Tabel 2. Konsentrasi Logam Berat Total μgg dalam Sedimen Teluk Jakarta
Tahun 2003-2008
No Lokasiwaktu
Cu µgg Zn µgg
Sumber
1 Bagian Barat
13.81-193.75 82.18-533.59
Razak, 2004 2003
2 Bagian Barat
7.41-72.27 115.71-256.85
Razak, 2004 Mei-Oktober 2004
3 Bagian Tengah
3.36-50.65 71.13-230.54
Razak, 2004 2003
4 Bagian Tengah
1.19-40.60 53.87-233.32
Razak, 2004 Mei-Oktober 2004
5 Barat dan Tengah
7.64-118.33 261.31-1826.98
Fadhlina,2008 Muara 2008
Data konsentrasi Cu dan Zn tiga tahun terakhir pada daerah muara yaitu Fadhlina 2008 menunjukkan bahwa konsentrasi logam total Zn lebih tinggi
daripada logam Cu. Logam Zn memiliki konsentrasi total berkisar antara 261.31 μgg
-
1826.98 μgg, sedangkan logam Cu memiliki konsentrasi total berkisar
a ntara 7. 64 μgg-118.33 μgg. Apabila dibandingkan dengan data penelitian dapat
diketahui bahwa konsentrasi logam Cu dan Zn terdapat indikasi peningkatan selama 3 tahun terakhir pada Perairan Teluk Jakarta. Peningkatan konsentrasi ini
kemungkinan disebabkan oleh kontinuitas masukan limbah seperti limbah industri, pemukiman, dan transportasi laut dari tahun ke tahun. Konsentrasi logam
berat pada perairan Teluk Jakarta dapat terus meningkat apabila masukan limbah logam berat tidak diatasi dengan baik.
4.5. Konsentrasi labil Cu dan Zn dalam sedimen
Konsentrasi total logam berat terdiri dari fase resisten residu dan non resisten yang pada penelitian ini dijelaskan dari kandungan fraksi non labil dan
labil. Pengukuran berdasarkan fraksi dapat membantu menjelaskan efektivitas
toksisitas logam berat di sedimen terhadap organisme dibandingkan dengan konsentrasi logam total. Logam berat fraksi labil umumnya lebih mudah diserap
oleh biota. Konsentrasi Cu fraksi labil mempunyai nilai yang berkisar antara 9.90 µgg-220.97 µgg, dengan konsentrasi dan terendah pada Stasiun 9 muara Kali
Baru dan tertinggi berada pada Stasiun 4 muara Sungai Dadap. Konsentrasi Zn fraksi labil mempunyai nilai yang berkisar pada 116.80-597.25 µgg, dengan
konsentrasi terendah juga pada Stasiun 9 dan tertinggi pada Stasiun 4 Gambar 9. Konsentrasi fraksi labil yang tinggi tersebar pada Stasiun 3 muara Sungai
Kamal, 4 muara Sungai Dadap, 5 muara Sungai Ciliwung, dan 8 muara Kali Koja.
Gambar 9. Konsentrasi labil Cu dan Zn μgg pada sampel menurut stasiun
pengamatan Fadhlina 2008 menjelaskan bahwa pada stasiun daerah muara di Perairan
Teluk Jakarta memiliki konsentrasi Cu dan Zn labil yang tinggi. Konsentrasi Cu labil berkisar antara 5.258 µ gg-74.664 µgg sedangkan konsentrasi Zn labil
berkisar antara 492.363 µgg-1544.345 µgg. Berdasarkan data tersebut dapat
dilihat bahwa konsentrasi Cu labil pada penelitian ini lebih tinggi dari pada penelitian pada tahun 2008, namun konsentrasi Zn labil lebih rendah dari pada
pada tahun 2008. Perbedaan dan variabilitas konsentrasi dapat diakibatkan oleh perbedaan titik stasiun yang diambil dan perbedaan kondisi laut yang dinamis
seperti keadaan arus, dan pasang surut. Fraksi labil logam Cu berkisar antara 47.07-68.23, dengan persentase
terendah pada Stasiun 9 dan tertinggi pada Stasiun 1, sedangkan fraksi non labil Cu berkisar antara 31.77-52.93 dengan persentase terendah pada Stasiun 1
dan tertinggi pada Stasiun 9 Gambar 10. Fraksi labil mendominasi semua stasiun penelitian kecuali Stasiun 9 dengan persentase rata-rata sebesar 61.56,
sedangkan rata-rata fraksi non labil yaitu sebesar 38.44.
Gambar 10. Persentase labil dan non labil logam Cu pada sampel menurut stasiun pengamatan
Fraksi labil logam Zn berkisar antara 24.05-82.49, dengan persentase terendah pada Stasiun 4 dan tertinggi pada Stasiun 9, sedangkan fraksi non-labil
Zn berkisar antara 17.51-75.95 dengan persentase terendah pada Stasiun 9 dan
tertinggi pada Stasiun 4 Gambar 11. Fraksi labil mendominasi hampir semua stasiun penelitian yaitu Stasiun 1, 2, 3, 5, 6, 7, dan 9 dengan persentase rata-rata
sebesar 55.17, sedangkan fraksi non-labil mendominasi stasiun 4 dan 8 dengan persentase rata-rata fraksi non-labil sebesar 44.83.
Gambar 11. Persentase labil dan non labil logam Zn pada sampel menurut stasiun Pengamatan
Tabel 3. Persentase Labil dan Non-Labil Cu dan Zn Pada Stasiun Penelitian
Stasiun
Cu Zn
Labil Non-labil
Labil Non-labil
1 68.23
31.77 57.60
42.40 2
57.47 42.53
69.67 30.33
3 64.69
35.31 50.39
49.61 4
59.09 40.91
24.05 75.95
5 66.79
33.21 50.08
49.92 6
57.25 42.75
67.38 32.62
7 67.88
32.12 62.63
37.37 8
65.57 34.43
32.20 67.80
9 47.07
52.93 82.49
17.51 Rata-rata
61.56 38.44
55.17 44.83
Pada Tabel di atas persentase rata-rata logam Cu fraksi labil lebih tinggi dibandingkan logam Zn, hal ini menggambarkan bahwa logam Cu lebih
bioavailabel dibandingkan dengan logam Zn. Logam Cu sangat mudah terakumulasi dalam tubuh hewan laut seperti kerang. Fraksi labil merupakan
fraksi yang berikatan lemah dengan komponen besi oksida, mangan oksida, dan komplek organik di dalam sedimen sehingga dapat diabsorpsi oleh biota
bioavailable Bendell-Young dan Thomas, 1998, sedangkan fraksi non labil tidak biovailable karena berikatan kuat dengan molekul-molekul sedimen. Pada
perairan yang tercemar logam berat, Cu adalah logam yang paling efisien diadsorpsi oleh mineral karbonat dan mineral Fe-Mn oksida. Dominasi fraksi labil
pada perairan Teluk Jakarta menunjukkan bahwa sumber logam berat Cu dan Zn dominan berasal dari limbah antropogenik dan berbahaya bagi biota perairan.
Persentase Zn lebih fluktuatif dibandingkan dengan persentase Cu yang lebih stabil pada perairan Teluk Jakarta, hal ini disebabkan oleh ikatan kompleks Cu
lebih stabil dibandingkan ikatan kompleks Zn. Cu juga mempuyai mobilitas yang lebih rendah dari pada Zn Prusty et al., 1994 in John dan Leventhal, 1995.
Fadhlina 2008 juga menjelaskan bahwa pada daerah muara fraksi labil Cu dan Zn lebih dominan daripada fraksi non labil Gambar 12. Persentase fraksi labil
Cu dan Zn mendominasi semua stasiun pelitian, dengan persentase yang lebih besar dari penelitian ini dengan persentase labil Cu berkisar antara 62.33-
96.99 dan persentase labil Zn berkisar 56.09-93.84. Pada gambar 12 dapat dilihat bahwa persentase Cu lebih stabil dibandingkan Zn yang lebih fluktuatif.
Gambar 12. Persentase labil dan non labil logam Cu dan Zn Fadhlina, 2008 Selain melalui analisis fraksi labil, analisis pengaruh aktivitas antropogenik
yang mendominasi Perairan Teluk Jakarta dapat dikuatkan dari tingkat sedimentasi di perairan tersebut. Aktivitas antropogenik dapat meningkatkan
konsentrasi logam berat. Arman et al. 2009 menjelaskan mengenai estimasi laju sedimentasi dan geokronologi polutan Cu dan Zn dengan menggunakan alat
sampling gravity core Gambar 13. Pada usia sedimen sekitar tahun 1865-1930, konsentrasi Cu dan Zn relatif
konstan yaitu berkisar 40 ppm dan 70 ppm. Konsentrasi yang konstan tersebut dapat diduga bahwa sekitar tahun 1825-1905 logam Cu dan Zn masih bersumber
secara alami. Setelah tahun 1930 sampai 2005 terjadi peningkatan konsentrasi Cu dan Zn secara signifikan yang dapat diduga bahwa logam Cu dan Zn tidak hanya
bersumber secara alami, tetapi juga telah bersumber dari aktivitas antropogenik.
Gambar 13. Konsentrasi Cu dan Zn ppm dalam sedimen berdasarkan usia sedimen Arman et al., 2009
Peningkatan aktivitas antropogenik diantaranya yaitu peningkatan buangan limbah logam berat akibat peningkatan populasi jumlah penduduk dan
peningkatan industri di daerah Jakarta dan sekitarnya.
4.6. Hubungan Parameter Fisika dan Kimia Sedimen