JAMUR MERANG TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. JAMUR MERANG

Secara sistematis jamur merang Volvariella volvacea dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom : Mycetae Sub Divisi : Basidiomycotina Divisi : Amastigomycota Kelas : Basidiomycetes Sub Kelas : Holobasidiomycetidae II Ordo : Agaricales Famili : Volvarieaceae , Genus : Volvariella Species : volvaceae Alexopouslos dan Mims, 1979. Berdasarkan stadia pertumbuhannya, jamur merang mengalami enam tahap pertumbuhan yaitu : jarum pentul pinhead, kancing kecil tiny button, kancing button, telur egg, pemanjangan elongation dan dewasa mature Sinaga, 2000. Stadia kancing dan telur merupakan saat yang paling tepat untuk panen, karena stadia ini yang paling disukai konsumen Julianti, 1997. Jamur merang memiliki penampakan warna tudung yang beraneka macam. Menurut Karjono 1992, warna tudung jamur merang yaitu putih, abu-abu dan hitam. Perbedaan warna ini disebabkan oleh perbedaan bibit varietas yang digunakan atau perbedaan penyinaran dan sirkulasi udara pada saat penanaman. Jamur merang berwarna putih menurut Julianti 1997, lebih disukai konsumen daripada jamur bertudung hitam. Jamur merang memiliki tekstur dan cita rasa yang khas, nilai gizi yang cukup lengkap karena jamur merang mengandung unsur karbohidrat, protein, lemak dan mineral Karjono, 1992. Perubahan fisiologis yang dapat terjadi apabila jamur merang tidak mengalami perlakuan khusus antara lain penurunan kadar air yang drastis serta penyusutan berat jamur merang. Menurut Cho et al. 1982, jamur merang memiliki kadar air yang tinggi dan air ini hilang dengan cepat melalui respirasi atau transpirasi. Penyimpangan warna dan penyimpangan bau terjadi karena perubahan fisiologi dari jamur merang. Menurut Cho et al. 1982, perubahan warna ini karena adanya proses browning akibat enzim maupun bukan enzim. Penyimpangan bau disebabkan oksidasi lemak yang terjadi karena kehadiran asam lemak tak jenuh. Penyimpangan bau juga dapat diakibatkan oleh oksidasi protein dan berkembangnya mikroorganisme penyebab kebusukan. Hasil analisa nutrisi jamur merang segar dan jamur merang kering yang dilakukan di laboratorium Food and Nutrition Research Institute Philiphines dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Hasil analisa nutrisi jamur merang di laboratorium Food and Nutrition Research Institute Philiphines Nutrien per 100 gr jamur merang Unit Kondisi segar Dikeringkan 105 o C Air Energi Protein Lemak Total karbohidrat Serat Abu Kalsium Besi Thiamin Riboflavin Niacin Asam askorbat Fosfor kal gr gr gr gr gr mg mg mg mg mg mg mg 87.7 39.0 3.8 0.6 6.0 1.2 1.0 3.0 1.7 0.11 0.17 8.3 8.0 94.0 14.9 274.0 16.0 0.9 64.6 4.0 3.6 51.0 6.7 0.09 1.06 19.7 - 223.0 Sumber : Li dan Chang 1982. Menurut Li dan Chang 1982, jamur merang mempunyai kandungan asam amino yang cukup lengkap, hal ini dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Komposisi asam amino jamur merang Asam amino esensial gr 100gr berat kering Asam amino non esensial gr 100gr berat kering Isoleusin Leusin Lysin Methionin Fenilalanin Threonin Valin Tyrosin Tryptofan 1.0502 1.3916 2.1858 0.3383 0.7961 1.0603 1.6623 1.4898 0.4505 Alanin Arginin Asam Aspaktik Glutamin Glycin Histidin Prolin Serin 1.3202 1.3808 1.7746 3.0814 0.9569 1.1513 1.3237 1.0202 Sumber : Li dan Chang 1982.

B. METABOLISME