Objek Penelitian Subjek Penelitian Kerangka Analisis

5. Lebih banyak mementingkan segi proses daripada hasil karena hubungan bagian- bagian yang diteliti akan jauh lebih jelas bila diamati dalam proses. 6. Penelitian kualitatif mendefinisikan validitas, relibilitas dan objektivitas dalam versi lain dibanding yang lazim digunakan pada penelitian klasik 7. Menyusun desain yang secara terus menerus disesuaikan dengan kenyataan lapangan.

3.2 Objek Penelitian

Objek adalah hal, pekara, atau orang yang menjadi pokok pembicaraan serta dijadikan sasaran untuk diteliti dan diperhatikan. Sasaran penelitian tak tergantung pada judul dan topik penelitian, tetapi secara kongkret tergambarkan dalam fokus permasalahan dalam penelitian. Burgin, 2008:76. Objek dalam penelitian ini adalah Harian Tribun Medan.

3.3 Subjek Penelitian

Riset kualitatif tidak bertujuan untuk membuat generalisasi hasil riset. Hasil riset lebih bersifat kontekstual dan kasuistik yang berlaku pada waktu dan tempat tertentu sewaktu penelitian dilakukan. Karena itu, pada riset kualitatif tidak mengenal istilah sampel. Sampel pada riset kualitatif disebut subjek penelitian atau informan, yaitu orang-orang yang dipilih untuk diwawancarai atau diobservasi sesuai tujuan riset. Disebut subjek riset bukan objek karena informan dianggap aktif mengonstruksi realitas, bukan sekadar objek yang hanya mengisi kuisioner Kriyantono, 2006: 161. Untuk itu, subjek dalam penelitian ini adalah jajaran Redaktur dan Pemimpin Redaksi Harian Tribun Medan.

3.3.1 Harian Tribun Medan

Harian Tribun Medan berdiri sejak 27 September 2010. Harian Tribun Medan memiliki visi menjadi kelompok usaha penerbitan surat kabar, media online terbesar dan tersebar di Sumatera Utara dan misi menyediakan informasi yang terpercaya untuk memberikan spirit baru dan mendorong terciptanya demokratisasi di Sumatera Utara, serta menjalankan bisnis yang beretika, efisien dan menguntungkan.

3.4 Kerangka Analisis

Dalam penelitian kualitatif, peneliti juga diharuskan untuk menggunakan kerangka analisis dari beberapa varian suatu paradigma. Terkait tema yang peneliti pilih, maka paradigma yang digunakan adalah paradigma interpretif dengan varian perspektif fenomenologi. Paradigma Interpretif merupakan salah satu paradigma komunikasi yang menitikberatkan kepada sebuah pemahaman dari kehidupan sosial yang memperhitungkan subjektivitas dan makna pribadi dari individu. Paradigma interpretif menekankan perlunya memahami realitas sosial dari berbagai sudut pandang orang-orang yang hidup di dalamnya. Realitas sosial yang dihadapi manusia sudah terbentuk dari waktu ke waktu melalui proses komunikasi, interaksi dan sejarah bersama Daymon, 2008: 6. Fenomenologi berpandangan bahwa apa yang tampak dipermukaan, termasuk pola perilaku manusia sehari-hari adalah gejala atau fenomena dari apa yang tersembunyi di “kepala” si pelaku. Sebab, realitas itu bergantung pada persepsi, pemahaman, pengertian, dan anggapan-anggapan seseorang. Itu terbenam sebagai suatu kompleks gramatika kesadaran di dalam diri manusia. Di situlah letak kunci jawaban terhadap apa yang terekspresi atau menggejala di tingkat perilaku Bungin, 2003. Fenomenologi menunjuk banyak hal dasar yang penting bagi pemikiran interpretif. Maka fenomenologi sosial mempunyai sebuah pendekatan dan pembendaharaan kata untuk menginterpretasikan kehidupan dunia dan menjadi sebuah pemahaman bagaimana sikap alamiah kehidupan sehari-hari dimainkan Ardianto, 2007: 129. Strategi analisis kualitatif, umumnya tidak digunakan sebagai alat mencari data dalam arti frekuensi akan tetapi digunakan untuk menganalisis proses sosial yang berlangsung dan makna dari fakta-fakta yang tampak di permukaan itu. Dengan demikian, maka analisis kualitatif digunakan untuk memahami sebuah proses dan fakta bukan sekadar untuk menjelaskan fakta tersebut. Dalam penelitian ini, konsep analisis yang digunakan ialah pendekatan logika induktif, di mana silogisme dibangun berdasarkan pada hal-hal khusus atau data di lapangan dan bermuara pada kesimpulan-kesimpulan umum. Pendekatan ini menggunakan logika berpikir yang dapat digambarkan menyerupai piramida duduk, seperti berikut : Gambar 1 Model Pendekatan Logika Induktif FaktaDataInformasi Kesimpulan TeoriDalilHukum Sumber: Burhan Bungin, 2003. Untuk mencapai maksud tersebut, peneliti membangun suatu kerangka analisis induktif yang akan digunakan sebagai alat analisis terhadap subjek penelitian, juga menganalisis pula konteks-konteks sosial budaya yang mengitari fenomena dan peristiwa sosial yang dialami oleh subjek penelitian. Kerangka tersebut digambarkan sebagai berikut : Gambar 2 Kerangka Analisis Induktif Berakhir Memulai Sumber: Burhan Bungin, 2003.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Dokumen yang terkait

Penerapan Kode Etik Pustakawan Pada Perpustakaan Politeknik Negeri Medan

8 112 73

Pemahaman Wartawan Terhadap Kode Etik Jurnalistik (Studi Fenomenologi Pemahaman Wartawan Waspada Online Tentang Kode Etik Jurnalistik Wartawan Indonesia)

35 275 163

Implementasi Peraturan Kode Etik Polri Dalam Penanganan Terhadap Anggota Polri Yang Melanggar Ketentuan Pidana (Studi di Kepolisian RESOR Kota Besar Medan)

11 176 119

Kode Etik Jurnalistik

0 7 23

Pelanggaran Kode Etik Fotografi Jurnalistik Pada Harian Pos Metro (Studi Analisis Isi Tentang Pelanggaran Kode Etik Fotografi Jurnalistik Pada Foto Jurnalistik Harian Pos Metro Edisi Juli 2016)

4 40 155

PENERAPAN KODE ETIK JURNALISTIK DALAM BERITA KEJAHATAN SUSILA PENERAPAN KODE ETIK JURNALISTIK DALAM BERITA KEJAHATAN SUSILA (Analisis Isi Kuantitatif Penerapan Kode Etik Jurnalistik Dalam Berita Kejahatan Susila di Harian Umum Koran Merapi Periode Januari

0 3 21

PENERAPAN KODE ETIK JURNALISTIK INDONESIA DI PENERAPAN KODE ETIK JURNALISTIK INDONESIA DI HARIAN KALTENG POS (Analisis Isi Kuantitatif Kode Etik Jurnalistik Dalam Judul dan Body Berita Kekerasan Terhadap Perempuan Pada Rubrik Metrokrim Harian Kalteng Pos

0 4 18

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Paradigma Interpretif - Pemaknaan Kode Etik Jurnalistik Tentang Hak Jawab Dan Hak Koreksi Dalam Perspektif Fenomenologi Di Harian Tribun Medan

0 0 28

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah - Pemaknaan Kode Etik Jurnalistik Tentang Hak Jawab Dan Hak Koreksi Dalam Perspektif Fenomenologi Di Harian Tribun Medan

0 0 8

Pemaknaan Kode Etik Jurnalistik Tentang Hak Jawab Dan Hak Koreksi Dalam Perspektif Fenomenologi Di Harian Tribun Medan

0 0 12