b. Perjanjian jual beli antara konsumen dengan pemasok.
c. Perjanjian pembiayaan antara konsumen dengan perusahaan
pembiayaan konsumen. d.
Perjanjian pengikatan berbagai macam bentuk jaminan cessie piutang, fidusia, Akta Pembebanan Hak Tanggungan, dan lain-lain.
3. Dokumen kepemilikan objek pembiayaan
Dokumen kepemilikan objek pembiayaan adalah dokumen yang merupakan bukti kepemilikan atas barang yang dibiayai dengan
pembiayaan konsumen. Dokumen ini antara lain berupa: a.
BPKB b.
Faktur c.
Sertifikat d.
Bukti penyerahan barang e.
Bukti pemesanan barang f.
Dan lain-lain 4.
Dokumen kepemilikan jaminan Dokumen kepemilikan jaminan adalah dokumen yang terkait dengan
kepemilikan jaminan atas pemenuhan kewajiban calon debitor. Dokumen ini antara lain berupa:
a. BPKB
b. Sertifikat tanah
c. Faktur
d. Dan lain-lain
C. Hubungan Hukum Antara Perusahaan Asuransi PT. Asuransi Sinar
Mas Dengan Perusahaan Pembiayaan Konsumen PT. Summit Oto Finance Cabang Tebing Tinggi Dari Segi Hukum Keperdataan
Perkembangan perusahaan pembiayaan konsumen yang sangat pesat ikut pula meningkatkan perkembangan bisnis yang bergerak di bidang otomotif.
Dalam kenyataannya perkembangan ini menimbulkan berbagai permasalahan yang menyangkut pelaksanaan pembiayaan yang dilakukan oleh perusahaan
pembiayaan konsumen dengan konsumennya. Adapun hubungan hukum yang terjadi dalam pelaksanaan perjanjian pembiayaan konsumen adalah hubungan
hukum antara konsumen dengan perusahaan pembiayaan konsumen, hubungan
hukum antara dealer dengan perusahaan pembiayaan konsumen, dan hubungan hukum antara perusahaan asuransi dengan perusahaan pembiayaan dan konsumen.
Perusahaan pembiayaan konsumen akan menghadapi banyak risiko dari kegiatan perdagangan yang dijalaninya. Oleh karena itu, setiap sepeda motor
sudah pasti diasuransikan kepada perusahaan asuransi. Asuransi yang dikenal di Indonesia antara lain asuransi jiwa, asuransi kerugian dan asuransi kesehatan.
Asuransi kerugian adalah asuransi yang melindungi harta benda misalnya rumah beserta isinya, apartemen, jiwa, mobil, sepeda motor, dan lain-lain.
Asuransi ditujukan untuk melindungi dari berbagai ancaman bahaya yang tidak terduga misalnya bencana pencurian, bencana kecelakaan, dan lain
sebagainya. Dengan melindungi sesuatu dengan asuransi, kita dapat merasa lebih tenang dan aman untuk menjalani kehidupan. Dari sisi sosial, manfaat asuransi
terhadap masyarakat juga sangat besar. Dengan menolong masyarakat menghadapi dan mengelola risiko secara efektif, asuransi memberi kontribusi
yang besar bagi hidup kita. Asuransi meningkatkan standar-standar yang ada dengan memberikan tekanan terhadap faktor-faktor yang mungkin menyebabkan
ketidakamanan. PT. Asuransi Sinar Mas merupakan salah satu perusahaan asuransi yang
menjalin hubungan kerjasama dengan PT. Summit Oto Finance untuk mengalihkan risiko yang akan dihadapi PT. Summit Oto Finance. Dalam
menjalankan perusahaan, PT. Asuransi Sinar Mas didukung oleh perusahaan
asuransi dan reasuransi internasional baik secara langsung maupun melalui broker reasuransi internasional yang mempunyai reputasi yang baik.
Terjadinya hubungan hukum antara perusahaan asuransi PT. Asuransi Sinar Mas dengan perusahaan pembiayaan konsumen PT. Summit Oto Finance
dikarenakan adanya kepemilikan saham. Hubungan hukum tersebut juga dikarenakan PT. Summit Oto Finance harus mengalihkan risiko kepada PT.
Asuransi Sinar Mas. Dalam perjanjian pembiayaan konsumen ini, perlu ada pihak lain yang
ikut menanggung dalam hal terjadinya peristiwa yang tidak diinginkan seperti terjadinya pencurian atas objek perjanjian ini, maka kemunculan pihak perusahaan
asuransi yang menjadi syarat dibuatnya perjanjian pembiayaan konsumen. Sebagai konsekuensi dari prinsip jaminan adalah pengandilan hak subrogasi dari
tertanggung kepada penanggung bila penanggung telah membayar ganti rugi kepada penanggung.
54
Subrogasi menurut terjadinya dibedakan berdasarkan perjanjian dan berdasarkan Undang-Undang yang diatur dalam Pasal 1401 dan 1402 Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata. Menurut Pasal 1401 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata : subrogasi
terjadi dengan persetujuan :
54
Didik Ngudi Utomo, “Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Konsumen dan Penyelesaian Masalahnya di Kota Semarang”, Tesis, Semarang : Universitas Diponegoro, 2005, hlm. 35.
1. Apabila debitur dengan menerima pembayaran itu dari pihak ketiga,
menetapkan bahwa orang ini akan menggantikan hak-haknya, gugatan- gugatannya, hak-hak
istimewanya dan hipotik-hipotik yang dipunyainya terhadap debitur.
2. Apabila debitur meminjam sejumlah uang untuk melunasi hutangnya,
dan menetapkan bahwa orang yang meminjami uang itu akan mengggantikan hak-hak debitur. Subrogasi ini dilaksanakan bantuan
debitur.
Pasal 1402 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata : subrogasi terjadi demi Undang-Undang :
1. Untuk seorang, sedang ia sendiri debitur melunasi seorang berpiutang
lain yang berdasarkan hak-hak istimewanya atau hipotik mempunyai suatu hak yang lebih tinggi.
2. Untuk seorang pembeli suatu benda bergerak, yang telah memakai
uang harga benda tersebut untuk melunasi orang-orang berpiutang, kepada siapa benda itu diperikatkan dalam hipotik.
3. Untuk seorang yang bersama-sama dengan orang lain, atau untuk
orang lain, diwajibkan membayar suatu utang berkepentingan untuk melunasi utang itu.
4. Untuk seorang ahli waris yang menerima suatu warisan dengan hak
istimewa untuk mengadakan pencatatan tentang keadaan harta peninggalan, telah membayar hutang-hutang warisan dengan uangnya
sendiri.
Sedangkan Pasal dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang yang mengatur tentang subrogasi hanya satu, yaitu Pasal 284 Kitab Undang-
Undang Hukum Dagang yang menyatakan: “Seorang penanggung yang telah membayar kerugian sesuatu
barang yang dipertanggungkan menggantikan si tertanggung dalam segala hak yang diperolehnya terhadap orang-orang ketiga
berhubungan dengan penerbitan kerugian tersebut dan si tertanggung itu adalah bertanggung jawab untuk setiap perbuatan
yang dapat merugikan hak si penanggung terhadap orang-orang ketiga itu.”
Maksud dari orang ketiga dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang ini berbeda dengan apa yang dimaksud dengan istilah orang ketiga dalam Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata. Bila dalam Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata yang dimaksud dengan orang ketiga adalah orang yang menggantikan orang yang berpiutang dalam suatu persetujuan. Sedangkan dalam Kitab Undang-
Undang Hukum Dagang pihak ketiga adalah pihak yang mempunyai tanggung jawab harus membayar terhadap orang yang menggantikan pihak yang
mempunyai hak.
55
55
Ibid., hlm. 36.
Dalam perjanjian pembiayaan konsumen perlu ada pihak lain yang ikut menanggung dalam hal terjadinya peristiwa yang tidak diinginkan seperti
terjadinya pencurian atas obyek perjanjian ini. Maka dibutuhkan kemunculan pihak perusahaan asuransi yang menjadi syarat dibuatnya perjanjian pembiayaan
konsumen. Pasal 246 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang memberikan pengertian tentang
asuransi yaitu: “Pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan mana seorang
penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung dengan menerima suatu premi, untuk memberikan penggantian kepadanya
karena suatu kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang
tak tertentu.”
Risiko kehilangan dalam asuransi, dapat berupa kehilangan sebagian partial loss atas kepentingan dan juga dapat berupa kehilangan seluruhnya total loss. Partial
loss memperoleh ganti rugi sebesar kerugian yang diderita asalkan ditutup asuransi untuk risiko atau bahaya yang mengakibatkan kerugian, sedangkan total
loss memperoleh ganti rugi penuh dari penanggung.
Hubungan hukum perusahaan asuransi dengan perusahaan pembiayaan konsumen adalah sebagai fasilitator untuk mempermudah atas kenyamanan dan
kelangsungan dalam perjanjian pembiayaan. Perjanjian antara perusahaan pembiayaan konsumen dengan perusahaan asuransi merupakan kesepakatan kedua
belah pihak yang tunduk kepada ketentuan-ketentuan dalam Buku III Kitab Undang-Undang Hukum Perdata tentang Perikatan.
Menurut ketentuan Pasal 1313 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, yaitu: “Perjanjian adalah suatu perbuatan dimana satu orang atau lebih
mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih.” Hal ini memberikan konsekuensi bahwa dalam suatu perjanjian selalu ada satu
pihak yang wajib berprestasi dan pihak lainnya adalah pihak yang berhak atas prestasi.
56
1. Ada persetujuan kehendak antara pihak-pihak yang membuat perjanjian.
Suatu perjanjian dinyatakan sah apabila memenuhi syarat tertentu. Menurut Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata perjanjian harus memenuhi 4
empat unsur, yaitu:
2. Kecakapan untuk memuat suatu perikatan.
3. Mengenai suatu hal tertentu.
4. Suatu sebab yang halal.
56
Ibid., hlm. 69.
Oleh karena itu, berarti kedua belah pihak telah sepakat dengan ditandatanganinya perjanjian kerjasama tersebut, berarti perjanjian sah karena sesuai dengan asas
kebebasan berkontrak maka kebebasan membuat perjanjian kapanpun dan dimanapun dapat dilakukan sepanjang perjanjian itu dibuat sah.
Dalam Pasal 1338 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata menyebutkan: “Setiap perjanjian yang dibuat akan berlaku sebagai Undang-Undang bagi
yang membuatnya.” Dalam hal perjanjian ini juga diatur hal-hal yang disepakati untuk dilaksanakan
atau untuk suatu pemenuhan prestasi yang bersifat halal dalam pengertian tidak bertentangan dengan Undang-Undang yang berlaku.
Pihak asuransi bertanggung jawab dan berkewajiban memberikan uang ganti rugi terhadap risiko hilang atau rusaknya kendaraan sebagai objek pembiayaan
konsumen dan ikut terlibat langsung dalam perjanjian pembiayaan konsumen. Semua ketentuan mengenai perjanjian dan perikatan yang berlaku dalam hukum
perjanjian hendaknya dijadikan pedoman dalam pengaturan pelaksanaan perjanjian pembiayaan. Dalam praktiknya harus dilaksanakan sesuai dengan
Undang-Undang kebiasaan dan kepatutan seperti yang diatur dalam Pasal 1338 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
57
57
Ibid., hlm. 82.
BAB IV TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERANAN ASURANSI PT ASURANSI