Persepsi Konsumen TINJAUAN PUSTAKA

bagi Asia Tenggara melalui regional workshop. Regional workshop menyepakati tentang definisi, kegunaan, cakupan zat gizi, pengelompokan umur, penetapan ukuran tubuh dan basis perhitungan AKG. AKG digunakan untuk penilaian konsumsi pangan dan gizi penduduk; untuk penilaian risiko ketidakcukupan pangan; basis perencanaan menu, suplementasi dan pendidikan gizi; basis label dan pengembangan produk pangan serta regulasi pangan; dan penilaian dan perencanaan penyediaan dan produksi pangan Muhilal Hardinsyah 2004.

D. Persepsi Konsumen

Menurut UU Perlindungan Konsumen No. 8 Tahun 1999, konsumen didefinisikan sebagai setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik digunakan untuk kepentingan sendiri, keluarga, orang lain dan tidak untuk diperdagangkan. Konsumen memliki hak penuh dalam menentukan produk yang akan dikonsumsinya. Namun keputusan konsumen ini tentunya akan dipengaruhi oleh pihak pemasar atau pihak-pihak yang memiliki kepentingan khusus terhadap konsumen tersebut. Keputusan pembelian dapat dipengaruhi oleh persepsi konsumen dan oleh karena itu pihak pemasar harus dapat memahami persepsi konsumen terhadap produk. Perbedaan dalam persepsi akan mempengaruhi perilaku konsumen dalam memilih atau membeli produk karena konsumen akan membeli barang sesuai dengan persepsinya. Pemahaman terhadap persepsi konsumen sangat bermanfaat bagi pemasar karena persepsi konsumen dapat dijadikan dasar dalam melakukan market segmentation. Selain persepsi konsumen, dalam merancang strategi pemasaran, perusahaan juga harus mempelajari keinginan, sikap dan perilaku konsumen. Perusahaan-perusahaan sudah tentu berkeinginan untuk menimbulkan perubahan-perubahan dalam perilaku konsumen yang menyebabkan semakin membaiknya persepsi konsumen terhadap merek-merek tertentu yang dimiliki oleh perusahaan tersebut Engel et al. 1994. Menurut Mowen dan Minor 2002, persepsi diartikan sebagai proses pemaparan individu untuk menerima, memperhatikan serta memahami informasi. Sedangkan, menurut Kotler 2001, persepsi merupakan proses yang digunakan oleh individu untuk memilih, mengorganisasikan dan menginterpretasikan informasi untuk memaknai sesuatu. Mowen dan Minor 2002, mengemukakan bahwa persepsi akan memiliki hubungan timbal balik terhadap pemrosesan informasi. Tingkat keterlibatan, memori, persepsi akan mempengaruhi pemrosesan informasi. Sebaliknya, persepsi pun timbul sebagai hasil dari pemrosesan informasi yaitu melalui interpretasi dan pemaknaan rangsangan. Tahapan persepsi merupakan suatu rangkaian proses yang dapat dilihat pada Gambar 2. Pada tahap pemaparan stimulus, konsumen menerima informasi melalui panca inderanya dan pada tahap perhatian konsumen akan mengalokasikan kapasitas pemrosesan menjadi rangsangan. Pada tahap pemahaman, konsumen akan menyusun dan menerjemahkan informasi untuk memberikan arti terhadap informasi tersebut. Tahap keempat dari pengolahan informasi adalah penerimaan. Setelah konsumen melihat stimulus, memperhatikan, dan memahami stimulus tersebut maka sampailah kepada suatu kesimpulan mengenai stimulus atau objek tersebut. Inilah yang disebut sebagai persepsi konsumen terhadap objek tersebut. Persepsi konsumen tersebut merupakan output dari penerimaan konsumen terhadap stimulus. Pengolahan informasi memiliki lima tahap yang terdiri atas tahapan-tahapan Gambar 2 Proses terbentuknya persepsi Mowen dan Minor 2002 Pemaparan Perhatian Pemahaman Penerimaan

III. BAHAN DAN METODE