Statistik Deskriptif Uji Asumsi Klasik

54 nilai rata-rata hitung atau nilai rata-rata variabel tidak bebas atas dasar nilai tetap variabel yang menjelaskan diketahui Damodar Gujarati, 2003. Untuk membantu penelitian, peneliti akan menggunakan software pengolah data statistik, SPSS for Windows version 22.0. SPSS merupakan software yang berfungsi untuk menganalisis data, melakukan perhitungan statistik baik untuk statistik parametrik maupun non-parametrik. Berikut adalah metode yang digunakan dalam menganalisis data dalam penelitian ini:

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskriptif suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata mean, standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range dan skewness Ghozali, 2013.

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi datanya terdistribusi normal atau tidak, model regresi yang baik jika distribusi datanya mengikuti distribusi normal atau mendekati normal. Ada berbagai cara untuk mengetahui atau mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau tidak salah satunya dengan cara analisis grafik yaitu grafik histogram dan P-Plot. Cara lain untuk melihat apakah data terdistribusi dengan normap atau tidak dengan cara analisis satistik yaitu uji Kolmogorov-Smirnov. Dalam penelitian ini, uji 55 normalitas dilakukan dengan menggunakan analisis grafik dan analisis statistik. Pengujian normalitas menggunakan analisis grafik dilakukan dengan menggunakan histogram dengan menggambarkan variabel dependen sebagai sumbu vertikal sedangkan nilai residual terstandarisasi digambarkan sebagai sumbu horizontal. Jika Histogram Standardized Regression Residual membentuk kurva seperti lonceng maka nilai residual tersebut dinyatakan normal. Cara lain untuk menguji normalitas dengan pendekatan grafik adalah menggunakan Normal Probability P-Plot, yaitu dengan membandingkan distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal digambarkan dengan sebuah garis diagonal lurus dari kiri bawah ke kanan atas Suliyanto, 2011:69. Selain itu untuk menguji normalitas menggunakan uji statistik dengan uji Kolmogorov-Smirnov, yaitu dari tabel One- Sample Kolmogorov-Smirnov Test diperoleh angka probabilitas atau Asym. Sig. 2-tailed. Nilai ini dibandingkan dengan 0,05 untuk pengambilan keputusan dengan pedoman Ghozali, 2013: 1. Nilai Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas 0,05, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa data tidak terdistribusi secara normal. 56 2. Nilai Sig. atau signifikansi atau probabilitas 0,05, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa data terdistribusi secara normal.

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan unutuk mengetahui ada tidaknya variabel independen yang memiliki kemiripan dengan variabel independen lainnya dalam suatu model regresi, atau untuk mengetahui ada tidaknya korelasi diantara sesama variabel independen. Uji multikolinearitas dilakukan dengan membandingkan nilai toleransi tolerance value dan nilai VIF variance inflation factor dengan nilai yang disyaratkan. Nilai yang disyaratkan bagi nilai toleransi adalah lebih besar dari 0,01 dan untuk nilai VIF kurang dari 10 Ghozali: 2006

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk melihat apakah dalam sebuh model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual pada suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas. Jika varians berbeda, maka disebut heteroskedastisitas. Kebanyakan data cross section mengandung situasi heteroskedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran kecil, sedang dan besar Ghozali:2013. Dalam penelitian ini uji heteroskedastisitas dilakukan dengan metode spearman’s rho. 57 Metode uji heteroskedastisitas dengan korelasi Spearman;s rho yaitu mengkorelasikan variabel independen dengan nilai unstandardized residual Duwi Priyanto: 2013. Pengujian menggunakan tingkat signifikan 0,05 dengan uji 2 sisi. Jika korelasi antar variabel independen dengan residual di dapat signifikan lebih dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas pada model regresi.

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam modal regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu residual pada periode t dengan kesalahan penganggu pada periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi bebas dari autokorelasi. Untuk mendeteksi autokorelasi dapat dilakukan uji statistik melalui Uji Durbin-Watson dan Run Test Imam Ghozali, 2012:111. 1 Uji Durbin-Watson DW test Uji Durbin-Watson hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu first order autocorrelation dan mensyaratkan adanya intercept konstanta dalam model regresi dan tidak ada variabel lag di antara variabel indepeden. Hipotesis yang akan diuji adalah: 58 Ho : tidak ada autokorelasi r = 0 Ha : ada autokorelas i r ≠ 0 Tabel 3. 2 Kriteria Pengujian Autokorelasi dengan Uji Durbin- Watson Indikator Keputusan Jika Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0ddl Tidak ada autokorelasi positif No decision dl ddu Tidak ada autokorelasi negatif Tolak 4-dld4 Tidak ada autokorelasi negatif No decision 4-du d4-dl Tidak ada autokorelasi, positif atau negatif Tidak ditolak dud4-du Sumber: Buku Ghozali 2013 2 Mendeteksi Autokorelasi dengan Run Test Run test sebagai bagian dari statistik non-parametrik dapat pula digunakan untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi. Jika antar residual tidak terdapat hubungan korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah acak atau random. Run test digunakan untuk melihat data residual terjadi secara random atau tidak sistematis. H0 : residual res_1 random acak Ha : residual res_1 tidak random Menurut Imam Ghozali 2012:121, jika pada model regresi terjadi autokorelasi, maka ada beberapa opsi penyelesaiannya antara lain: 1 Tentukan apakah autokorelasi yang terjadi merupakan pure autocorrelation dan bukan karena kesalahan spesifikasi model 59 regresi. Pola residual dapat terjadi karena adanya kesalahan spesifikasi model yaitu ada variabel penting yang tidak dimasukkan kedalam model atau dapat juga karena bentuk fungsi persamaan regresi tidak benar. 2 Jika yang terjadi adalah pure autocorrelation, maka solusi autokorelasi adalah dengan mentranformasi model awal menjadi model difference. Misalkan model regresi dengan dua variabel sebagai berikut: Yt = β1 + β2Xt + μt Dan diasumsikan bahwa residual atau error mengikuti autoregressive AR1 sebagai berikut: μt = ρμt – 1 + εt -1 ρ 1 Asumsi ρ tidak diketahui nilainya  Nilai ρ diestimasi berdasarkan Durbin-Watson d statistic Secara sederhana nilai ρ dapat diestimasi dengan menggunakan d statistik dengan rumus seperti di bawah ini: Keterangan: d = durbin-watson  Pada kasus dengan jumlah sampel kecil, Theil dan Nagar mengajukan rumus untuk menghitung nilai ρ sebagai berikut: 60 Keterangan: n = jumlah observasi; k = jumlah variabel bebas

3. Analisis Regresi Linier Berganda

Dokumen yang terkait

Pengaruh Financing to Deposit Ratio dan Non Performing Financing terhadap Profitabilitas Bank Syariah di Indonesia

1 65 87

Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Operational Efficiency Ratio, Financing To Deposit Ratio Terhadap Return On Asset Bank Mega Syariah Indonesia

2 41 105

Pengaruh Piutang Murabahah, Mudharabah, Musyarakah, dan Non Performing Financing (NPF) terhadap Return On Asset (ROA) Pada Bank Umum Syariah di Indonesia

0 65 103

Analisis Pengaruh Financing To Deposit Ratio (FDR) Dana Pihak Ketiga (DPK), Sertifikat Bank Indonesia Suariah (SBIS), dan Non Performing Financing (NPF) terhadap Return On Asset (ROA), Periode Januari 2009-2012

1 14 151

Analisis pengaruh Non Performing Financing (NPF), Biaya Operasional Terhadapa Pendapatan Operasional (BOPO), Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) terhadap laba perbankan syariah di Indonesia periode September 2009 – De

0 4 163

Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing Financing (NPF), dan inflasi terhadap Financing to Deposit Ratio (FDR) Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia periode 2010-2013

2 8 115

Analisis Pengaruh Financing To Deposit Ratio (FDR), Non Performing Financing (NPF), Suku Bunga Dan Bank Size Terhadap Pembiayaan KPR Syariah (Studi Kasus Pada Bank Umum Syariah di Indonesia dan Malaysia Periode 2010-2016)

0 0 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Perbankan Syariah - Pengaruh Financing to Deposit Ratio dan Non Performing Financing terhadap Profitabilitas Bank Syariah di Indonesia

0 0 17

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Financing to Deposit Ratio dan Non Performing Financing terhadap Profitabilitas Bank Syariah di Indonesia

0 0 7

Pengaruh Financing to Deposit Ratio dan Non Performing Financing terhadap Profitabilitas Bank Syariah di Indonesia

0 0 11