72
Berdasarkan gambar 4.3 diatas, dapat disimpulkan bahwa NPF mencapai titik tertinggi sebesar 4,67 pada September 2014
sedangkan berada pada titik terendah sebesar 2,26 pada Desember 2012. NPF mengalami perkembangan yang naik-turun dimana setelah
mencapain titik terendah pada Desember 2012 NPF cenderung mengalami peningkatan hingga September 2014, setelah itu
mengalami penurunan pada Desember 2014. Semakin tinggi nilai NPF suatu bank dapat mencerminkan buruknya kuliatas kedit bank yang
menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar maka kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin besar.
4. Perkembangan FDR Bank Umum Syariah BUS di Indonesia
Financing to Deposit Ratio FDR, merupakan rasio digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam pembiayaan dengan
menggunakan dana yang dihimpun dari pihak ketiga. Semakin tinggi rasio ini, likuiditas semakin menurun karena jumlah dana yang
diperlukan untuk pembiayaan juga semakin banyak dan keuntungan yang diperoleh juga semakin besar. Berikut ini adalah perkembangan
FDR Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2010-2014:
73
Gambar 4. 4 Perkembangan FDR Bank Umum Syariah BUS di Indonesia periode 2010-2014
Sumber: Statistik Perbankan Indonesia diolah Berdasarkan gambar 4.4 diatas, dapat disimpulkan bahwa FDR
mencapai titik tertinggi sebesar 121,71 pada Juni 2013 dan mencapai titik terendak sebesar 86,66 pada Desember 2014.
Tingginya nilai FDR mencerminkan rendahnya kemampuan likuiditas suatu bank. Hal ini disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan
untuk membiayai pembiayaan menjadi semakin besar.
5. Perkembangan SBIS Bank Umum Syariah BUS di Indonesia
Sertifikat Bank Indonesia Syariah SBIS, merupakan surat berharga berdasarkan prinsip syariah berjangka waktu pendek dalam
mata uang rupiah yang diterbitkan oleh bank indonesia. Berikut ini adalah perkembangan SBIS Bank Umum Syariah di Indonesia periode
2010-2014:
74
Gambar 4. 5 Perkembangan SBIS Bank Umum Syariah BUS di Indonesia periode 2010-2014
Sumber: Statistik Perbankan Indonesia diolah Berdasarkan gambar 4.5 diatas, dapat disimpulkan bahwa
SBIS mengalami perkembangan yang cukup baik dimana mencapai titik terendah sebesar 2,310 Miliar pada September 2010 dan
mengalami peningkatan hingga mencapai titik tertinggi sebesar 9,244 Miliar pada Desember 2011. Hal ini membuktikan bahwa BUS mulai
percaya untuk menempatkan dananya bukan hanya pada pembiayaan saja namun juga pada investasi surat berharga syariah.
B. Analisis dan Pembahasan 1.
Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif igunakan untuk menggambarkan suatu data secara statistik. Untuk menginterpretasikan hasil statistik deskriptif dari
75
ROA, BOPO, NPF, FDR, dan SBIS dapat dilihat dari tabel 4.1 sebagai berikut:
Tabel 4. 1 Analisis Statistik Deskriptif Masing-Masing Variabel
Sumber: Hasil Olah Data Berasarkan hasil perhitunan pada tabel 4.1 diatas, dapat diketahui
bahwa n atau jumlah total data pada setiap variabel yaitu 80 buah yang berasal dari 4 sampel bank umum syariah periode tahun 2010 sampai
tahun 2014. Variabel Return on Asset ROA mempunyai nilai minumum -
8,11 dan maksimum -2,30. Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa nilai mean dari 80 data adalah -4,7671 dengan standar deviasi sebesar
0,94578. Nilai range merupakan selisih nilai maksimum dan minimum yaitu sebesar 5,81 dan nilai sum merupakan penjumlahan dari 80 data
yaitu sebesar -381,36. Pada tabel 4.1 diatas, variabel Biaya Operasional Pendapatan
Operasional BOPO mempunyai nilai minimum -0,37 dan nilai maksimum sebesar 0,01. Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa nilai mean
dari 80 data adalah -0,1276 dengan standar deviasi sebesar 0,10241.
76
Nilai range merupakan selisih nilai maksimum dan minimum yaitu sebesar 0,38 dan nilai sum merupakan penjumlahan dari 80 data yaitu sebesar -
10,21. Variabel
Non Performin Financin NPF mempunyai nilai minimum -4,33 dan nilai maksimum sebesar -2,68. Dari tabel 4.1
dapat dilihat bahwa nilai mean dari 80 data adalah -3,3796 dengan standar deviasi sebesar 0,35703. Nilai range merupakan selisih nilai
maksimum dan minimum yaitu sebesar 1,65 dan nilai sum merupakan penjumlahan dari 80 data yaitu sebesar -270,37.
Financing to Deposit Ratio FDR mempunyai nilai minimum - 0,21 dan nilai maksimum sebesar 0,09. Dari tabel 4.1 dapat dilihat
bahwa nilai mean dari 80 data adalah -0,0525 dengan standar deviasi sebesar 0,07191. Nilai range merupakan selisih nilai maksimum dan
minimum yaitu sebesar 0,29 dan nilai sum merupakan penjumlahan dari 80 data yaitu sebesar -4,20.
Variabel Sertifikat Bank Indonesia Syariah SBIS mempunyai nilai minimum 9,84 Miliar dan nilai maksimum sebesar 16,08 Miliar. Dari
tabel 4.1 dapat dilihat bahwa nilai mean dari 80 data adalah 13,7030 Miliar dengan standar deviasi sebesar 1,50460. Nilai range merupakan selisih
nilai maksimum dan minimum yaitu sebesar 6,24 Miliar dan nilai sum merupakan penjumlahan dari 80 data yaitu sebesar 1096,24 Miliar.
77
2. Uji Asumsi Klasik