-lapisan cairan selulosa, biasa dikenal di dunia para sineas sebagai seluloid. Pengertian secara
harfiah film sinema adalah Cinemathographie yang berasal dari cinema + tho = phytos cahaya + graphie =grhap tulisan = gambar, jadi
pengertiannya adalah melukis gerak dengan cahaya. Agar kita dapat melukis gerak dengan cahaya, kita harus menggunakan alat khusus, yang biasa kita
sebut dengan kamera.
1
Film dihasilkan dengan rekaman dari orang dan benda termasuk fantasi dan figur palsu dengan kamera, atau animasi. Kamera film
menggunakan pita seluloid atau sejenisnya, sesuai dengan perkembangan teknologi. Butiran silver halida yang menempel pada pita yang sangat sensitif
terhadap cahaya. Saat proses cuci film, silver halida yang telah terekspos cahaya dengan ukuran yang tepat akan menghitamkan, sedangkan yang
kurang atau sama sekali tidak terekspos akan hilang dan larut bersama cairan pengembang developer.
1
Askurifai Baksin, Videografy Operasi Camera Tekhnik Pengambilan Gambar Bandung: Windya Padjajaran, 2009, h.14.
Film secara garis besar terbagi menjadi dua unsur pembentuk yakni unsur naratif dan unsur sinematik. Dua unsur ini saling berinteraksi dan
berkesinambungan satu sama lain untuk membentuk sebuah karya seni dalam bentuk film. Unsur naratif adalah bahan materi yang akan diolah, sementara
unsur sinematik adalah cara gaya untuk mengolahnya.
Gambar 2.1 Unsur Pembentuk Film
2
Mise en scene Sinematografi
Editing suara
Unsur naratif berhubungan dengan aspek cerita atau tema film. Setiap cerita pasti memiliki unsur-unsur seperti tokoh, masalah, konflik, lokasi,
waktu, serta unsur lainnya. Seluruh jalinan peristiwa tersebut terkait oleh sebuah aturan, yakni hukum kualitas logika sebab-akibat. Aspek kualitas
bersama unsur ruang dan waktu adalah elemen-elemen pokok. Pembentuk naratif. Dalam unsur tokoh, biasanya terdapat dua tokoh penting, yakni utama
dan pendukung. Tokoh utama sering diistilahkan dengan peran protagonis, sedangkan tokoh pendukung biasa diistilahkan dengan peran antagonis yang
secara garis besar bertindak sebagai pemicu konflik. Masalah dan konflik,
2
Himawan Pratista, Memahami Film Yogyakarta: Homerian Pustaka, 2008, h. 2.
Film
Unsur Naratif Unsur Sinematik