Fungsi Perbankan Syariah Jenis Kegiatan Usaha Perbankan Syariah

18 dihapuskan. Modal uang pokok kamu adalah hak kamu. Kamu tidak akan menderita at aupun mengalami ketidakadilan‖. Prinsip syariah menurut Pasal 1 angka 13 Undang-undang No.10 Tahun 1998 adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainya yang dinyatakan sesuai dengan syariah, antara lain : a. Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil mudharabah b. Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal musyarakah c. Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan murabahah d. Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan ijarah e. Pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa. Bank berdasarkan prinsip syariah dalam penentuan harga pokoknya sangat jauh berbeda dengan bank yang berdasarkan prinsip konvensional. Bank berdasarkan prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum islam antara bank dengan pihak lain untuk menyimpan dana atau pembiayaan usaha atau kegiatan perbankan lainnya.

2. Fungsi Perbankan Syariah

Berdasarkan Pasal 4 UU No.21 Tahun 2008 tentang Perbankan syariah, bank syariah diwajibkan untuk menjalankan fungsi menghimpun 19 dan menyalurkan dana dari masyarakat. Di samping itu bank syariah juga dapat menjalankan fungsi sosial dalam bentuk lembaga baitulmal dan pengelola wakaf. Berikut fungsi bank syariah Kautsar,2012:70 : a. Fungsi Manajer Investasi Bank syariah bertindak sebagai manajer investasi dari pemilik dana shahibul maal dalam hal dana tersebut harus dapat disalurkan pada penyaluran yang produktif, sehingga dana yang dihimpun dapat menghasilkan keuntungan yang akan dibagihasilkan antara bank dan pemilik dana. b. Fungsi Investor Dalam penyaluran dana, bank syariah berfungsi sebagai investor pemilik dana. Penanaman dana yang dilakukan bank syariah harus dilakukan pada sektor-sektor yang produktif dengan resiko yang minim dan tidak melanggar ketentuan syariah. Produk investasi yang sesuai syariah meliputi akad jual beli murabahah, salam dan istishna, akad investasi mudharabah dan musyarakah, akad sewa-menyewa ijarah dan ijarah muntahiya bittamlik dan akad lainnya yang dibolehkan oleh syariah. c. Fungsi Sosial Ada dua instrument yang digunakan oleh bank syariah dalam menjalankan fungsi sosialnya, yaitu Zakat, Infak, sedekah dan Wakaf ZISWAF dan ardhul Hasan. Ziswaf berfungsi untuk menghimpun ziswaf dari masyarakat, ardhul hasan berfungsi menghimpun dana dari 20 penerimaan yang tidak memenuhi criteria halal serta dana infak dan sedekah yang tidak ditentukan peruntukkannya. d. Fungsi Jasa Keuangan Fungsi jasa keuangan meliputi layanan kliring, transfer, inkaso, pembayaran gaji, letter of guarantee, letter of credit, dan lain sebagainya dengan tetap menggunakan skema yang sesuai dengan prinsip syariah.

3. Jenis Kegiatan Usaha Perbankan Syariah

Menurut Sudarsono 2003:63, secara umum piranti-piranti yang digunakan bank syariah terdiri atas tiga kategori, yaitu: a. Penyaluran Dana Penyaluran dana bank syariah dilakukan dengan berbagai metode, seperti jual-beli, bagi hasil, pembiayaan, pinjaman dan investasi khusus. Dalam penyaluran dana pada nasabah, secara garis besar produk pembiayaan terbagi kedalam tiga kategori, yaitu : 1 Transaksi pembiayaan yang ditujukan untuk memiliki barang berdasarkan prinsip jual-beli. 2 Transaksi pembiayaan yang ditujukan untuk mendapatkan jasa berdasarkan prinsip sewa. 3 Transaksi pembiayaan untuk usaha kerjasama yang ditujukan guna mendapatkan sekaligus barang dan jasa dengan prinsip bagi hasil. Pada kategori pertama dan kedua, tingkat keuntungan banyak ditentukan di depan dan menjadi bagian harga atas barang dan atau 21 jasa yang dijual. Produk yang termasuk dalam kelompok ini adalah produk yang menggunakan prinsip jual-beli seperti murabahah, salam, dan istishna serta produk yang menggunakan prinsip sewa atau ijarah. Sedangkan pada kategori ketiga, tingkat keuntunan bank ditentukan dari besarnya keuntungan usaha sesuai dengan prinsip bagi hasil. Pada produk bagi hasil keuntungan ditentukan oleh nisbah bagi hasil yang disepakati di muka. Produk perbankan yang termasuk kedalam kelompok ini adalah musyarakah dan mudharabah. b. Penghimpunan Dana Penghimpunan dana dari masyarakat yang dilakukan oleh bank syariah dilakukan dengan menggunakan instrument tabungan, deposito dan giro yang secara total biasa disebut dana pihak ketiga. Berdasarkan fatwa Dewan Syariah Nasional DSN, prinsip penghimpunan dana yang digunakan dalam bank syariah ada dua, yaitu prinsip wadiah dan prinsip mudharabah. 1 Wadiah Dalam UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, Pasal : 19 Ayat 1 huruf a dinyatakan, yang dimaksud dengan akad Wadiah adalah akad penitipan barang atau uang antara pihak yang mempunyai barang atau uang dan pihak yang diberi kepercayaan dengan tujuan untuk menjaga keselamatan, keamanan, serta keutuhan baranga atau uang. Wadiah dibagi atas dua, yaitu wadiah Yad adh- Dhamanah Guarantee Depository dan wadiah Yad Al- 22 Amanah Trustee Depository. Wadiah Yad adh-Dhamanah adalah titipan yang selama belum dikembalikan kepada penitip dapat dimanfaatkan oleh penerima titipan. Apabila dari hasil pemanfaatan tersebut diperoleh keuntungan, maka seluruhnya menjadi hak penerima titipan. Prinsip titipan wadiah yad al- amanah adalah penerima titipan tidak boleh memanfaatkan barang titipan tersebut sampai si penitip mengambil kembali titipannya. 2 Mudharabah Istilah mudharabah berasal dari kata ‗dharaba‘ yang artinya melakukan perjalanan yang umumnya untuk berniaga. Mudharabah adalah perjanjian atas suatu jenis kerja sama usaha yang dalam hal ini pihak pertama menyediakan dana dan pihak kedua bertanggung jawab atas pengelolaan usaha. Pihak yang menyediakan dana biasa disebut dengan istilah shahibul maal, sedang pihak yang mengelola usaha biasa disebut dengan istilah mudharib. Keuntungan hasil usaha dibagikan sesuai dengan nisbah bagi hasil yang disepakati bersama sejak awal. Akan tetapi, jika terjadi kerugian, shahibul maal akan menanggung kerugian tersebut sedangkan mudharib tidak dengan dasar kerugian bukan terjadi karena kelalaian mudharib. Namun jika terjadi kerugian berdasarkan kelalaian mudharib maka kerugian ditanggung mudharib Yaya dkk., 2009:122. 23 c. Jasa Perbankan Bank syariah dapat melakukan berbagai pelayanan jasa perbankan kepada nasabah dengan mendapatkan imbalan berupa sewa atau keuntungan. Jasa perbankan tersebut antara lain berupa sharf perjanjian jual beli suatu valuta dengan valuta lainnya, safe deposit box menyewakan kontan simpanan, dan jasa tata laksana administrasi dokumen custodian.

B. Analisis Rasio Keuangan

Laporan keuangan berisi informasi untuk masyarakat, pemerintah, pemasok dan kreditur, pemilik perusahaan atau pemegang saham, manajemen perusahaan, investor, pelanggan dan karyawan, yang diperlukan secara tetap untuk mengukur kondisi dan efisiensi operasi perusahaan. Analisa dari laporan keuangan bersifat relati karena didasarkan pengetahuan dan menggunakan rasio atau nilai relatif. Analisa rasio adalah suatu metode perhitungan dan interpretasi rasio keuangan untuk menilai kinerja dan status suatu perusahaan Rodoni dan Ali, 2014:191.

1. Return On Asset ROA

Dokumen yang terkait

Pengaruh Financing to Deposit Ratio dan Non Performing Financing terhadap Profitabilitas Bank Syariah di Indonesia

1 65 87

Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Operational Efficiency Ratio, Financing To Deposit Ratio Terhadap Return On Asset Bank Mega Syariah Indonesia

2 41 105

Pengaruh Piutang Murabahah, Mudharabah, Musyarakah, dan Non Performing Financing (NPF) terhadap Return On Asset (ROA) Pada Bank Umum Syariah di Indonesia

0 65 103

Analisis Pengaruh Financing To Deposit Ratio (FDR) Dana Pihak Ketiga (DPK), Sertifikat Bank Indonesia Suariah (SBIS), dan Non Performing Financing (NPF) terhadap Return On Asset (ROA), Periode Januari 2009-2012

1 14 151

Analisis pengaruh Non Performing Financing (NPF), Biaya Operasional Terhadapa Pendapatan Operasional (BOPO), Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) terhadap laba perbankan syariah di Indonesia periode September 2009 – De

0 4 163

Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing Financing (NPF), dan inflasi terhadap Financing to Deposit Ratio (FDR) Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia periode 2010-2013

2 8 115

Analisis Pengaruh Financing To Deposit Ratio (FDR), Non Performing Financing (NPF), Suku Bunga Dan Bank Size Terhadap Pembiayaan KPR Syariah (Studi Kasus Pada Bank Umum Syariah di Indonesia dan Malaysia Periode 2010-2016)

0 0 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Perbankan Syariah - Pengaruh Financing to Deposit Ratio dan Non Performing Financing terhadap Profitabilitas Bank Syariah di Indonesia

0 0 17

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Financing to Deposit Ratio dan Non Performing Financing terhadap Profitabilitas Bank Syariah di Indonesia

0 0 7

Pengaruh Financing to Deposit Ratio dan Non Performing Financing terhadap Profitabilitas Bank Syariah di Indonesia

0 0 11