Pemaknaan tanda-tanda Adegan dalam Film

menggunakan kris di pinggangnya pengantin pria, tiga orang perempuan yang menggunakan kebaya, satu perempuan menggunakan baju pengantin khas jawa dengan pernak pernik di rambutnya, bunga, kris, blangkon, janur kuning. Adapun indeks dalam adegan ini nomer tujuh pada rumah menunjukan bahwa rumah itu nomer tujuh, bunga-bunga melambangkan kasih sayang, janur kuning yang menunjukan adanya acara pernikahan. Sedang simbol yang muncul adalah sirih. Proses lempar sirih atau balangan gantal memiliki makna yang cukup dalam. Pada umumnya memiliki makna melambangkan ikatan dan kejernihan pikiran. Balangan yang berarti melempar, sedangkan gantalberarti daun sirih yang sudah diikat dengan benang. Sirih yang diikat dengan benang sebagai lambing perjodohan dan telah diikat dengan tali suci. 7 Sudah dijelaskan bahwa lempar sirih dilakukan pertama oleh pengantin pria selama empat kali dan pengantin wanita melempar hinggatiga kali. Proses lempar ini dilakukan secara bergantian. Peneliti mencoba menelaan lebih jauh dalam adegan ini, jika dikaitkan dalam surat yang terdapat dalam Al Qur’an, pihak laki-laki empat kali lempar dan pertama. Dalam Al Qur’an surat ke 4 An-Nisa ayat 1 yang memiliki arti: “Hai sekalian manusia, bertakwalah kamu kepada tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang 7 Artikel di akses pada hari selasa 20januari 2016 pada pukul 10.50 WIBhttps:dunianyamaya.wordpress.com20080430makna-simbolik-dalam-upacara- panggih-adat-yogyakarta biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan mempergunakan nama-nya kamu saling meminta satu sama lain, dan peliharalah hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” 8 Pada adegan ini, sutradara menata ruang dengan begitu tersusun. Hal ini dapat dilihat dengan adanya bunga, dan khiasan seperti janur yang terdapat di sisi kiri dan kanan pintu yang menambah suasana pernikahan semakin kental. Tipe gambar yang digunakan dalam adegan ini adalahmedium long shot yakni gambar objek yang diambil dari jarak yang sewajarnya. Dari segi pencahayaan adegan ini menggunakan cahaya alami, hal ini dapat dilihat posisi dalam rumah yang lebih gelap dibandingkan bagian luar. Adegan Kedua Durasi 00.33.30 Dikisahkan dalam adegan awal ini, dalam perjalanan menuju kerumah dikondisi cuaca yang bersalju dan dingin. Dalam perjalanan 8 Artikel di akses pada hari selasa 19februari 2016 pada pukul 20.50 WIBhttp:www.quran30.net201208surat-nisa-dan-terjemahan.html pulang sepatu yang digunakan Habibie robek sehingga menyebabkan salah satu telapak dari kaki Habibie terluka.Terlihat pada adegan atau gambar diatas Habibie sedang berada dalam kondisi kaki yang terluka karena sepatu yang digunakan sudah tidak layak digunakan. Dapat kita lihat pada gambar diatas, adanya lap atau kain putih yang digunakan Ainun untuk membersihkan luka pada kaki Habibie. Ikon dalam adegan diatas adalah satu orang laki-laki, satu orang perempuan, kain berwarna putih, cincin yang melingkar dijari manis Habibie. Indeks yang muncul adalah kondisi kaki Habibie yang memerah menandakan bahwa Habibie sedang terluka, tangan kiri Ainun yang memegang kaki Habibie yang terluka dan tangan kanan Ainun yang memegang kain berwarna putih.Sedangkan simbol yang mucul adalah cincin. Adegan atau gambar diatas berisikan tentang kesetiaan Ainun terhadap Habibie dengan merawat atau mengobati kaki Habibie yang terluka.Hal ini diperkuat dengan kata-kata yang diucapkan oleh Ainun cuci luka mu, nanti bisa infeksi.Perhatiaan dan kesetiaan Ainun kepada Habibie diperkuat dengan kain putih yang digunakan untuk membersihkan luka yang diderita Habibie.Kain putih yang muncul pada adegan diatas, peneliti berpendapat bahwa warna putih itu bisa berarti suci, tulus, setia, dan ikhlas. Hal ini dipertegas dalam hadis Rasullullah SAW yang bersabda yang kemudian dapat diartikan: istri merawat suaminya selama sakit adalah tanggung jawab istri, sebab pengabdian istri kepada suaminya tidak terukur kebaikannya sebelum ia membuktikan kesetiaan, kesabaran dan keteguhan dalam merawat suaminya selama sakit, bahkan Rasullullah SAW. Semasa sakitnya meminta dirawat oleh Aisyah. 9 Pada adegan pertama di adeganumum ini, sutradara tidak banyak menata ruang yang digunakan. Hal ini ditunjukan dengan memfokuskan pengambilan gambar hanya pada tangan, kaki dan kain atau lap putih yang digunakan oleh Ainun. Dari segi cahaya pada adegan ini yang digunakan adalah sebuah lampu dalam ruang tempat Habibie sedang diobati oleh Ainun. Pada adegan ini pengambilan gambar dilakukan disalah satu area didalam rumah mereka di Jerman. Cahaya yang dihasilkan cukup terang sehingga luka yang diderita Habibie terlihat cukup jelas. Dari segi pengambilan gambar, sutradara menggunakan tripod. Hal ini terlihat dengan hasil gambar yang tidak bergoyang. Tipe pengambilan gambar atau frame size yang digunakan pada adegan ini adalah Big Clouse Up yaitupengambilan gambar yang menonjolkan objek untuk menimbulkan gambar yang jelas.Tipe ini memperjelas adanya kedekatan, rasa cinta, dan kesetiian dari seorang istri. Lalu sudut kamera yang digunakan adalah high angle yangteknik pengambilan gambar yang dilakukan tepat diatas objek. Hal ini di lakukan agar tulisan yang di buat oleh habibie dapat terlihat. 9 Artikel, di akses pada hari selasa 20 juni 2016 pada pukul 17.10 WIB darihttps:shulfialaydrus.wordpress.com20131029tanggung-jawab-istri-terhadap-suami Adegan Ketiga Durasi 00.53.06 Adegan ketiga dalam adegan umum ini terlihat Ainun sedang memegang sebuah miniatur yang berbentuk dua orng yang berdiri sambil memegang tandu di setiap sudutnya dan satu orng yang terbaring di atas tandu tersebut. Dengan raut wajah yang seperti menyesal dan seperti tidak berguna ainun berkata, “Pah aku ini seorang dokter anak. setiap hari mengobati dan mengurus anak, tapi malah anak ku sendiri yang tidak terurus.” Dari gambar dan kalimat yang di ucapkan oleh aiunun, peneliti dapat menyimpulkan bahwa adanya perang batin yang mengacu pada penyesalan tidak memperhatikan anaknya dengan baik, sedangkan ainun adalah seorang dokter anak.Ainun merasa kesetiaan dia terhadap suami tidak dijalankan dengan, hal ini dikarenakan penyakit yang dialami oleh anaknya. Ikon pada adegan ini adalah, seorang perempuan, telephone, baju dokter, lukisan. Dalam adegan ini indeks yang muncul adalah raut wajah akan penyesalan dan tidak berguna dalam merawat dan menjaga anaknya. Sedangkan simbol yang muncul adalah miniatur dari dua orang yang membawa tandu beserta dengan orang yang ada di atas tandu tersebut. Pada adegan ini sutradara menata ruangan degan baik. Hal ini ditunjukan dengan adanya lukisan yang tepat berada di belakang ainun. Dari segi pengambilan gambar, dalam adegan ini sutradara menggunakan Big Clouse Up yaitupengambilan gambar yang menonjolkan objek untuk menimbulkan gambar yang jelas. Hal ini bisa dilihat dari ekspresi yang diperlihatkan oleh ainun. Dari segi sudut pengambilan gambar adegan ini menggunakan Eye Level adalah teknik pengambilan gambar yang diambil dari sudut sejajar dengan mata objek. Sedangkan dari segi pencahayaan, sutradara mensetting ruangan dengan pencahayaan lebih kuat pada arah samping side lighting arah ini cenderung menampilkan bayangan ke arah samping tubuh karakter atau bayangan pada wajah. Hal ini dapat dilihat dari bagian rambut sebelah kiri sampai kewajah sebelah kiri yang sedikit lebih terang. Dalam membangun Miseen adegan dilakukan dengan tekhnik tertentu. Pada adegan-adegan diatas, sepertinya sutradara memfokuskan pada aspek perilaku, dan sikap pemain. Sikap dan perilaku yang menonjol disini adalah Habibie dan Ainun. Pemilihan dari segi perilaku juga tidak dilakukan dengan sembarang, semua disesuaikan dengan momen agar pesan sampai kepada komunikan atau penonton. Dari segi setting dilakukan begitu kuat yaitu di rumah, perputakaan, dan rumah sakit juga dipilih sutra dara dengan cermat. Dengan setting yang sudah dilakukan, aspek historis dari film ini juga sampai kepada penonton. Melihat dari adegan-adegan diatas, sepertinya tujuan utama dari sutradara adalah untuk memperlihatkan Habibie dan Ainun dengan berbagai raut wajahnya, perilaku, dan memaparkan sejarah yang terjadi pada perjalanan hidup mereka. Film ini bergendre drama dan biografi. Dimana sutradara memperkenalkan kepada masyarakat perjalanan hidup Habibie Ainun baik dari segi kerier dan perjalan percintaan diantara keduanya. Juga dilengkapi dengan cerita dimana ketika orang yang di cintai meninggalkan kehidupannya di dunia, dalam hal ini Ainun yang meninggalkan Habibie.

2. Analisis Kesetiaan Pada Adegan Awal Mula Penyakit Yang Diderita Ainun

Sebelum masuk kepada elemen penelitian film, maka alangkah lebih baiknyajika peneliti mencoba memberikan beberapa potongan-potongan gambat yang dianggap pantas sebagai objek yang ditelitidan berhubungan dengan pokok penelitian. Hal ini berguna untuk mempermudah peneliti agar dapat hasil yang maksimal. Berikut ini adalah beberapa potongan gambar tersebut yang akan diperlihatkan di halaman berikutnya. Adegan Pertama Tokoh: Habibie dan Ainun Adegan ini diambil pada durasi 01.20.28 yang memperlihatkan awal mula ainun sakit. Hal ini memperlihatkan adanya tanda yang dirasakan oleh ainun dalam suasana rapat yang dipimpin oleh suaminya. Dapat dilihat bahwa Habibie sedang berinteraksi atau berkomunikasi dengan orang lain dalam rapat yang sedang berlangsung. Ibu Ainun yang terlihat pucat, tangan yang tepat berada didada, dan raut wajah terlihat menahan rasa sakit. Kesetiaan Terlihat bahwa Ainun menahan rasa sakit yang sedang dia derita demi ketenangan suasana rapat yang sedang berlangsung.Pada adegan ini berakhir dengan ainun keluar meniggalkan rapat. Ikon pada adegan ini adalah dua orang yang sedang duduk di sebuah kursi laki-laki dan perempuan, baju batik, peci. Dalam adegan ini indeks yang muncul adalah raut wajah yang sedang merasakan sakit dan tangan yang tepat berada pada pada aiun yang menggambarkan iya sedang merasakan sakit. Adapun simbol yang muncul bunga dan, peta dunia dalam bentuk bola. Pada adegan ini sutradara cukup baik dalam menata ruangan dan pakaian yang akan digunakan untuk rapat. Hal ini ditunjukan dengan adanya bunga-bunga, bola peta dunia dan pakaian batik yang digunakan oleh Habibie dan Ainun. Dari segi cahaya pada adegan ini yang digunakan adalah sebuah lampu dalam ruang tempat rapat berlangsung. Peneliti mengambil kesimpulan bahwa sesi ini berada di sebuah rungan khusus kepresidenan. Cahaya yang dihasilkan cukup terang sehingga tidak menimbukan efek noise pada objek yang ada di ruangan tersebut. Namun sutradara hanya fokus pada pencahayaan tepat diatas dan posisi agak di bekalang tempat Habibie dan Ainun duduk, sehingga terlihat sisi-sisi lain pada ruangan itu tidak merata pada segi pencahayaan. Dari segi pengambilan gambar, sutradara menggunakan tripod. Hal ini terlihat dengan hasil gambar yang tidak goyang dalam rapat sedang berlangsung. Tipe pengambilan gambar atau frame size yang digunakan pada adegan ini adalah Medium shot yaitu hanya menampilakan setengah bagian badan dari Habibi dan Ainun. Lalu sudut kamera yang digunakan adalah eye level yang hal ini terlihat dari sejajarnya antara gambar dengan kamera. Adegan Kedua Potongan adegan ini diambil pada durasi 01.31.14 yang memperlihatkan perhatian Ainun kepada Habibi. Dalam adegan ini ikon yang muncul adalah dua orang masing-masing laki-laki dan perempuan. laki-laki menggunakan jas coklat dan kemeja putih, sedang perempuan menggunakan batik berwarna hijau, pesawat.Indeks yang muncul pada adegan ini adalah kekecewaan yang mendalam di rasakan oleh Habibie atas hasil jerih payahnya dalam membuat pesawat tidak dihargai. Sedangkan simbol yang muncul adalah air mata Habibie yang menetes ketika melihat pesawat yang hanya terpajang di dalam gudang dan tangan ainun yang berada tepat di wajah ainun yang melambangkan adanya rasa saying yang mendalam dari ainun terhadap Habibie di kondisi ainun yang sedang menderita penyakit cukup parah. Pada adegan ini sutradara melatarkan tempat dalam sebuah gudang penyimpanan. Hal ini terlihat adanya bagian pesawat N250 hasil karya Habibie dan tim. Pencahayaan dalam adegan ini disetting begitu minim agar lebih dramatis dan menampilkan suasana gudang. Pencahayaan hanya berfokus pada objek yang di ambil dari sudut diatas objek Top lighting. Dari segi pengambilan gambar atau frame size yang digunakan pada adegan ini adalah Medium shot yaitu hanya menampilakan setengah bagian badan dari Habibi dan Ainun. Lalu sudut kamera yang digunakan adalah eye level yang hal ini terlihat dari sejajarnya antara gambar dengan kamera. Tabel 4.1 Visualisai Shot dari adegan “Habibie Ainun” Visulisai Verbal dan Non Verbal Adegan-adegan Penjelasan Tokoh: ainun dan pengawal “ Tolong jangan beritahu Habibie” Adegan pendukung dalam visualisasi penelitian awal mula Ainun sakit. Diambil pada durasi 01.22.02 yang memperlihatkan kondisi Ainun ketika sedang berpidato. Tokoh: Ainun, arlis “Aku ini harus kuat lis, bangsa ini sedang membutuhkan suamiku” Adegan pendukung dalam visualisasi penelitian awal mula Ainun sakit. Diambil pada durasi 01.22.21 yang memperlihatkan Ainun meminta kepada temannya dokter untuk merahasiakan penyakitnya. Tokoh: Ainun yang sedang menulis resep obat. Adegan pendukung dalam vusualisasi penelitian menjelang wafatnya Ainun. Diambil pada durasi 01.36.12 yang memperlihatkan Ainun sedang menuliskan resep obat untuk Habibie. Dari penjelasan tentang potongan gambar adegan ini, peneliti mendapatkan gambaran tentang ikon, indeks dan simbol. Maka dari itu, tabel dibawah ini menjelaskan dari ikon, indeks dan simbol tersebut. Tabel 4.2 Tabulasi Ikon, Indeks, dan Simbol Ikon Ikon dalam adegan ini adalah perhatian seorang istri terhadap suami di kondisi seorang istri yang sedang sakit. Dalam film ini seorang istri “Ainun” dan seorang suami “Habibie”. Disini memperlihatkan peran seorang Ainun dalam perjalanan hidup seorang Habibie. Indeks Terdapat beberapa indeks yang muncul. Diantaranya adalah diawal mula Ainun merasakan sakit, namun Ainun melarang orang-orang yang tau akan penyakitnya itu memberitahukan kepada Habibie. Hal ini semakin membuktikan peranan istri terhadap suami. Simbol Simbol pada adegan ini terletak pada kekhawatiran Ainun jika Habibie mengetahui penyakit yang ia derita semakin parah. Hal ini ditampilkan pada beberapa adegan, seperti ketika Ainun merasakan sakit saat sedang berpidato dan memesan kepada pengawalnya untuk tidak memberitahukan Habibie. Tabel-tabel diatas menunjukan adanyahubungan antara satu dengan yang lainnya. Berikut ini peneliti akan menganalisis sesuai dengan objek yang diteliti. Dalam rangkaian gambar tersebut, sutradara mencoba membuat sebuah pernyataan bahwa suksesnya seorang suami tidak lepas dari siapa yang ada di belakangnya. Dalam hal ini seorang istri memperlihatkan bagaimana ia mencoba selalu ada untuk suaminya.Dalam hal ini bisa disebut dengan kesetiaan. Adegan gambar pertama dikolom 1 tabel 4.1 memperlihatkan raut muka Ainun yang menahan rasa sakit ketika sedang berpidato dan raut muka para pengawal Ainun ketika melihat beliau sakit. “Tolong jangan beri tahu bapak ya”. Kata-kata itu yang di lontar Ainun kepada pengawalnya. Hal ini dilakukan Ainun agar Habibie tidak merasa cemas terhadap kondisinya dan bisa menyebabkan pekerjaan Habibie terganggu. Pada adegan ini masih menggunakan beberapa teknis yang sama seperti adegan sebelumnya, yaitu masih menggunakan pencahayaan lampu yang terfokus pada objek. Tipe pada pengambilan gambar adengan ini adalah close up yang terlihat pada gambar menunjukan hanya setengah badan dan sudut kamera yang digunakan adalah eye level yang terlihat sejajar antara objek dengan kamera. Adegan berikutnya atau gambar kedua pada kolom 1 table 4.2 memperlihatkan bahwa ainun merahasiakan penyakitnya dari orang-orang disetiktarnya. Hal ini diperjelas dengan kalimat yang di lontarkan oleh sahabat Ainun, “kamu ini benar-benar keras kepala. Kamu bisa saja membohongi aku, tapi alat-alat ini menunjukan fakta. Aku ini harus kuat iss, bangsa ini sedang membutuhkan suami ku. Tolong lah kamu jangan beritahu rudi.” Adegan kali ini tidak jauh dr adegan-adegan sebelumnya, yakni masih menggunakan pencahayaan yang disetting terfokus pada objek. Pada adegan ini tipe pengambilan gambar yang digunakan adalah close up yang memperlihatkan pada gambar hanya setengah dari badan objek dan sudut kamera yang diambil pada adegan ini tidak beda dari adegan-adegan sebelumnya, yakni menggunakan eye level yang terlihat sejajar objek dengan posisi kamera. Pada adegan ke tiga tabel 4.2 memperlihatkan seseorang sedang menulis. Disini terlihat ainun sebagai istri yang selalu setia mendampingi suaminya dalam kondisi apapun dengan mengenyampingkan kondisi dirinya sendiri yang sedang menderita sakit yang membahayakan kondisi tubuhnya. Dapat di simpulkan dari foto ini, bahwa di balik kesuksesan seorang suami ada peran- peran penting yang mendorongnya, hal ini di perlihatkan dari setianya ainun mendampingi rudi habibie. Dan pada gambar ini diperlihatkan dari perhatian ainun dengan menuliskan obat-obat yang harus habibie minum di kondisi ainun yang akan melakukan operasi akan penyakitnya. Pengambilan gambar pada adegan kali ini agak sedikit berbeda dengan adegan-adegan sebelumnya. Pada adegan ini tipe pengambilan gambar menggunakan teknik High angle yang mena angle ini saat pengambilan gambar berada pada objek yang di tuju. Hal ini di lakukan agar tulisan terlihat ketika gambar diambil. Adapun tipe pengambilan gambar pada adegan ini adalah close up yang mana pada gambar ini memperlihatkan sebuah kertas yang dituliskan resep obat-obat untuk habibi oleh ainun.

3. Tanda-tanda Kesetiaan PadaAdegan Mejelang wafatnya Ainun.

Pengertian tanda adalah sutau hal yang menunjukan sesuatu, gejala, bukti, pengenal atau lambang petunjuk. Seperti hal nya dalam dunia perfilman, memasukan tanda dalam sebuah film merupakan hal yang sudah biasa dalam pembuatannya. Maka dari itu, film tidak akan pernah lepas dari tanda-tanda. Adegan demi adegan dalam film Habibie Ainunyang mana jika di telusuri lebih jauh dan mendalam akan terlihat menarik yang mana pada penelitian ini dipersempit pada adegan-adegan menjelang wafatnya Ainun.Oleh karenanya, peneliti ingin mencoba menelaah lebih jauh adegan-adegan menjelang kematian atau wafatnya Ainun. Dimana seperti penelitian sebelumnnya, peneliti akan mengelompokannya terlebih dahulu pada maknaan dari adegan-adegan yang ada. Dalam penelitian ini, Peneliti mencoba memberikan beberapa potongan- potongan shot yang berhubungan dengan pokok penelitian. Berikut visualisainya: Adegan Pertama Adegan pertama dalam menjelang wafatnya Ainun diambil pada durasi 01.47.51. Pada adegan ini ikon yang muncul adalah, tasbih, dua tangan tangan laki-laki dan perempuan, cincin, baju yang biasa digunakan orng sakit. Indeks yang muncul adalah cincin yang menegaskan bahwa ini adalah sepasang suami-istri. Dua tangan yang mencoba untuk berpegangan dapat diartikan bahwa adanya ikatan kasih sayang yang mendalam dari pasangan suami istri ini. Tasbih yang melingkar di tangan penderita sakit ainun melambangkan bahwa rasa kepasrahan diri terhadap sang penciptaakan hidup dan matinya seseorang, namun kepasrahan itu tidak semata-mata meniggalkan doa yang baik kepada sang pencipta. Sedangkan simbol dalam adegan ini adalah cincin dan tasbih. Kasih sayang Habibi terhadap ainun sangat mendalam. Habibi senang tiasa menemani ainun dirumah sakit sampai ainun wafat. Rasa takut kehilangan gula pasir membuat Habibie meneteskan airmata. Pengambilan ukuran gambar pada adegan ini manggunakan medium clouse up yang memperlihatkan gambar ini menjadi lebih jelas. Tata pencahayaan dalam adegan ini menggunakan teknik high key lighting yang merupakan suatu teknik tata cahaya yang menciptakan batas tipis antara area gelap dan terang. Pengambilan gambar pada adegan ini menggunakan eye level yang memperlihatkan pengambilan gambar diambil dari sudut sejajar dengan objek. Adegan Kedua Adegan ini diambil pada durasi 01.37.40. Terlihat pada gambar Habibie, Ainun dan kedua anaknya sedang melaksanakan solat berjamaah.Kesetiaan Ainun mendampingi suami dan kedua anaknya terlihat dengan melakukan solat berjamaah dalam kondisi sakit dan melakukan solat dengan posisi berbaring.Ikon yang terlihat pada gambar ini adalah tiga orang laki-laki yang menundukan kepalanya, satu perempuan, peci, tempat tidur diruang rumah sakit, alat-alat medis, mukena. Indeks yang muncul adalah sosok Habibie yang menggunakan peci sebagai imam dalam solat dan imam dalam keluarganya. Solat yang dilakukan secara berjamaah pada dasarnya lebih baik di bandingkan bila melakukan solat dengan sendiri. Menundukan kepala melambangkan kepasrahan kepada Allah yang memutus segala nikmat. Simbol yang muncul adalah sekelompok orang yang sedang mensikap kedua tangan tapat diperut dan menundukan kepala. Pada adegan ini sutradara mensetting tempat seakan berada didalam suatu ruang dirumah sakit. Hal ini terlihat dari adanya alat-alat medis didalam ruangan itu. Tipe gambar yang digunakan dalam adegan ini adalah medium long shot yakni gambar objek yang diambil dari jarak yang sewajarnya. Dari segi sudut pengambilan gambar adegan ini menggunakan Eye Level adalah teknik pengambilan gambar yang diambil dari sudut sejajar dengan mata objek. Tabel 4.3 Visualisai Shot dari adegan “Habibie Ainun” Adegan-adegan Penjelasan Merupakan Adegan utama pada adegan “Habibie Ainun. Adegan ini diambil pada durasi 01.36.56 yang memperlihatkan Ainun mengguting sedikit rambutnya. Adegan pendukung dalam visualisasi penelitian menjelang wafatnya Ainun. Diambil pada durasi 01.37.15 yang memperlihatkan habibie dan kedua puteranya sedang membantu ainun mengenakan mukena. Adegan pendukung dalam visualisasi penelitian menjelang wafatnya Ainun. Diambil pada durasi 01.37.46 yang memperlihatkan kondisi Ainun yang sudah terbaring di ruang rumah sakti dan melakukan solat dengan berbaring. Adegan pendukung dalam visualisasi penelitian menjelang wafatnya Ainun. Diambil pada durasi 01.50.44 yang memperlihatkan sekelompok burung yang terbang setelah Ainun dinyatakan meninggal. Dari penjelasan tentang potongan gambar adegan ini, peneliti mendapatkan gambaran tentang ikon, indeks dan simbol. Maka dari itu, tabel dibawah ini menjelaskan dari ikon, indeks dan simbol tersebut. Tabel 4.4 Tabulasi Ikon, Indeks, dan Simbol Ikon Ikon pada adegan ini adalah mejelang kematian atau wafatnya Ainun. Mukena, peci, alat-alat medis menjadi icon pada adegan ini. Indeks Perkataan yang dilontarkan keduanya yakni, habibie dan ainun menjadi indeks pada adegan ini. Habibie mengatakan “ sambil duduk saja”. Kata-kata ini di lontarkan ketika ainun ingin melaksanakan solat. Ainun menjawab “ tidak saya masih kuat” Habibie: “ Allah sudah mengizinkan umatnya untuk solat dengan posisi duduk atau tidur bila di kondisi sedang sakit”. Simbol Pada adegan ini simbol yang terlihat sekumpulan burung yang terbang setelah adengan meninggalnya ainun. Terbangnya sekumpulan burung itu, bisa menggambarkan kepergian ainun kedunia yang berbeda. Tabel-tabel diatas menunjukan serangkaian narasi yang berhubungan antara satu dengan yang lainnya. Berikut ini peneliti akan menganalisis sesuai dengan objek yang diteliti. Dalam rangkaian gambar tersebut, sutradara mencoba membuat sebuah pernyataan tentang kesetiaan pada kondisi sakit dan memperlihatkan bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mengalami kematian. Dan menjelang kematian memiliki tanda yang terkadang tidak kita sadari. Dalam adegan “menjelang wafatnya ainun” ini, sutradara menggunakan pencahayaan High Key Lightingyang merupakan suatu teknik tata cahaya yang menciptakan batas tipis antara area gelap dan terang. 10 Gambar pertama tabel 4.3 yang berfungsi sebagai adegan utama yang ditunjukan dengan pengambilan ukuran gambar medium clouse up yang menegaskan profile seseorang dari batas kepala hingga dada. Gambar pertama ini memperlihatkan habibie dan ainun sedang bercermin besama sebelum operasi dimulai. Gambar terlihat ainun sedang menggunting beberapa helai rambut. Pada gambar seperti memperlihatkan bahwa mereka masih mempercayai adanya kebiasaan yang dijalani dari para leluhur. Menurut orang jawa terdahulu menggunting rambut sebelum melakukan sesuatu yang sakral adalah hal yang bisa membuang yang berdampak buruk, seperti membuang sial. Pencahayaan dalam adegan ini menggunakan high key lighting yang merupakan suatu teknik tata cahaya yang menciptakan batas tipis antara area gelap dan terang. Pengambilan gambar pada adegan ini menggunakan eye level 10 Himawan Pratista, Memahami Film Yogyakarta: Homerian Pustaka, 2008 hal. 79 yang memperlihatkan pengambilan gambar diambil dari sudut sejajar dengan mata objek. Pada gambar kedua tabel 4.3 terlihat habibie dan kedua anaknya sedang membantu ainun menggunakan mukena diatas tempat tidur. Pengambilan ukuran gambar pada adegan ini menggunakan medium long shot yang memperlihatkan gambar objek diambil dari jarak yang sewajarnya, misalnya ada sekelompok orang yang ada didalamnya. Pencahayaan dalam adegan ini tidak jauh berbeda dari adegan sebelumnya yakni menggunakan high key lighting yang merupakan suatu teknik tata cahaya yang menciptakan batas tipis antara area gelap dan terang. Pengambilan gambar pada adegan ini menggunakan eye level yang memperlihatkan pengambilan gambar diambil dari sudut sejajar dengan mata objek. Pada gambar ketiga tabel 4.3 memperlihatkan ainun sedang melakukan solat dengan berbaring diatas sebuah tempat tidur. Adegan ini memperlihatkan bahwa sesungguhnya solat itu diwajibkan dalam kondisi apapun bagi umat islam. Solat biasanya dilakukan dengan posisi berdiri, namun solat dapat dilakukan dengan posisi duduk atau berbaring jika posisi berdiri tidak memungkinkan untuk dilakukan. Dalam adegan ini pengambilan gambar menggunakan ukuran long shot yang memperlihatkan objek dengan latar belakangnya. Tata pencahayaan masih sama seperti adegan-adegan sebelumnya yakni menggunakan high key lighting yang merupakan suatu teknik tata cahaya yang menciptakan batas tipis antara area gelap dan terang. Pengambilan gambar pada adegan ini berbeda dari adegan-adegan sebelumnya. Adegan ini menggunakan high angle yang menampilkan pengambilan gambar dilakukan tepat diatas objek, pengambilan gambar ini memiliki arti yang dramatik pada gambar ini yaitu lemah, tak berdaya. Pada gambar ke 4 tabel 4.3 memperlihatkan sekumpulan burung yang terbang setelah adegan yang memperlihatkan ainun meninggal.Burung merpati melangbangkan kesetiaan dalam film ini. Karena burung merpati akan setia pada pasangannya ketika sudah memilih pasangannya. Terbangnya burung ini juga membuat peniliti menyimpulkan bahwa setiap yang hidup pasti akan mati dan berbeda dunia atau tempat. Adegan ini menggunakan pengambilan gambar dengan ukuran medium long shot yang memperlihatkan gambar objek diambil dari jarak yang sewajarnya, misalnya ada sekelompok benda yang ada didalamnya. Pencahayaan dalam adegan ini berbeda dari adegan-adegan sebelumnya yakni menggunakan daylight yang memanfaatkan cahaya alamiah dalam pengambilan adegan ini. Pengambilan gambar pada adegan ini menggunakan eye level yang memperlihatkan pengambilan gambar diambil dari sudut sejajar dengan mata objek.

C. Interpretasi

Pesan yang coba disampaikan pada film ini ada dua yaitu tentang kesetiaan seorang istri terhadap suami dalam kondisi apa pun yang di dalam nya terdapat pesan di wajibkannya untuk melaksakan solat dan menggambarkan setiap makhluk yang hidup pasti akan mengalami kematian. Kesetiaan pada dasarnya adalah ketulusan, tidak melanggar janji atau berkhianat, perjuangan dan anugerah, serta mempertahankan cinta dan menjaga janji bersama.Kesetiaan diantara suami dan istri harus meliputi kesetiaan pada hal-hal kecil yang ada pada kehidupan mereka. Agar keduanya dapat hidup dengan dipenuhi cinta, kasih sayang, penghormatan dan ketulusan dalam hati. Dalam penelitian ini terlihat Setia menjaga atau merawat suami dalam kondisi dalam kondisi sakit istri tetap setiamenemani suami mendirikan solat berjamaah dan setia sampai akhir khayat juga terlihat dalam adegan yang diteliti. Hal ini dipertegas dalam hadis Rasullullah SAW yang bersabda yang kemudian dapat diartikan: istri merawat suaminya selama sakit adalah tanggung jawab istri, sebab pengabdian istri kepada suaminya tidak terukur kebaikannya sebelum ia membuktikan kesetiaan, kesabaran dan keteguhan dalam merawat suaminya selama sakit, bahkan Rasullullah SAW. Semasa sakitnya meminta dirawat oleh Aisyah. Karena pada khakikatnya seorang istri adalah makmum dari seorang suami atau imam dalam lingkungan keluarga yang dalam hal ini membahas juga tentang solat.Jika Solat pada umumnya dilakukan dengan posan dengan adegan dimana Ainun melaksanakan solat dengan posisi tubuh berbaring diatas tempat tidur. Dari sini bisa di lihat bahwa solat wajib hukumnya di laksanakan baik dalam posisi normal atau berdiri maupun posisi-posisi lainnya seperti, duduk ketika diperjalanan, atau berbaring jika memang kondisi tidak memungkinkan. Solat adalah tiang atau pondasi bagi umat islam. Dengan solat kita bisa mencegah dari perbuatan-perbuatan yang keji dan munkar. Ibadah solat pada dasarnya adalah ibadah yang lebih utama di bandingkan dengan ibadah-ibadah lainnya. Hal ini dapat di lihat dari surat yang terdapat dalam Al-Qur’an. Halnya seperti surat dalam Al Quran yang berbunyi “Dan dirikanlah solat, sesungguhnya solat itu mencegah dari perbuatan-perbuatan keji dan munkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah solat adalah lebih keutamaannya dari pada ibadah-ibadah yang lainnya”. 11 Dari surat ini sudah jelas bahwa solat itu sebagai pondasi kehidupan kita. Solat mencegah kita dari perbuatan-perbuatan yang tidak terpuji. Dan solat juga menjadi bekal kita di dunia akhirat. Pada salah satu adegan Ainun memegang tasbih setelah melakukan solat. Hal ini bisa diartikan bahwa solat tanpa bertasbih, berzikir itu tidak lengkap. Jadi alangkah baiknya setelah solat perbanyak lah berzikir, bertasbih, dan berdoa. Selain memperlihatkan wajibnya bagi umat muslim melaksanakan solat, dalam film ini juga menampilkan solat sebaiknya di lakukan secara berjamaah. Karena dengan berjamaah pahala yang akan kita dapat lebih besar dibandingkan dengan solat yang dilakukan dengan sendiri. 11 Diambil dari surat al ankabut ayat 45 Pesan selanjutnya dalam film ini adalah tentang kematian atau wafat. Kematian atau wafat menurut para ulama adalah terpisah, terputus, bercerai, berubah kondisi serta berubah tempat dari satu dunia ke dunia lain. Jadi setinggi apapun jabatan, segagah apapun, atau setampan dan secantik apapun semua pasti akan mengalami kematian. Seperti dalam surat yang terdapat dalam Al-Quran yang berbunyi: “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” 12 Dan diperjelas dengan surat yang berbunyi : َن و ُﺮ ” Tidak ada suatu umatpun yang dapat mendahului ajalnya, dan tidak pula dapat mengundurkannya” 13 Dari ayat-ayat yang berbeda surat diatas dapat disimpulkan bahwa solat itu mencegah kita dari hal yang keji dan munkar. Dan tidak ada satu orang pun 12 Diambil dari surat Al Imran ayat 185 13 Diambil dai Qs Al hijr15:5