BAGAIMANA MEMULAI KRITIK SASTRA? LANGKAH-LANGKAH PENDAHULUAN

B. Beberapa Asumsi dan Pokok Gagasan Strukturalisme Perumusan ini lebih ditekankan kepada perumusan yang menunjuk pada strukturalisme yang berkembang atas dasar linguistic Saussure. Adapun sejumlah asumsi dan pokok gagasan terpenting dalam strukturalisme Saussurean itu dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Strukturalisme pada hakikatnya mengasumsikan bahwa dunia natural maupun cultural selalu hadir di hadapan manusia sebagai satu bangunan makna-makna. 2. Di dalam strukturalisme ada asumsi bahwa pelbagai aktivitas social berikut hasil-hasilnya, misalnya olah seni, system kekerabatan dan perkawinan, pola tempat tinggal dan aktivitas lain dapat dipahami sebagaimana kita memahami bahasa Ahimsa-Putra, 2001:67 3. Mengacu pada konsep langue dan parole dalam linguistic Saussure, maka bentuk aktivitas social-budaya yang lain pun menunjukkan adanya dua tataran seperti itu. Dengan demikian, di sini para strukturalis memahami akan adanya sebuah struktur dalam deep structure yang sejajar dengan laingue, dan struktur permukaan surface structure yang sejajar dengan parole dalam setiap aktivitas social budaya manusia dan hasil-hasilnya. 4. Mengikuti saran Saussure tentang pendekatan sinkronis bentuk bahasa, maka fenomena social- budaya yang lain pun dapat dipahami dan dijelaskan baik melalui pendekatan sinkronis. 5. Relasi-relasi antarunsur yang berada dalam sebuah struktur merupakan penghadir dan penentu makna. BAB 4 BAGAIMANA MEMULAI KRITIK SASTRA? A. Garis besar Menafsir Karya Sastra Masih dengan linguistik Saussure, sebuah kritik sastra struktural akan menemukan fonasi teoritik yang kuat untuk menisbahkan diri pada aliran struktualisme. Ada beberapa langkah dalam melakukan kritik sastra struktualisme. 1 Memebaca karya sastra secara cermat. 2 Mencatat dan mengakumulasikan semua kesan-kesan yang muncul dallam pembacaan. 3 Mengidentifikasikan dan menggolonhkan kesan-kesan itu menurut kecenderungan kesesuaian dengan unsur-unsur narasi tertentu. 4 Mencari dan menemukan sekuruh isyarat-isyarat, tanda-tanda tektual yang menunjukan relasi perbedaan dan pertentangan dalam teks yang biasa disebut sebagai pasangan oposisi biner. 5 Mencari kemiripan nalar homologi di anatra pasangan-pasangan oposisi biner tersebut. 6 Mencari arah, hierarki, dan mengorganisasian yang ada dalam pasangan-pasangan oposis biner untuk kemudian disarikan ke dalam sebuah pasangan oposisi biner. 7 Menarik dan merumuskan makna oposisi biner. 8 Menyoroti dan menjelaskan kasus-kasus yang ada dalam unsur-unsur narasi dengan berdasarkan nalar yang terdpat dalam oposisi biner. Dengan demikian, kritik sastra ini tidak boleh bersifat deduktif.

Bab 5 LANGKAH-LANGKAH PENDAHULUAN

A. Membaca dengan Cermat Membaca dengan cermat adalah langkah yg cukup mudah . sebagai seorang yang menerapkan teori struktural, peka dan cermatlah untuk hal-hal yang bersangkut paut dengan asumsi struktural yang terdapat dalam karya sastra. B. Mencatat Kesan-kesan Pembacaan Seorang peneliti seharusnya mempunyai energi besar untuk mengeksplorasi masalah. Harus peka terhadap masalah-masalah diluar karya sastra itu sendiri terutama dari pembaca. Agar memudahan langkah kerja berikutnya sebaiknya dicatat dan dipisahkan secara sub-sub. Lalu sebgai pengkaji sastra berarti harus menyajikan karyanya sessuai dengan kaidah-kaidah yang ada. C. Mengklasifikasikan kesan-kesan pembacaan Setelah menginventarisasikan seian banyak kesan dalam pembacaan sebuah karya sastra, selanjutnya harus mengidentifikasikan dan mengklasifikasikan setiap kesan menurut kedekatannya pada unsur-unsr narasi tersebut. Dengan pengelomokan seperti itu maka bisa membandingkan unsur-unsur manakah yang menampilkan kesan yang paling menonjol, kuat, dan menantang atau menimbulkan rasa keingintahuan dalam penelitian. Dari sinilah peneliti dapat enentukan mana yg menjadi fokus penelitian.

Bab 6 LANGKAH-LANGKAH PENAFSIRAN