Seng Zn Logam Berat Dalam Sedimen Fraksi Logam Berat Dalam Sedimen

2.5. Seng Zn

Sumber utama Zn berasal dari aktivitas manusia yaitu buangan limbah dan polusi udara yang mengandung Zn, sedangkan sumber alami Zn adalah erosi batuan yang mengandung Zn di sungai dan lumpur lahar. Zn merupakan unsur logam berat yang kurang beracun bila dibandingkan unsur logam berat lainya Connel dan Miller, 1995. Sifat Zn yang sangat dekat dengan Cu menjadikannya mudah terakumulasi dalam tubuh biota. Sifat pencemaran Zn hanya berdampak lokal di pantai, teluk, estuari dan saluran pembuangan limbah. Limbah yang banyak mengandung Zn umumnya berasal dari limbah industri baterai, campuran logam galvanisir, karet, atau limbah pertambangan Mukhtasor, 2007. Pada aktivitas sekitar Teluk Jakarta, logam Zn sebagai campuran pada cat pada perahu, selain itu digunakan sebagai pencampur logam lain sebagai aloi KKPL DKI Jakarta, 1997.

2.6. Logam Berat Dalam Sedimen

Logam berat yang masuk ke dalam lingkungan perairan akan mengalami pengendapan, pengenceran dan dispersi, kemudian diserap oleh organisme yang hidup di perairan tersebut. Menurut Greaney 2005, mekanisme logam masuk dan diikat oleh sedimen serta bahan tersuspensi yaitu dengan proses adsorpsi fisika- kimia dari kolom perairan dan proses uptake oleh bahan organik atau organisme. Adsorpsi fisika-kimia secara langsung dari kolom perairan terjadi melalui berbagai cara. Adsorpsi secara fisik biasanya terjadi ketika bahan partikulat secara langsung mengabsorpsi logam berat dari kolom perairan. Logam berat mempunyai sifat yang mudah terikat oleh bahan organik dan selanjutnya mengendap di dasar perairan dan bersatu dengan sedimen, maka kadar logam berat dalam sedimen umumnya lebih tinggi dibandingkan dengan di kolom perairan Harahap, 1991.

2.7. Fraksi Logam Berat Dalam Sedimen

Sedimen merupakan campuran kompleks hasil dari pelapukan dan erosi seperti alumosilikat dan besi, alumunium oksihidroksida dan sulfida, dan substansi yang dihasilkan oleh aktivitas biologi baik organik mikroorganisme, detritus dan substansi humus maupun inorganik karbonat, fosfat, dan silikat Tessier, 1992 in Afriansyah, 2009. Sedimen akuatik disusun oleh beberapa fase geokimia yang berbeda dan menjadi sumber potensial logam berat pada sistem estuari. Fase ini meliputi tanah liat, lumpur, pasir, bahan organik, oksida besi, mangan, aluminium dan silikat, karbonat, dan sulfide kompleks. Dari komponen tersebut, oksida besi dan mangan serta bahan organik merupakan komponen yang paling penting dalam mengontrol pengikatan logam-logam berat dari sedimen estuari. Bendell-Young dan Thomas, 1998. Ketersediaan logam berat dipengaruhi oleh hubungan logam-logam berat dengan satu atau lebih dari komponen sedimen ini, karenanya konsentrasi logam berat total memberikan sedikit informasi tentang interaksi yang mungkin terjadi antara lingkungan abiotik dengan biotik. Oleh karena itu, pengetahuan tentang pembagian logam-logam utama diantara tiga komponen sedimen ini hasil oksida besi dan magnesium dan bahan organik sangat penting untuk mengestimasi secara lebih baik terhadap ketersediaan logam-logam berat. Menurut John dan Leventhal 1995, pada fase solid tanah, sedimen, dan partikel pada air permukaan logam berat dibagi ke dalam 6 fraksi yaitu: 1. Fraksi terlarut dissolved: Fraksi ini terdiri dari kompleks karbonat, yang konsentrasinya meningkat seiring dengan meningkatnya pH dan logam berat dalam larutan 2. Fraksi exchangeable: Fraksi ini terdiri dari logam berat yang terikat pada partikel koloid atau partikel suspense. 3. Fraksi carbonate: Fraksi ini terdiri dari logam berat yang beraosisai dengan mineral karbonat dalam sedimen 4. Fraksi iron-manganese oxide: Fraksi ini terdiri dari logam berat yang diadsorbsi atau dilapisi oleh Fe-Mn oksida, perubahan dalam kondisi redoks menyebabkan logam berat terlepas, tetapi beberapa logam berat mengendap jika mineral sulfide hadir dalam bentuk dapat dilarutkan. 5. Fraksi organik: Fraksi ini terdiri dari logam berat yang berikatan dengan berbagai bentuk bahan organik. 6. Fraksi crystalline: Fraksi ini terdiri dari logam yang terdapat dalam struktur Kristal mineral dan pada umumnya tidak tersedia secara biologis pada biota.

2.8. HCl test