Pemerintah telah menetapkan AKG besi untuk wanita usia 19-49 tahun sebesar 26 mg per hari dan untuk wanita hamil mendapat tambahan sebesar 9
mg per hari pada trimester 2 dan 13 mg per hari pada trimester 3
.
Defisiensi zat besi yang terjadi dikarenakan kurangnya asupan bioavaibilitas zat besi
mengakibatkan anemia dan berkaitan dengan kematian ibu. Defisiensi zat besi juga diketahui dapat mempengaruhi status imun Ladipo 2000. Menurut Picciano
dan Mc Guire 2008 IOM telah menetapkan batas aman upper level untuk zat besi yaitu sebesar 45 mg per hari dari semua sumber. Hal ini dikarenakan
dampak negatif dari toksisitas zat besi.
Seng
Berdasarkan hasil kajian, semua produk sesuai dengan nilai standar yang dipersyaratkan yaitu sebanyak 30 100 produk. Profil kandungan seng produk
ditampilkan pada Gambar 10c. Menurut Picciano dan Mc Guire 2008 suplementasi seng sebaiknya tidak melebihi nilai batas aman upper level yaitu
40 mg per hari. Besi dapat menekan plasma seng pada wanita hamil, oleh karenanya suplementasi seng sekitar 15 mg direkomendasikan jika suplementasi
besi di atas 30 mg. Sedikit data terkait dengan defisiensi seng selama kehamilan. Rendahnya
konsentrasi plasma seng selama kehamilan diakibatkan rendahnya bioavaibilitas seng dari makanan atau tingginya jumlah tembaga dan zat besi dalam makanan
yang menjadi kompetitor dalam penyerapan seng, selain itu defisiensi seng mengakibatkan aborsi, congenital abnormal, kelahiran prematur, intrauterine
growth retardation dan preeklampsia Ladipo 2000.
2. Minuman Khusus Ibu Menyusui
Hasil kajian menunjukkan bahwa produk minuman khusus ibu menyusui yang memenuhi standar untuk persyaratan keseluruhan zat gizi yang wajib
terdapat dalam produk maupun zat gizi yang dapat ditambahkan secara sukarela sebanyak 9 41 produk dan 13 59 produk tidak sesuai standar. Apabila
analisis dilakukan untuk standar kandungan zat gizi wajib, sebanyak 9 41 produk minuman khusus ibu menyusui sesuai dengan standar. Hasil kajian
selengkapnya terkait dengan jumlah zat gizi dalam produk minuman khusus ibu menyusui ditunjukkan pada Lampiran 3.
Berdasarkan gambar 11 diketahui bahwa persentase produk minuman khusus ibu menyusui yang tidak sesuai standar kandungan gizi meliputi protein
9, vitamin A 45, vitamin B1 36, vitamin B2 36, vitamin B3 27, vitamin B6 36, vitamin B9 59, vitamin B12 41, vitamin C 45,
kalsium 50, seng 5, magnesium 5, iodium 9 dan selenium 8. Berdasarkan hasil kajian kesesuaian kandungan gizi produk dengan SNI bahwa
zat gizi yang paling banyak tidak memenuhi persyaratan adalah zat gizi mikro seperti vitamin B9 asam folat, vitamin C, vitamin A dan kalsium.
Gambar 11 Persentase pemenuhan kesesuaian kandungan gizi produk minuman khusus ibu menyusui terhadap SNI
Energi
Berdasarkan hasil kajian, semua produk sesuai dengan nilai standar yang dipersyaratkan yaitu sebanyak 22 100 produk. Profil kandungan energi
produk ditampilkan pada Gambar 12a. Asupan energi tambahan yang disarankan pada 6 bulan pertama masa menyusui adalah 500 kkal dengan
asumsi 170 kkal per hari akan dimobilisasi dari akumulasi cadangan energi pada masa kehamilan. Kebutuhan energi pada masa pemberian ASI eksklusif 780 ml
per hari lebih besar dibandingkan pada masa kehamilan.
20 40
60 80
100
Energi Total Protein
Lemak Karbohidrat
Vitamin A Vitamin B1
Vitamin B2 Vitamin B3
Vitamin B6 Vitamin B9
Vitamin B12 Vitamin C
Kalsium Besi
Seng Magnesium
Mangan Iodium
Selenium Flour
Persentase Kesesuaian
Sesuai standar Tidak sesuai standar
Gambar 12 Profil kesesuaian kandungan energi a, protein b, lemak c dan karbohidrat d produk minuman khusus ibu menyusui terhadap SNI
395 400
405 410
415 420
425 430
435
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 K
a n
d u
n g
a n
E n
e rg
i k
k a
l
Kode Produk
5 6
7 8
9 10
11 12
13 14
15
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 K
a n
d u
n g
a n
L e
ma k
g
Kode Produk
40 45
50 55
60 65
70
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 K
a n
d u
n g
a n
K a
rb o
h id
ra t
g
Kode Produk
15 17
19 21
23 25
27 29
31 33
35
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 K
a n
d u
n g
a n
P ro
te in
g
Kode Produk
a c
b d
SNI : 20-34g SNI : maks 65g
SNI : min 400kkal SNI : min 7g
Asupan tambahan energi yang disarankan setelah enam bulan pertama berkurang menjadi 400 kkal per hari karena laju produksi ASI menurun menjadi
600 ml per hari Picciano 2003.
Protein
Gambar 12b menampilkan profil kandungan protein produk. Berdasarkan hasil kajian, sebanyak 20 91 produk sesuai dengan nilai standar yang
dipersyaratkan dan sebanyak 2 9 produk tidak sesuai standar. Produk yang tidak sesuai standar dikarenakan nilai kandungan proteinnya dibawah standar
yaitu 17 g. Lemak
Berdasarkan hasil kajian, semua produk sesuai dengan nilai kandungan lemak yang dipersyaratkan dalam standar yaitu sebanyak 22 100 produk.
Profil kandungan lemak produk ditampilkan pada Gambar 12c. Ibu menyusui memerlukan lemak sebagai sumber energi dan sumber asam lemak esensial.
Komposisi asam lemak pada ASI tergantung bahan sumber lemak dalam makanan sehari-hari dan cadangan lemak pembentuk lemak. Karenanya,
memperhatikan asupan lemak pada ibu menyusui sangat penting agar komposisi optimal asam lemak pada ASI dapat dicapai.
Karbohidrat
Berdasarkan hasil kajian, semua produk sesuai dengan nilai standar yang dipersyaratkan yaitu sebanyak 22 100 produk. Profil kandungan karbohidrat
produk ditampilkan pada Gambar 12d.
Vitamin A Hasil kajian menunjukkan bahwa sebanyak 12 55 produk sesuai
dengan standar kandungan vitamin A dan sebanyak 10 45 produk tidak sesuai dengan standar. Produk yang tidak sesuai standar memiliki nilai
kandungan vitamin A melebihi persyaratan dalam standar. Profil kandungan vitamin A produk ditampilkan pada Gambar 13a. Walaupun terdapat beberapa
produk yang memiliki kandungan vitamin A yang melebihi standar akan tetapi nilainya masih dibawah nilai upper level, sebagaimana ditetapkan oleh IOM
2001 bahwa upper level vitamin A untuk ibu menyusui sebesar 3000 mcg per hari. Ketika bayi lahir, cadangan vitamin A-nya sangat kecil sehingga mereka
sangat tergantung pada asupan vitamin A. ASI merupakan sumber vitamin A yang baik dan defisiensi klinis vitamin A hampir tidak pernah terjadi pada bayi
yang diberi ASI selama satu tahun kehidupannya. Memelihara asupan vitamin A
dalam ASI mempertahankan status vitamin A bayi Allen 2005. Vitamin B1
Hasil kajian menunjukkan bahwa sebanyak 14 64 produk sesuai dengan standar kandungan vitamin B1 dan sebanyak 8 36 produk tidak
sesuai dengan standar. Produk yang tidak sesuai standar memiliki nilai kandungan vitamin B1 melebihi persyaratan dalam standar. Profil kandungan
vitamin B1 produk ditampilkan pada Gambar 13b. Peningkatan kebutuhan vitamin B1 selama masa menyusui lebih tinggi dibandingkan kehilangan vitamin
B1 pada ASI, hal ini dikarenakan kebutuhan vitamin B1 tergantung pada asupan energi yang diharapkan lebih tinggi selama masa menyusui. Asupan vitamin B1
ibu yang rendah dapat mengakibatkan rendahnya kandungan vitamin B1 pada ASI IOM 1991.
Vitamin B2
Hasil kajian menunjukkan bahwa sebanyak 14 64 produk sesuai dengan standar kandungan vitamin B2 dan sebanyak 8 36 produk tidak
sesuai dengan standar. Produk yang tidak sesuai standar memiliki nilai kandungan vitamin B2 melebihi persyaratan dalam standar. Profil kandungan
vitamin B2 produk ditampilkan pada Gambar 13c.
Selama masa menyusui kebutuhan vitamin B2 yaitu sebesar 1,6 mg per hari, lebih besar dari kebutuhan pada masa kehamilan. Miyake et al melaporkan
bahwa konsumsi vitamin B2 pada trimester ketiga kehamilan berhubungan dengan menurunnya risiko depresi setelah melahirkan. Hal tersebut diduga
karena vitamin B2 merupakan dalam regenerasi homosistein yang terlibat dalam produksi serotonin Judge Beck 2008.
Vitamin B3
Hasil kajian menunjukkan bahwa sebanyak 16 73 produk sesuai dengan standar kandungan vitamin B3 dan sebanyak 6 27 produk tidak
sesuai dengan standar. Produk yang tidak sesuai standar memiliki nilai kandungan vitamin B3 melebihi persyaratan dalam standar. Profil kandungan
vitamin B3 produk ditampilkan pada Gambar 13d.
Gambar 13 Profil kesesuaian kandungan vit.A a, vit.B1 b, vit.B2 c dan vit.B3 d produk minuman khusus ibu menyusui terhadap SNI
200 400
600 800
1000 1200
1400 1600
1800
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 K
a n
d u
n g
a n
V it
a mi
n A
mc g
Kode Produk
0,5 1
1,5 2
2,5 3
3,5
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 K
a n
d u
n g
a n
V it
a mi
n B
2 mg
Kode Produk
2 4
6 8
10 12
14 16
18 20
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 K
a n
d u
n g
a n
V it
a mi
n B
3 m
g
Kode Produk
0,5 1
1,5 2
2,5 3
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 K
a n
d u
n g
a n
V it
a mi
n B
1 mg
Kode Produk
a c
b d
SNI : 0,3-1mg SNI : 3-14mg
SNI : 300-500mcg SNI : 0,4-1,1mg
Gambar 14 Profil kesesuaian kandungan vit. B6 a, vit. B9 b, vit. B12 c dan vit. C d produk minuman khusus ibu menyusui terhadap SNI
1 2
3 4
5 6
7
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 K
a n
d u
n g
a n
V it
a mi
n B
6 mg
Kode produk
1 2
3 4
5 6
7
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 K
a n
d u
n g
a n
V it
a mi
n B
1 2
mc g
Kode Produk
40 60
80 100
120 140
160 180
200
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 K
a n
d u
n g
a n
V it
a mi
n C
mg
Kode Produk
200 400
600 800
1000 1200
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22
k a
n d
u n
g a
n V
it a
mi n
B 9
mc g
Kode Produk
a c
b d
SNI : 100-400mcg SNI : 45-75mg
SNI : 0,4-2,4mcg SNI : 0,5-1,3mg
Vitamin B6
Hasil kajian menunjukkan bahwa sebanyak 14 64 produk sesuai dengan standar kandungan vitamin B6 dan sebanyak 8 36 produk tidak
sesuai dengan standar. Produk yang tidak sesuai standar memiliki nilai kandungan vitamin B6 melebihi persyaratan. Profil kandungan vitamin B6 produk
ditampilkan pada Gambar 14a. Kandungan vitamin B6 pada ASI sangat dipengaruhi oleh asupan makanan. Kandungan ASI wanita yang disuplementasi
dengan 2,5 mg per hari vitamin B6 bernilai dua kali lebih tinggi dibandingkan wanita yang tidak disuplementasi. Asupan vitamin B6 yang rendah selama
menyusui dapat berakibat buruk terhadap bayi dan ibunya IOM 1991. Vitamin B9 asam folat
Hasil kajian menunjukkan bahwa sebanyak 9 41 produk sesuai dengan standar kandungan vitamin B9 dan sebanyak 13 59 produk tidak
sesuai dengan standar. Produk yang tidak sesuai standar memiliki nilai kandungan vitamin B9 melebihi persyaratan dalam standar. Profil kandungan
vitamin B9 produk ditampilkan pada Gambar 14b. IOM 1998 menetapkan upper level sebesar 1000 mcg untuk vitamin B9 yang berasal dari suplemen makanan
danatau makanan yang difortifikasi dengan vitamin B9.
Vitamin B12
Hasil kajian menunjukkan bahwa sebanyak 12 59 produk sesuai dengan standar kandungan vitamin B12 dan sebanyak 10 41 produk tidak
sesuai dengan standar. Produk yang tidak sesuai standar memiliki nilai kandungan vitamin B12 melebihi persyaratan dalam standar. IOM 1998
menyatakan bahwa tidak ada efek yang merugikan terkait dengan konsumsi vitamin B12 baik dari pangan maupun suplemen. Hal ini tidak berarti bahwa tidak
ada kemungkinan efek yang merugikan akibat konsumsi vitamin B12 yang tinggi. Profil kandungan vitamin B12 produk ditampilkan pada Gambar 14c.
Vitamin C Hasil kajian menunjukkan bahwa sebanyak 10 55 produk sesuai
dengan standar kandungan vitamin C dan sebanyak 12 45 produk tidak sesuai dengan standar. Produk yang tidak sesuai standar memiliki nilai
kandungan vitamin C melebihi standar sebanyak 10 produk sedangkan sebanyak 2 produk memiliki kandungan vitamin C di bawah nilai standar. IOM 2000
menetapkan upper level vitamin C sebesar 2000 mg. Walaupun masih terdapat 10 produk yang memiliki kandungan vitamin C melebihi nilai kandungan vitamin
C standar, tetapi masih di bawah nilai upper level. Profil kandungan vitamin C produk ditampilkan pada Gambar 14d.
Kalsium
Hasil kajian menunjukkan bahwa sebanyak 11 50 produk sesuai dengan standar kandungan kalsium dan sebanyak 11 50 produk tidak sesuai
dengan standar. Produk yang tidak sesuai standar memiliki nilai kandungan kalsium melebihi persyaratan dalam standar. Profil kandungan kalsium produk
ditampilkan pada Gambar 15a. Menurut IOM 1991 kebutuhan kalsium untuk ibu menyusui perlu menjadi
perhatian mengingat banyak ibu menyusui yang kesulitan mengonsumsi kalsium sesuai dengan kebutuhan yang disarankan yaitu 1200 mg per hari, khususnya
jika produk susu tidak menjadi bagian dari makanannya. Asupan kalsium yang rendah tidak akan mempengaruhi konsentrasi kalsium pada ASI, tetapi
berpengaruh terhadap densitas tulang ibu untuk jangka waktu lama, khususnya jika masa menyusuinya cukup lama walaupun hal ini tidak pasti. Terdapat
beberapa bukti berdasarkan studi hewan bahwa penyerapan kalsium meningkat selama masa menyusui. Walaupun status kalsium hanya salah satu dari banyak
faktor pada etiologi osteoporosis, disarankan kepada ibu menyusui untuk
mengonsumsi pangan sumber kalsium.
Besi Berdasarkan hasil kajian, semua produk sesuai dengan nilai standar
kandungan besi yang dipersyaratkan yaitu sebanyak 22 100 produk. IOM 2001. Profil kandungan besi produk ditampilkan pada Gambar 15b.
Seng Hasil kajian menunjukkan bahwa sebanyak 21 95 produk sesuai
dengan standar kandungan seng dan sebanyak 1 5 produk tidak sesuai dengan standar. Produk yang tidak sesuai standar memiliki nilai kandungan seng
di bawah nilai yang dipersyaratkan dalam standar. Profil kandungan seng produk ditampilkan pada Gambar 15c.
Gambar 15 Profil kesesuaian kandungan kalsium a, besi b dan seng c produk minuman khusus ibu menyusui terhadap SNI
200 400
600 800
1000 1200
1400 1600
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 K
a n
d u
n g
a n
K a
ls iu
m mg
Kode Produk
5 10
15 20
25 30
35 40
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 K
a n
d u
n g
a n
B e
si mg
Kode Produk
2 3
4 5
6 7
8 9
10 11
12 13
14 15
16 17
18
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 K
a n
d u
n g
a n
S e
n g
mg
Kode Produk
a b
c
SNI : min 6mg
SNI : min 4,6mg SNI : 150-800mg
Peningkatan kebutuhan seng selama kehamilan sebesar 4 sampai 13 kali lebih tinggi dari perkiraan seng yang disekresi pada ASI. Rendahnya asupan
seng tidak menggambarkan rendahnya konsentrasi seng pada ASI dan tidak ada risiko kesehatan yang terkait dengan asupan seng yang lebih rendah dari
kebutuhan yang disarankan IOM 1991.
3. Minuman Khusus Ibu Hamil dan Ibu Menyusui