Pencemaran Teluk Jakarta Tembaga Cu

berbahaya bagi kehidupan tanaman dan binatang, berbahaya bagi kesehatan manusia, dan menyebabkan kerusakan pada ekosistem. Biota air yang hidup dalam perairan tercemar logam berat, dapat mengakumulasi logam berat tersebut dalam jaringan tubuhnya. Makin tinggi kandungan logam dalam perairan akan semakin tinggi pula kandungan logam berat yang terakumulasi dalam tubuh hewan tersebut.

2.3. Pencemaran Teluk Jakarta

Komposisi sampah yang mencemari Teluk Jakarta adalah sampah domestic yang mengandung 62.27 bahan organik, dan 37.73 bahan anorganik. Sampah yang berasal dari komersial mengandung 9.84 bahan organik dan 90.16 bahan anorganik. Sampah yang berasal dari pasar mengandung 83.69 bahan organik dan 16.31 bahan anorganik Firmansyah, 2007. Beberapa limbah yang dihasilkan oleh industri di antaranya berupa limbah Bahan Berbahaya dan Beracun B3, seperti jenis-jenis logam berat. Kadar logam berat dalam air di Teluk Jakarta sudah tergolong tinggi, bahkan di beberapa lokasi seperti Muara Angke, kadar logam beratnya cenderung meningkat sejalan dengan peningkatan jumlah industri di Jakarta. Pencemaran yang berasal dari kegiatan manusia memiliki kontribusi besar dibandingkan dengan pencemaran yang berasal dari kegiatan alam. Hal ini dapat disebabkan oleh meningkatnya kepadatan penduduk, meningkatnya limbah domestik dan limbah industri yang mengandung logam berat Kristanto, 2002 in Sarjono, 2009 ; Mulyono, 2000 in Sarjono, 2009.

2.4. Tembaga Cu

Tembaga atau copper Cu umumnya berbentuk kristal dan memiliki warna kemerahan. Dalam tabel periodik unsur kimia, tembaga memiliki nomor atom NA 29 dan memiliki bobot atau berat atom BA 63,546. Keberadaan unsur tembaga di alam dapat ditemukan dalam bentuk logam bebas, tetapi lebih banyak ditemukan dalam bentuk persenyawaan atau sebagai senyawa padat dalam bentuk mineral Palar, 2004. Tembaga Cu di perairan alami terdapat dalam bentuk partikulat, koloid, dan terlarut. Ikatan kompleks Cu yang terjadi dalam sedimen laut adalah yang paling stabil Moore dan Ramamoorthy, 1984 in Sanusi, 2006. Secara alamiah Cu dapat masuk ke dalam suatu tatanan lingkungan sebagai akibat dari berbagai peristiwa alam, unsur ini dapat bersumber dari peristiwa erosi dari batuan mineral. Sumber lain adalah debu-debu atau pertikulat-partikulat Cu yang ada dalam lapisan udara, yang dibawa turun oleh air hujan. Jalur dari aktivitas manusia untuk memasukkan Cu ke dalam lingkungan ada beberapa macam, sebagai contoh adalah buangan industri yang memakai Cu dalam proses produksinya yaitu industri galangan kapal, industri kayu, buangan rumah tangga Palar, 2004. Logam Cu digunakan dalam industri elektronik, logam campuran alloy anti-fouling paint, dan pengawet kayu. Logam Cu di Teluk Jakarta bersumber dari industri elektronik dan manufaktur. Logam Cu sangat mudah terakumulasi dalam tubuh hewan laut seperti kerang. Pencemaran perairan oleh Cu umumnya bersifat lokal yaitu pada daerah pantai, teluk, estuari, dan tempat pembuangan limbah.

2.5. Seng Zn